Monday, December 29, 2014

Menabur dalam kekurangan



Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” (Markus 12:44)

Banyak cara kita dalam memberi persembahan, entah persembahan dalam Gereja ataupun di luar sana. Namun seperti dalam kitab Markus 12 tentang persembahan janda miskin, dia bahkan rela memberi seluruh nafkahnya. Mengapa Tuhan mengatakan kalau itu menjadi yang terbesar?
http://intisari-online.com/read/pohon-baik-tak-berbuah-buruk

Orang-orang kaya dalam ukuran mereka yang berkelimpahan memang memberi dengan jumlah yang banyak, tetapi pastinya ketika dibandingkan dengan seberapa banyak yang mereka hasilnya, persembahan mereka hanyalah segelintir dari kelimpahannya. Sementara janda miskin yang hanya memiliki dua peser malah mempersembahkan semuanya meskipun apabila dibandingkan dengan persembahan orang lain, dialah yang paling sedikit. Namun dalam ukuran berkekurangannya, dia telah rela kehilangan makanannya saat itu.

Tuesday, December 23, 2014

Terlalu sibuk



Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? Demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. (Hagai 1:9)

Bait suci kediaman Tuhan, Allah kita tidak hanya berupa apa yang tampak, tetapi juga berupa yang tidak tampak. 
http://galaucerdas.com/galau/pacarku-cuek-karena-sibuk/


Tidak perlu jauh-jauh sampai Bait Suci di Yerusalem, janji iman untuk pembangunan Gereja saja tidak mudah diperoleh karena sebagian sifat ego manusia yang membatasinya menabur. Sementara sebagian orang mampu mendanai rumahnya untuk bermegah, masih ada tempat-tempat ibadah yang kurang layak di pelosok negeri. Sesungguhnya, benar apa yang difirmankan Tuhan bahwa orang berlimpah akan lebih sulit dari seekor unta masuk melalui lubang jarum. Sebab sebagian dari mereka lebih bermegah dalam keluarganya sendiri dibandingkan penaburan di luar “rumahnya”.

Wednesday, December 17, 2014

Jangan bersembunyi



Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. (Yunus 1:17)

Melawan perintah Tuhan? Seperti apa yang terjadi pada Yunus ketika Tuhan memerintahkan kepada Yunus untuk membawa kabar ke Niniwe namun oleh rasa takutnya, Yunus malah melarikan diri. Namun apa yang diperoleh oleh Yunus, dia mungkin bisa melarikan diri dari sebuah tempat di dunia, namun dia tidak dapat bersembunyi daripada Tuhan, Allah.
 
link
Pada saat dia hendak melarikan diri ke Tarsis, di kapalnya mereka harus menghadapi badai yang dapat menenggelamkan mereka. Bahkan Yunus dilemparkan ke laut untuk meredakan mura-Nya. Setelah itu, Yunus ditelan ikan selama tiga hari tiga malam. Pada akhirnya Yunus pun harus melaksanakan apa yang sudah difirmankan oleh Tuhan, Allah-Nya.

Tuesday, December 16, 2014

Beri pipi kiri



Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (Matius 5:39)
http://www.beliefnet.com/columnists/depressionhelp/2014/09/daily-positive-thought-forgive-yourself.html


Dulu saya sendiri menertawai ayat satu ini yang sering dijadikan bahan bercandaan oleh penganut doktrin orang yang percaya kepada Kristus. Saat itu, saya masihlah orang fasik yang bahkan tidak pernah membuka alkitab walaupun saya bersekolah selama dua belas tahun dan selalu belajar tentang Kristus (tidak pernah ada pelajaran membuka alkitab, hanya buku agama)

Namun saat aku berkeinginan menyelesaikan alkitab, saya menemukan ayat ini. Saat ini, saya merasakan begitu dalam dan begitu luas makna ayat ini. 

Monday, December 15, 2014

[Short Fiction Story] Janji Sinterklas



“Mama!” jeritmu ketika langkah Mama semakin menjauh sementara tangan kokoh Papa memaksamu untuk tetap berada di sampingnya. Lonceng gereja maupun kidung natal tidak memeriahkan malammu. Kamu menangis tersedu-sedu meskipun bayangan Mamamu telah hilang ditelan kegelapan. Bahkan Papamu tidak peduli ketika kamu tidak juga ingin beranjak dari depan pagar.
 “Ma ... ma,” mulutmu tak berhenti bergumam dan matamu tak juga berhenti memandang di kegelapan malam. Malam sudah mulai membuatmu mengigil, namun tidak membuatmu enggan melangkah sedikit pun untuk menghangatkan diri di dalam rumah berdua bersama Papa.

Penyamun hati



Dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” (Matius 21:13)

Matius 21:12-17 menceritakan penyuciaan Bait Allah, di sana Tuhan Yesus membalikkan meja-meja penukar uang dan pedagang burung. Di Rumah-Nya yang suci, orang-orang mencari untung dengan menggelar dagang padahal Bait Allah dipergunakan untuk memuliakan Tuhan, bukan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.

Saturday, December 13, 2014

Pasir dalam genggaman



Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (Matius 25:45)

Bagaimana bisa kita memberi makan untuk Raja Mulia, Lord Jesus?

Tuhan Yesus menjawab dengan sangat jelas setiap apa yang mungkin kita pertanyakan kepada-Nya ketika orang-orang bertanya, bagaimanakah orang-orang benar yang memberi makan untuk Raja Mulia (ay 35-36)?

Datang dan kembali daripada-Nya



Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. (Ulangan 8:17)

Waktu-waktu sekarang, di mana orang-orang terus memeringatkan bahwa akhir zaman sudah begitu dekat. Muncul juga sifat-sifat egoisme yang membuat sebagian orang menganggap apa yang diperoleh saat ini merupakan kerja keras yang telah dia lakukan bertahun-tahun. Namun patut diingat, apabila semuanya tidak Tuhan ijinkan terjadi, maka sekeras apapun berusaha semuanya hanya akan sia-sia saja.
link di sini

Saya pernah bertemu dengan orang, “ndak perlu doa-doa buat jadi kaya, kalo nggak berusaha juga percuma” sambil mencibir bahwa doa seakan-akan usaha menjaring angin. Menurut saya itu SALAH BESAR. Memang doa tanpa usaha itu juga percuma karena Tuhan tidak pernah mengajarkan kita untuk berdiam diri dan hanya menunggu secara ajaib ‘hujan kelimpahan’ dalam hidup kita. Namun tentu saja tidak ada kelimpahan tanpa kesetiaan kita kepada Tuhan. Kalaupun orang-orang seperti itu hidup berkelimpahan dalam dunia, sesungguhnya dia hanya mendapat satu dari dua kelimpahan itu sendiri. Serta ada harga ‘mahal’ yang harus dia bayar. Semuanya bukan berasal dari kuasa Tuhan.

Friday, December 12, 2014

Apa yang kelihatan



Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil. (Yohanes 7:24)

“Ah, buah di sana lebih bagus, itu langsung dari kebunnya,” kata Budi membandingkannya ketika mereka berbelanja ke pasar bersama Laras.

http://lukas-trys.blogspot.com/2012/10/penghakiman-yang-menjatuhkan.html
“Ini juga dari kebun kok,” balas Laras yang sudah melihat langsung supplier buah yang sama dengan toko buah yang dibilang oleh Budi.

“Nggak mungkin, ini kan toko baru. Nggak mungkin sama dengan yang di sana. Itu udah lama banget loh!” Budi tidak senang kalau toko buah yang baru ini diperbandingkan dengan toko buah tempat dia berlangganan. Dia memang setia, tidak pernah sekalipun dia pergi meskipun ada promo buah besar-besaran beberapa waktu lalu. “Lihat harganya murah, pasti busuk. Nampak saja kagak, dari harganya sudah tahu kualitasnya. Kamu jangan mau, entar rusak kesehatan!”

Thursday, December 11, 2014

Bagi saya SALIB itu...



“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Matius 22:37,39)

Firman Tuhan hanya dua hukum utama dalam kitab taurat yang dapat dibaca dan direnungkan dalam Matius 22:34-40. Firman Tuhan yang sangat singkat tetapi mampu mencakup dua hal terpenting dan menjadi dasar kasih dan hukum taurat yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.
http://pixabay.com/en/cross-religion-crucified-church-161021/

Wednesday, December 10, 2014

Sahabat Sejati



Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Amsal 17:17)
http://www.99hdwallpaper.com/friendship/picture-of-friendship-love.html

Pernah punya sahabat? Ya ya ya, sebagian dari kita mungkin memperoleh pengalaman berteman yang buruk sehingga terkadang kita selalu berpikir seorang sahabat itu mustahil ada di dunia. 

Salah, seorang sahabat ada di dunia tergantung kita jeli melihat di mana sahabat kita dan menerima segala kekurangan serta kelemahannya. Kebanyakan orang tidak memiliki sahabat karena sedikit saja perselisihan, mereka sudah menjadi musuh. Atau kecenderungan orang lain yang sulit menerima kekurangan atau kelemahan orang lain, mereka memilih untuk menjauh, bukannya menegur.

Tuesday, December 9, 2014

Saya ragu, saya tidak mengalami



Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Hal itu akan terjadi. (Matius 21:21)
http://johnkrohn.blogspot.com/2013/07/when-there-is-no-miracle.html

Mengapa mujizat kesembuhan tidak diterima oleh setiap orang meskipun mereka sudah berusaha bergantung kepada Tuhan? Percaya kepada Tuhan saja tidak cukup dengan kata-kata dalam doa saja, tetapi butuh perbuatan untuk membuktikan perkataan iman kita.

Dalam iman kita kepada-Nya hendaknya kita tidak memelihara keraguan yang hanya akan menghambat mujizat bahkan menjatuhkan iman kita. Pengalaman pribadi saya ketika sedang berusaha meminta belas kasihan Tuhan, saya tidak percaya pribadi seperti saya boleh dan layak menerima mujizat Tuhan. Hal itu berdampak pada kejatuh-bangkit-jatuh iman saya yang terjadi sepanjang masa kelemahan saya.

Monday, December 8, 2014

Berhutang maaf



Maka Bapa-Mu yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hati.” (Matius 18:35)
forum.kompas.com

Sebelum merenungi ayat 35, mari membaca ayat 21-34 tentang perumpamaan tentang pengampunan. Layaknya seorang raja yang memberi pengampunan kepada hambanya dengan sepuluh ribu talenta, namun hamba itu tidak memberi pengampunan kepada sesamanya yang hanya berhutang kepadanya seratus dinar.

Saturday, December 6, 2014

Tutup mulut



Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. (Matius 15:19)

Perumpamaan yang dikatakan oleh Tuhan Yesus mengenai apa yang keluar dari mulut lebih najis dibandingkan dengan apa yang masuk ke dalam mulut (ay. 11) karena setiap apa yang keluar dari mulut itu berasal dari hati (ay. 18).
http://rikery.blogspot.com/2013/06/silent_25.html


Bukan dari kepandaian memadukan pakaian, berdandan, bahkan makanan-makanan sehat yang mereka makan mengartikan mereka mampu menjaga apa yang keluar dari mulut mereka. Terkadang apa yang kelihatan baik belum tentu benar. Sebab mengapa? Terkadang ada orang-orang yang kelihatan begitu rohani, begitu terlihat berbuat banyak kebenaran, namun di beberapa waktu mereka melukai hati orang lain atas perkataan-perkataan yang keluar dari mulutnya.

Friday, December 5, 2014

Perubahan si Pendiam



Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” (Markus 6:4)
http://upize.blogspot.com/2014/03/cerita-42-pendiam-vs-banyak-bicara.html

Apabila ada yang bertanya, “mengapa tidak ada mujizat yang terjadi di Nazaret?” atau “mengapa Yesus tidak mengadakan mujizat di tempat-Nya dibesarkan?”

Mari melihat pada Markus pasal ke 6, ayat 1-5 yang menjelaskan bahwa orang-orang Nazaret mengenal Yesus sebagai anak Yusuf dan Maria, memiliki beberapa adik-adik. Di sana, tidak ada yang percaya kalau Yesus adalah utusan-Nya untuk menyembuhkan orang yang ‘sakit’ dan untuk menolong manusia yang berdosa. Ketidakpercayaan mereka, menjauhkan orang-orang Nazaret dari mujizat, Tuhan Yesus tidak dapat mengadakan mujizat karena Dia tidak menemukan iman daripada mereka.

Wednesday, December 3, 2014

Perut yang lapar



Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, Firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. (Maleakhi 3:10)
http://www.bacadulu.net/2014/10/10-jenis-rasa-lapar-dan-cara.html


Pernah nggak muncul dalam benak kita, “ah, sayang sekali nyumbangin ke Gereja persenan pendapatan, lumayan gede.” Saya rasa, sebagian besar orang yang belum melakukan persepuluhan itu akan berpikiran begitu. Atau “Gereja udah kaya.” Yah, mari kita tidak sembunyi-menyembunyikan pikiran kita yang seperti itu. Padahal jelas-jelas Tuhan sudah berfirman seperti Maleakhi 3:10.

Rumah kediaman Tuhan itu seperti rumah untuk kita sebab setiap orang percaya yang dibaptis dalam nama Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus sudah merupakan anak-Nya. Memberikan persepuluhan seperti kita mengembalikan berkat yang telah diberikan oleh Tuhan. Kita hanya mengembalikan setiap berkat dan kebutuhan yang kita dapatkan dari Tuhan. Sebab, bagi setiap orang percaya setiap berkat yang datang merupakan kebutuhan yang dicukupkan Tuhan bagi kita semua.
Ilustrasi itu seperti seorang anak yang telah bekerja dan mampu menghasilkan uang, anak itu mengembalikan jasa-jasa orang tuanya dengan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dan oleh karena pemenuhan kebutuhan, sebagai seorang anak kita tidak hanya memberi makan satu mulut kita saja, tetapi bisa memberi makan banyak mulut seperti orang tua dan adik-kakak kita. Kita memberkati banyak perut yang lapar sehingga mendatangkan syukur yang lebih banyak lagi.

Kembali ke rumah Tuhan, persembahan persepuluhan itu untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan pemenuhan ‘perut lapar’ mereka dan kemuliaan kerajaan Allah. Bukankah semua ini sudah jelas sejak permulaan?

Tuhan pun berjanji untuk diuji dengan persepuluhan yang dikembalikan ke dalam rumah-Nya. Tuhan melihat setiap kali perbuatan yang kita lakukan. Apabila kita melakukan firman-Nya dengan setia, dari sini pun Tuhan berjanji akan melimpahkan kepada kita yang setia, berkat yang berkelimpahan. Namun setiap hal yang kita lakukan haruslah dengan keikhlasan, karena semua dari kita tahu bahwa Tuhan dapat melihat ke dalam hati kita, bahkan Dia mengenal kita daripada kita sendiri. 

Sementara itu, kesekian kalinya saya sendiri melihat kelimpahan yang Tuhan tambahkan dalam kehidupan saya. Bukan kali pertama ketika saya mengembalikan apa yang menjadi milik kebutuhan rumah-Nya dan melihat berkat-Nya dicurahkan dalam hidup saya. Saat alm. Mama yang membutuhkan dana pengobatan yang besar, saat pertama kali mengembalikan, dan saat ini. Di mana bersama pimpinan Roh Kudus dalam iman dan mengembalikan berkat dengan jumlah yang lebih besar daripada seharusnya. Saya melakukannya bukan dalam waktu 1-2 bulan. Berbeda ketika dua kali terdahulu yang kelimpahan berkat-Nya dirasakan langsung, kali ini Tuhan membiarkan saya menunggu. Dan kali ini, Tuhan memenuhi berkat saya sama dengan persepuluhan yang saya kembalikan dalam rumah-Nya. Tuhan itu luar biasa, dia sama sekali tidak pernah kehilangan kepeduliannya kepada saya walaupun saya bukan termasuk orang yang memiliki rohani yang luar biasa hebatnya, atau memiliki karunia yang membanggakan. Tetapi saya hanya manusia biasa yang Tuhan selalu tolong dalam setiap kelemahan.  Tuhan MahaMengetahui harapan terdalam dalam hati saya, sehingga setelah menunggu Dia memenuhinya.

Bagaimana dengan kamu?

Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang 

Monday, December 1, 2014

Pilih-pilih kosmetik



tetapi kami akan terus melakukan segala apa yang kami ucapkan, yakni membakar korban kepada ratu sorga dan mempersembahkan korban curahan kepadanya seperti telah kami lakukan, kami sendiri dan nenek moyang kami dan raja-raja kami dan pemuka-pemuka kami di kota-kota Yehuda dan di jalan-jalan Yerusalem. Pada waktu itu kami mempunyai cukup makanan; kami merasa bahagia dan tidak mengalami penderitaan. (Yeremia 44:17)

Seringkali di dalam hidup kita tidak mudah puas dengan apa yang sudah kita miliki. Girls, seperti cewek yang sudah memakai kosmetik jenis A bertahun-tahun dan sudah cocok. Namun ketika melihat teman kita memiliki wajah mulus dengan kosmetik jenis B, kita pun buru-buru menggantinya. Padahal kita tidak tahu dengan jelas efek yang akan berdampak dengan kulit kita.

Saturday, November 29, 2014

Kesalahan yang terlupa



http://www.thecrowdvoice.com/post/renungan-belajar-dari-sebuah-kesalahan-4419286.html
Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! – dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku menuntut pertanggung jawab atas nyawanya dari padamu. (Yehezkiel 33:8)

Ada sebuah kisah tentang seorang wanita yang telah menikah lebih dari lima tahun tetapi belum memperoleh keturunan bagi suaminya. Tanpa benar-benar disadarinya, terdahulu dia pernah mendendam kepada temannya dan sempat terlontar, “sukurin keguguran” ketika temannya itu keguguran.

Friday, November 28, 2014

Berpaling pada Tuhan



Ayat bacaan (Hakim-hakim 10:10-16)
Dan mereka menjauhkan para allah asing dari tengah-tengah mereka, lalu mereka beribadah kepada TUHAN, maka TUHAN tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran mereka. (Hakim-hakim 10:16)
http://guamaria-kaliori.com/berita-tuhan-memanggilku.html

Bangsa Israel tidak percaya sepenuhnya kepada Tuhan Allah mereka yang memilih mereka dari sejak permulaan. Mereka malah berpaling daripada Tuhan kemudian menyembah dewa-dewa asing meskipun mereka telah diselamatkan dan melihat mujizat Tuhan berkali-kali.

Allah Bapa tidak pernah meninggalkan mereka sekali pun mereka tidak pernah setia. Penyembahan terhadap dewa asing dengan maksud memperoleh nikmat duniawi itu suatu kali membawa mereka pada kesukaran.

Wednesday, November 26, 2014

Berdoa saja



Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; (Yeremia 29:12)
http://imgarcade.com/1/berdoa-kristen/

“Berdoa saja.” Itu dua kata yang paling tepat ketika seseorang sedang dilanda masalah. Seperti kisah yang dialami seorang gadis di mana orang tuanya menentang pernikahannya dengan alasan yang tidak bisa ditawar lagi. Dia mulai menangis ketika bercerita bahwa orang tuanya memperlakukan dia tidak selayaknya seorang anak, bahkan untuk menikah saja dia dihalang-halangi sementara saudara lainnya diperbolehkan. Dia memendam semua itu sendirian tanpa berani menentang orang tuanya.

Tuesday, November 25, 2014

Keuntungan yang haram



Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram. (Yehezkiel 33:31)

Banyaknya nubuatan tentang penghianatan umat-Nya bersama dengan tanda-tanda yang diberikan membuat semua dari kita patut untuk mengoreksi diri. Apakah selama ini, kita sudah menunjukkan cinta kasih kepada sesama dan masih mengejar keuntungan-keuntungan daging?

Friday, November 21, 2014

Kenapa harus malu?



Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. (Ulangan 5:16)

Seorang cowok tidak mau ngaku waktu ditanya teman ceweknya kalau Papanya berjualan kue. Kenapa? Karena dia malu dengan pekerjaan Papanya. Apalagi cowok itu berteman di lingkungan bonafit dengan Papa teman-temannya yang adalah pemilik perusahaan. Girls, sebenarnya mengapa kita harus malu dengan kehidupan nyata kita yang sebenarnya? 
Picture by http://www.law.harvard.edu/students/dean/parents.php

Thursday, November 20, 2014

[PhotoWords] Hanya berharap

Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!  (Mazmur 31:24)

Mentari selalu terbit di pagi hari namun pelangi jarang muncul bersama fajar. 

Harapan itu seperti seseorang yang setiap hari berdiri menghadap langit. Setiap hari dia hanya memandang mentari datanag menyapa dan kemudian semuanya menjadi semu dan membosankan.
Saat itu, timbul harapan untuk sesuatu yang berbeda, dia tidak tahu itu apa. Dia juga tidak mengerti bagaimana membuat rona langit fajar menjadi berbeda.

Namun dia tetap berharap, dia menanti, terus menunggu. Dia tahu langit terlalu jauh untuk dia jangkau, hal mustahil yang tidak dapat dia lakukan itu memberi rona yang berbeda pada langit.
Namun kemudian ketika dia mulai menaruh pengharapan, tentu dia berharap keajaiban datang dan keajaiban itu hanya dari pencipta langit.

Dia menanti dengan menggantungkan harapan Pencipta akan memberi rona berbeda di langit fajar.
Dan suatu kali, pelangi yang jarang bersua dengan fajar pun menjalin warnanya yang terlihat indah dan tentu saja...

Berbeda.

Tuhan Yesus memberkati
----
Lily Zhang

Berkuasa atas pikiran



Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah. (Matius 26:41)

Girls, pernah nggak mengalami godaan saat kita mau melakukan sesuatu yang benar? Nah, contoh nyata saja waktu hari minggu kita harusnya ke Gereja tetapi karena malas bangun, kita malah nggak ke Gereja sama sekali.
http://al.bsharah.com/cutting-the-cord-pulling-the-plug-i-cancelled-my-cable/

Tuesday, November 18, 2014

Sama seperti iblis

Yesus berkata kepadanya, “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu.” (Matius 4:7)
http://www.pendidikankarakter.com/6-ciri-karakter-anak-bermasalah/
Dulu, saya sering sekali bandel tidak mau minum obat ketika sakit. Itu terjadi berulang-ulang sampai ketika saya dimateraikan dalam permandian dan menjadi anak-Nya. Saya selalu merasa semua akan baik-baik saja tanpa perlu minum obat. Suatu hari, sahabat saya berkata, “minum obatlah, jangan mencobai Tuhan Allahmu.”

Thursday, September 25, 2014

Terlihat menakutkan si "Pertama"

Kesempatan pertama selalu paling sulit. Saya masih ingat perasaan yang saya alami pertama kali saya mengangkat tangan dalam penyembahan. Saya merasa tidak percaya diri. Namun begitu melakukannya, kesempatan berikutnya jauh lebih mudah (Believe That You Can, Jentenzen Franklin hal 124 paragraf 2)
Pernah mengalaminya?
Hal yang persis sama terjadi padaku ketika pertama kali, aku bersorak kepada Tuhan. Bahkan aku mengangkat tangan tidak melewati kepala karena pengaruh satu kata "malu".
http://reskisululing.blogspot.com/2012/01/kerapuhan-langkah.html

Thursday, September 11, 2014

Memberi yang BENAR

Memberi? Secara umum bisa dibilang mengorbankan sebagian dari apa yang kita punya untuk orang yang membutuhkan. Mengapa saya menebalkan kata-kata itu? Yah, sering kali sebagian orang memberi dengan maksud benar-benar memberi dalam bentuk barang atau uang. Bahkan tidak jarang orang beranggapan dengan sering mentraktir teman, sahabat, atau saudara untuk sebuah kegiatan adalah bentuk kepuasan memberi ataupun berbagi. Apakah benar itu sudah cukup dalam arti memberi?

Menurut saya, itu hanya satu bagian kecil dari memberi. Tetapi apakah itu menghasilkan manfaat padahal mungkin saja orang tersebut lebih dari mampu membeli makanan atau barang tersebut? Yah, walaupun itu tidak dilarang dan tidak salah sama sekali.

Oke, mungkin saya berbeda sendiri dalam pandangan. Menurut saya memberi itu pengorbanan waktu, tenaga, hati, materi untuk orang yang benar-benar membutuhkan dan dapat merasakan sukacita dari manfaat yang telah diterimanya.

Selain itu, mind set memberi harus berupa materi dan barang serta datang dari orang yang memiliki penghasilan lebih sama sekali salah. Kenapa? Karena kembali lagi definisi memberi oleh saya sendiri bahwa bahkan orang yang berkekurangan pun bisa memberi baik berupa uang, tenaga, pikiran, ataupun waktu. Jadi, jangan jadikan penghasilan pas-pasan sebagai alasan untuk tidak memberi bantuan kepada sesama.

Dan percaya orang yang mampu memberi walaupun dalam keterbatasannya, Tuhan akan mencukupkan kebutuhan hidupnya bahkan berkelimpahan seperti pada kitab 2 Korintus 9:8.

Selain itu, memberi pun tidak perlu diumbar-umbar karena ada dikatakan bahwa ketika memberi oleh tangan kanan, tangan kiri tidak perlu tahu. Seperti yang kita perbuat, ketika memberi hendaknya kita tidak perlu mengungkit-ungkit kepada sesama ataupun kepada Tuhan, cukup lupakan saja.

Meskipun kita tahu Tuhan sudah menghimbau kepada manusia dalam firman-Nya, tetapi ada saja orang-orang yang masih 'pelit' dalam waktu, tenaga, ataupun materi kepada sesama. Mereka ini sama seperti bahkan mungkin menjadi salah satu dari mereka yang disebutkan di kitab Mazmur 115:4-8 di mana mereka akan menjadi sama dengan emas dan perak. Tidak peka oleh rasa, tubuh, dan roh akan terikat oleh berhala yang licik dan seringkali tidak disadari oleh manusia.

Tuhan akan memelihara kita yang mampu hidup dalam menjalankan firman-Nya. 

Singkirkan kecemasan akan berkekurangan karena memberi. Sebab Tuhan Yesus selalu baik dalam setiap perkara hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati
---
Lily Zhang

Thursday, July 31, 2014

Malu dalam Kelimpahan

Tidak menampik segala pemikiran wanita lainnya, saya sendiri sempat menjadi ragu untuk menjadi lebih sukses dari ekspektasi saya. Kenapa? Banyak sekali anggapan bahkan pengalaman pribadi sendiri dimana wanita takut tidak menemukan pasangan hidup karena mengejar karir yang lebih cemerlang.

Betul, mungkin pemikiran orang-orang yang dikurung dalam pikiran 'orang jaman dulu' akan berpendapat sama. Atau pria yang 'takut kalah' oleh wanita yang mungkin kaitannya dengan harga diri mereka. Bukankah itu justru menjadi pemacu demi pengembangan diri yang lebih baik?

Itu pemikiran-pemikiran yang salah. Hanya akan menghambat pengembangan diri tanpa menghasilkan satu hal pun yang berharga. Dalam postingan 'wanita yang bekerja' jelas kalau seorang istri yang cakap juga adalah seseorang yang mampu menopang hidup keluarganya dari hasil keringatnya sendiri.

Tuhan telah menyediakan apa yang kita butuhkan, buat apa takut akan pasangan yang belum kunjung hadir? Dan mengambing-dombakan karir yang mungkin cemerlang di sebagian besar wanita sebagai kesalahan?

Tidak. Karir yang cemerlang untuk seorang wanita tidak datang dengan tiba-tiba tetapi buah dari kerja keras yang harus dihargai. Itu yang telah Tuhan berikan untuk mereka yang berusaha keras. Sebab ada dikatakan Tuhan mengangkat kita menjadi kepala dan bukan ekor. Oleh karena itu, di posisi kita seorang wanita dengan karir bagus, dan semakin diangkat. Percayalah itu amanat Tuhan yang perlu kita jaga, bukan kita persalahkan ataupun menolak untuk diangkat.

Tidak setiap wanita bisa memperoleh posisi seperti yang (mungkin) Tuhan ijinkan terjadi. Jadi, jangan pernah takut untuk berkarya sebab jika seorang pria tidak mengerti arti firman Tuhan yang satu ini, tentunya dia akan terus menjadi takut. Sebaliknya, apabila pria itu menerima wanita yang (mungkin) diijinkan lebih sukses darinya, artinya dia memang yang disediakan Tuhan bagi wanita tersebut.


Ulasan Cerita
---

Saya dipercaya oleh Tuhan mendapat posisi yang cukup bagus di perusahaan. Karena anggapan orang-orang sekitar, saya tidak pernah mau mengumbar posisi saya di luar kantor apalagi kalau bertemu dengan orang yamg baru saya kenal.

Bahkan tawaran yang mengangkat saya lebih tinggi selalu saya tolak karena takut dengan masalah pasangan. Berkali-kali. Sehingga beberapa kali sahabat saya yang pria (tidak hanya satu orang) terus mengingatkan bahkan memberikan ayat firman Tuhan untuk saya renungi.

Selama terus menolak, tidak ada sesuatu yang dapat saya peroleh juga. Pasangan yang saya harapkan pun tidak kunjung datang. Saya malah terus gagal. Sepertinya saya memang tidak boleh malu oleh karena berkat Tuhan ini.
Akhirnya, saya mengerti bahwa Tuhan selalu akan mengangkat kita dan bukan menjatuhkan kita. Jika saya terus menolak apa yang Tuhan telah sediakan bagi saya, bagaimana Tuhan bisa mempercayakan perkara yang lebih besar lagi pada saya?

Setelah merenungi, saya kemudian ingin memantapkan rencana di tahun depan dan tidak mau 'terkurung' oleh pendapat orang lain. Saya hanya akan bergumul dengan Tuhan dan menanti jawaban-Nya. Saya tidak akan menolak apa yang Tuhan angkat dan rencanakan bagi saya. Karena saya percaya Tuhan selalu merencanakan yang baik bagi saya.
(Hiden narsum)

Tuhan Yesus memberkati
---
Lily Zhang

Wednesday, July 30, 2014

Keterbatasan itu senjata

One of the best videos of inspirational true story: football's dream
http://youtu.be/0AU21M2Lu5o

Lihat, betapa susahnya klub sepak bola ini meraih impian. Mereka hanya bermodal mimpi, tekad, berusaha, dan Tuhan melihat pengorbanan mereka yang tidak sia-sia. Dengan semua keterbatasan yang mereka miliki, Tuhan membentuk karakter, kecerdasan, ide cemerlang, keyakinan, dan menempa tekad mereka untuk terus bertahan. Kesulitan yang pernah mereka lalui bukan pula menjatuhkan mereka namun mengangkat mereka. Bahkan hal tersebut menjadi senjata untuk melawan kompetitornya. Bagaimana hebat Tuhan rancangkan bagi mereka sehingga menjadi klub sepak bola yang dapat menginspirasi banyak orang.
Mereka melakukan bagian mereka dan Tuhan memudahkan jalan mereka untuk dapat berkompetisi dan menginspirasi.
Tuhan Yesus memberkati
---
Lily Zhang

Sunday, July 20, 2014

Doa yang didengar-Nya

Tuhan itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya (Amsal 15:29)
Beberapa waktu lalu, kepahitan perlahan menghitamkan hati ketika saya menaruh rasa kecewa kepada seseorang. Bahkan sahabat saya membenarkan apa yang tengah kurasakan, "iyah, aku melihat kamu mulai menumbuhkan benih kebencian."

Yah, benar. Apalagi itu menjadi kerugian membenci orang-orang yang seharusnya saya kasihi. Mengapa? Sebab mereka adalah orang-orang yang telah menghabiskan lebih dari separuh hidup saya.

Saya menjadi sama dengan orang-orang fasik yang masih memendam kepahitan kepada seseorang. Bagaimana menjadi orang benar yang doanya didengar oleh Tuhan kalau diri sendiri saja belum berlaku benar. Belum berusaha untuk menghilang dan menghapus kepahitan itu sendiri?

Saya mulai bertanya-tanya apakah Tuhan bisa melihat kesungguhan hati saya di setiap doa yang saya panjatkan dengan sungguh-sungguh.

Sepertinya hati yang pahit hanya akan menghitam dan memburamkan kejernihan hati. Bahkan jikalau pun saya berkeinginan mendoakan orang yang membuat hati saya pahit pun, rasanya hanya akan menjadi sia-sia. Bagaimana bisa saya ikhlas mendoakan dia sementara saya masih menyimpan kepahitan terhadapnya?

Hal itu seumpama, saya meminta seseorang melihat dasar danau di saat airnya buram bahkan menghitam. Dia tidak akan bisa melihat sampai ke dasarnya, bahkan untuk melihat setengahnya saja dia akan kepayahan.
Berdoa syafaat apalagi bagi orang yang menyakiti kita merupakan salah satu tindakan "super" yang perlu kita pelajari sehingga kita sendiri tidak hanya meminta berkat buat diri sendiri, tetapi untuk orang lain juga.

Oleh karena itu, perlu menumbuhkan keikhlasan karena pernah disakiti secara fisik ataupun mental. Sebab keikhlasan tidak akan pernah terwujud tanpa "memaafkan" dan "melepaskan" rasa marah, kecewa, dan kesedihan yang merupakan penyebab kita menyimpan kepahitan.

Memang melakukannya bukanlah perkara mudah seperti:

1. Mengakui
"Yah, aku membencinya" merupakan pengakuan yang sangat susah apalagi bagi kita yang selama hidup dengan doktrin 'tidak boleh membenci sesama'. Namun seumpama orang yang sedang sakit, dia harus mengatakan bagian mana saja yang sakit agar dokter dapat mengobatinya. Seperti itu juga, kita harus mengakui apa yang dirasakan hati untuk memperbaiki dan belajar memaafkan orang yang menyakiti kita. Karena selama kita membohongi diri sendiri, kita tidak akan pernah bisa menemukan solusi untuk mengobati perasaan atau hati kita.

2. Berdoa
Paling penting mengakui di hadapan Tuhan dan memohon pengampunannya. Mintalah pemulihan kepada Tuhan yang sanggup mengerjakan segala perkara. Ketika kita bersungguh-sungguh ingin pulih dan lepas dari pendaman kepahitan, Tuhan tidak akan tinggal diam. Dia akan memulihkan sesuai dengan waktu-Nya.

3. Tekad
Kuatkan niat kita untuk berubah dan belajar. Sebab hal yang mudah tidak perlu dipelajari, namun justru sesuatu yang sulit itulah kita perlu belajar. Belajar terus dengan membaca lembaran motivasi atau firman Tuhan, sharing dengan orang yang bisa kita percaya, dan jangan mudah digoyahkan apabila seseorang yang menyakiti kita itu mulai berulah lagi. Jangan mudah terpancing emosi menjadi salah satu tekad kita untuk merubah kualitas iman kita. Sebab, anak-anak Tuhan merupakan anak-anak penuh kasih yang dimampukan untuk berbesar hati dalam memaafkan.

Dengan tiga langkah sederhana namun tentu saja tidak mudah dilakukan, kita diharapkan untuk melepas semua kepahitan agar apapun yang kita lakukan, kita tetap berusaha hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Setidaknya, dengan berusaha kita dimampukan untuk memurnikan dan menjernihkan lagi hati yang mungkin telah tercemar oleh kepahitan.

Sehingga, doa itu tidak hanya perlu kesungguhan semata tetapi juga hati yang tulus ikhlas. Untuk berdoa bagi siapapun juga tak lagi menjadi batu sandungan dan kita dimampukan.

Tidak ada yang bisa benar-benar menklaim bahwa dirinya berkenan dan hidup benar di hadapan Tuhan kecuali Tuhan sendiri. Namun apabila kita berusaha melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tidak ada yang pernah sia-sia di hadapan-Nya.

Tuhan Yesus memberkati
---
Lily Zhang

Berjuang dalam kesakitan, mengeluh dalam kelimpahan

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Matius 11:28)
Saat fisik sedang mengalami kesakitan yang (mungkin) meleburkan daging dan meremukkan tulang. Kemudian hati mulai merasakan kelemahan dan ketidakberdayaan ketika tubuh tidak kunjung pulih. Sehingga hanya air mata yang menjadi jejak di setiap hari-harinya.

Thursday, April 17, 2014

Isi hati

"Alpukat ini yang bagus, Ma, lihat warna dan teksturnya," kata seorang gadis kepada Ibunya. Dia menyodorkan alpukat yang sudah dipegangnya ke dalam keranjang belanja buah mereka.

"Eh, tunggu," kata Ibunya mengambil dan mengocok sesaat sambil dengan seksama mendengar bunyinya. "Gak bagus ini," katanya seraya menyimpannya kembali ke tempatnya yang semula. 

"Loh?" Bingung, gadis itu memandang Ibunya.

Wednesday, April 16, 2014

Keindahan rancangan-Nya

Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana (Amsal 19:21) 

Kadang-kadang kita banyak melihat pengikut Kristus berdaulat hanya Tuhan Yesus satu-satunya juru selamat, bahkan tidak jarang banyak diantaranya bersaksi, menyebarkan ayat mungkin di media sosial, ataupun sekedar memuji-muji Tuhan Yesus. Itu bukan terlalu lebay atau apapun yang sebagian dari orang-orang berpendapat. Tetapi hanya merasakan betapa besar, ajaib, dan hidup Tuhan Yesus melawat dan menyatakan kehadiran-Nya dalam hidup.
Sebab DIA sungguh ajaib dan bekerja dalam hidup kita tanpa disadari. Namun apabila kita sungguh merenung dan mengaitkan saja satu peristiwa kecil dalam hidup kita, semuanya akan terkait dan luar biasa. 

Rancangan-Nya memang bukan rancangan kita. Sejauh apapun rancangan kita yang terlihat baik di mata kita, belum tentu itu yang terbaik menurut-Nya. Bahkan seorang penulis saja harus merevisi berulang kali tulisannya untuk mendapatkan yang terbaik, bagaimana untuk hidupnya? Jika seseorang salah melangkah saja, putar baliknya akan sangat jauh jika setiap kali mengandalkan pengertian sendiri.

Tetapi tenang saja, menjadi umat pilihan-Nya sejauh apapun kita tersesat, ketika kita mau menerima kehadiran Tuhan kembali dalam hidup kita dan benar-benar memohon ampun, kita akan kembali di jalan kebenaran-Nya.

Kisah 1
Dulu, di tahun 2007 saya sering sekali mengikuti ibadah youth dan ibadah raya di GKKB jemaat purnama. Satu tahun penuh dan jarang absen karena mengikuti sahabatku. Namun, saat kami tidak lagi saling mengontak, akhirnya saya putus ke Gereja, teman yang lain mengajak pun saya tidak mau lagi. Tidak akan pernah mau lagi karena beribadah hanya karena ikut-ikutan.

Di saat paling drop, Tuhan tidak langsung mengirimkan orang lain untuk membawa saya kembali ke Gereja. Dia mengirimkan seorang sahabat di akhir tahun 2008. 

Sahabat saya itu bukan pengikut Kristus tetapi semua itu menjadi ajaib ketika di sekitar hampir akhir tahun 2011, dia datang ke Pontianak dan mengenalkan temannya kepada saya. 

Itu tidak serta merta saya langsung bertobat dan menjadi pengikut Kristus. Di tahun berikutnya, kami baru mulai saling berbagi tentang banyak hal. Kadang-kadang saya sempat merasa memiliki kakak yang tidak pernah saya punya. Dia mengajari saya banyak hal, juga memberikan penghiburan.

September 2013, saat berkunjung ke tempat adik, saya mendapatkan pukulan keras. Saat itu, saya tidak berhenti berpikir dan menilik hati saya. Setiap malam saya tidak bisa tidur. Di akhir minggu kepulangan, saya mendapat ajakan untuk ke Gereja oleh teman saya ini.

Hati saya sudah mau tetapi saya takut karena dari keluarga non-Kristus. Saya menolak juga karena saya berpikir kalau pergi ke Gereja, saya pasti akan menerima Tuhan Yesus, sementara saya berpikir apa yang harus saya katakan kepada orang tua. Saya malah berusaha untuk tidak membahasnya dan menghindari topik seperti itu. Saya sedang menunggu kesiapan hati saya untuk menerima. Saya tidak ingin terpaksa dengan alasan apapun juga. Kemudian, saya mulai merencanakan penolakan bahkan dengan terang-terangan mengatakan bahwa semuanya tidak bisa dipaksa kepada teman saya itu. Namun Tuhan tentu saja tidak melancarkan rencana saya yang berusaha menghindari Gereja.

Dengan semua usaha penolakan, seharusnya teman saya itu tahu kalau saya masih berkeras dengan hati saya. Namun dia tidak menyerah (bahkan setelah dibaptis dia mengakui kalau mereka mendoakan saya di menara doa mereka) sebab campur tangan Tuhan di dalamnya. Tuhan memakai dia.

Kemudian seperti mengetahui pikiran yang menganggu saya, teman saya menceritakan bahwa setiap orang memiliki posisi yang sama, saya menjadi seperti memiliki 'teman nasib' yang sama. Banyak orang yang bukan lahir dari pengikut Kristus harus menghadapi pertentangan dan cercaan saat memilih untuk mengikuti DIA. 

Dia memberikan saya buku kesaksian dan saat membaca kesaksian surga, saya menangis meraung-raung karena merasa selama ini begitu banyak dosa yang telah saya lakukan. Saat itu, saya percaya Tuhan tengah menyentuh hati keras saya. Orang sekeras kepala saya berhasil dengan mudah Tuhan lunakkan sesuai waktu yang telah ditentukan-Nya. Sungguh luar biasa.

Saat itu, Mama dinyatakan oleh dokter bahwa ada kemungkinan metatase adecorma, bukan penyakit ringan yang bisa sembuh dengan obat. Minggu pertama Oktober 2013, saya akhirnya mengikuti ibadah raya pertama, di sana terasa sekali Tuhan hadir sehingga rasanya sesak sekali dan saya menangis. 

Semenjak itu, saya menjadi rindu dengan lawatan Tuhan seperti sentuhan yang kurasakan pasca didoakan pengerja di sana. Kemudian, saya tidak serta merta menyatakan mau dipermandikan, saya masih menunda-nunda. Saya masih berpikir, "ah, entar ajah baptisnya kalau udah benar-benar kenal Kristus" itu yang berulang kali melintas di pikiran ketika teman saya itu membahas tentang lahir baru. Saya kukuh dengan apa yang saya rencanakan untuk tidak terburu-buru. Bahkan saya berpikir saya pasti dibaptis tetapi tidak sekarang. Namun dukungan dan nasehat-nasehat terus mengalir. Sebulan kemudian, berkat dukungan teman yang mengajak saya ke Gereja, saya dibaptis. 

Suatu hari, saya mulai merenungi proses yang Tuhan kehendaki dan mulai mengerti bahwa ini semua dirajut-Nya dengan indah dan tepat pada waktu-Nya saya kembali ke Gereja. Sebelumnya, satu kalipun saya tidak pernah berpikir akan kembali ke Gereja dan tengah menuliskan kisah ini di blog ini. Bahkan sempat berpikir saya mustahil menjadi Kristiani. 

Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia" (1 Korintus 2:9)

Tuhan menyediakan tempat untuk saya berpulang. Sungguh bersyukur Tuhan Yesus mau menerima orang yang tidak benar seperti saya ini. 

Kisah 2
Pergumulan yang saya alami atas penyakit Mama memang membawa berkat bagi anak-anaknya. Adik saya jadi lebih dekat dengan Tuhan dan saya segera kembali ke Gereja.

Saya masuk dalam menara doa dan mulai sering rajin mendoakan Mama dan doa syafaat lainnya. Itu pun karena rumah doa dekat dengan kantor sehingga saya bisa memakai jam istirahat siang.

Tuhan memang luar biasa. Ketika itu, Mama diharuskan kembali berkonsultasi dengan dokter onkologis setelah saya memaksa pulang bulan sebelumnya karena tidak bisa cuti kerja terlalu lama sementara dokter yang bermaksud kami temui masih tiga hari lagi. Padahal kami bermaksud bertemu dulu dengan dokter itu untuk mendapatkan gambaran pengobatan kemoterapi seperti apa yang harus dijalani oleh Mama walaupun hasilnya belum ke luar. Tetapi gagal kami temui.

Satu hal yang meneguhkan saya untuk pulang ke Pontianak (konsultasi di Malaysia) adalah saat itu hasil biopsi Mama masih harus menunggu dan untuk konsultasi tanpa hasil pun percuma. Saya tidak mungkin seminggu menunggu hasil biopsi di Malaysia atau sekedar bertemu dokter  (hanya untuk mendapatkan gambaran pengobatan, bukan kepastian) yang harus menunggu minimal tiga hari. Saya memutuskan akan kembali berkonsultasi setelah hasilnya biopsinya ke luar.

Dengan menutup telinga dari sikap protes keluarga, saya memaksa untuk pulang karena sejauh yang saya lihat, proses pemeriksaan dan konsultasi di salah satu rumah sakit swasta itu sungguh tidak baik. Dokter bekerja seolah tengah memperdagangkan kesehatan, mereka tidak banyak menjelaskan, membuat surat untuk pemeriksaan yang tidak ada gunanya.

Di Pontianak, berkali-kali saya diberitahu informasi obat dan dokter. Kemudian, saya diajari untuk mengandalkan Tuhan Yesus. Saya mulai mencoba meminta petunjuk dari Tuhan untuk obat dan dokter.

Kemudian saat berdoa di menara, teman seiman menyarankan ke dokter yang namanya sudah kudengar berulang kali. Kali itu, saya mulai menaruh perhatian dengan nama dokter itu.

Setelah hasil biopsi ke luar, saya segera mendaftarkan Mama ke perwakilan rumah sakit Malaysia dan mendapat jadwal yang diundur sekitar dua minggu lagi padahal saya sudah berkeinginan cepat-cepat mendengar diagnosa dokter. Bahkan saya harus membuat janji dulu sebelum memastikan kehadiran kami di sana dan itu pun belum dapat dipastikan apakah kami mendapatkan jadwal bertemu dokter atau tidak.

Saya mulai berpikir, saat di Malaysia, kami berharap bisa berkonsultasi dengan dokter itu walaupun hasil biopsi belum ke luar dan di sana pun kami diminta untuk menunggu tiga hari dan membuat saya memutuskan untuk pulang.
Semua hal itu membuat saya berpikir, mengapa semuanya tertunda? Semua keadaan tidak mendukung mulusnya pengobatan Mama. Bahkan beberapa teman saya yang diceritakan bahwa Mama ada kemungkinan kemoterapi berusaha memberi pandangan kalau kemoterapi tidak baik dan lebih banyak yang tidak selamat. Semua bersaksi tentang kerabat mereka sendiri.
Kemudian, saya bergumul dan akhirnya mengambil keputusan menunda dengan alasan kalau kemungkinan Mama dikemo sudah sangat minim karena divonis stadium 4, bahkan sempat dibahas jika konsultasi itu tidak menghasilkan apa-apa, buat apa menghamburkan uang?

Berdoa untuk dokter Pontianak yang disarankan, saya mencoba mendaftar. Banyak orang bilang kalau dokter ini sangat ramai dan harus mengantri sekitar seminggu, bahkan ada yang mengalami dua minggu. Puji Tuhan, mungkin ini jalan yang disediakan oleh Tuhan, Mama hanya menunggu dua hari saja. Sejak itu, meskipun belum sembuh, Mama merasa pengobatan ini sungguh lebih baik. Terakhir CA 15.3 Mama dinyatakan turun sebanyak 7 nilai. Hal ini membuat saya semakin yakin bahwa inilah jalan-Nya. Meskipun saya tahu turunnya tumor marker tidak berarti Mama bebas dari bahaya. Tetapi sebagai manusia, saya dan keluarga hanya melakukan bagian kami. Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya sesuai kehendak.

Sampai saat ini pun, saya percaya kesembuhan hanya datang dari-Nya dengan cara yang mungkin saya sendiri tidak menyangka. Hanya bisa mencoba bertahan dalam iman bahwa kehendak-Nya yang terbaik. 

Tuhan Yesus memberkati
---
Lily Zhang

Saturday, April 12, 2014

Memilih untuk 'cantik'

Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji, (Amsal 31:30)

Pernah terdengar peribahasa buatan anak-anak jaman sekarang "kecantikan itu relatif, tetapi jelek itu mutlak."

Nah loh? 

Benar, jaman sekarang segala hal dipandang dari rupa terlebih dahulu. Hanya saja, gadis jaman sekarang lebih beruntung karena sudah banyak sekali cara untuk menjadi cantik. Sehingga tidak dipungkiri menjadi cantik itu mutlak dan kebanggaan tersendiri. Bahkan sekarang ada istilah "uang bisa membeli segalanya" dan kecantikan pun bisa dibeli. Meskipun tidak dapat disangkal, gen "tidak cantik" tentunya tidak bisa dihapus. 

Memiliki pasangan pun, seorang gadis harus terlebih dahulu mengandalkan kecantikannya. Berapa sih persentase pria yang tidak melihat rupa untuk memiliki seorang gadis? Perbandingan sangat tipis. Kalaupun perempuan itu tidak cantik tetapi pandai merawat diri sehingga terlihat menarik, pria pun akan melirik. 

Tetapi sadar tidak sadar, seorang pria yang memilih gadis yang molek dan pandai merawat diri - dalam hal ini dengan perawatan yang tidak murah - dia pun harus mempersiapkan kantong yang cukup untuk memenuhi kebutuhan isterinya kelak. Dan lagi, seorang pria pas-pasan tidak akan mampu memiliki gadis dengan perawatan mewah seperti itu.

Tetapi sadarkah bila ada satu kecantikan yang bisa dipilih, bukan pembawaan gen, dan gratis? Yah, kecantikan berupa takut akan Tuhan. Sehingga dia menghargai setiap pemberian Tuhan dengan merawat sebagaimana saja mestinya tanpa harus melebih-lebihkan. Seorang perempuan yang memelihara hati, tingkah laku, dan perkataan yang berkenan bagi Tuhan Yesus. 

Yah, kecantikan seperti ini bisa dimiliki semua orang jika dia berniat. Hanya saja untuk menjadi cantik seperti ini tidaklah mudah seperti sewaktu seorang perempuan pergi ke salon dan hasilnya sudah kelihatan. Kecantikan ini perlu dipelihara seumur hidup dengan berkomitmen dan bertahan. Meskipun tidak kelihatan, tetapi kecantikan ini akan terasa dari hidupnya sendiri. 

Mereka boleh saja tidak cantik secara duniawi, tetapi mereka berusaha memelihara kerinduan, ketakutan, dan kebutuhan mereka akan Tuhan. Mereka akan menjadi bijak karena hikmat yang datang daripada-Nya dan bukan mengandalkan pengertiannya sendiri. Memiliki kasih yang besar terhadap suami dan anak-anaknya. Tangguh dan tabah dalam setiap kesulitan. Serta lemah lembut dalam setiap pengajarannya kepada anak-anaknya. Seseorang yang hidup dalam Tuhan akan berusaha untuk berada di jalan kebenaran. 

Tuhan Yesus memberkati
----
Lily Zhang

Wanita yang bekerja

Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. (Amsal 31:12)

Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang. (Amsal 31:24)

Ia = isteri yang cakap.

Seperti yang sudah dibahas pada postingan sebelumnya, sebelum masuk berkeluarga, seorang gadis lebih baik belajar menjadi seseorang yang cakap. Apa yang dipelajari pun tidak akan menjadi sia-sia karena Tuhan menghargai sekecil apapun hal yang dilakukan dalam kebenaran. Selalu berusaha untuk benar dan takut kepada Tuhan.

Kali ini, kita membahas tentang isteri yang cakap. Bagaimana menjadi isteri yang cakap. Dia tidak hanya bisa mengurus rumah tangga seperti rumah dan anak-anaknya, tetapi kali ini baiklah kita membahas bagaimana seorang isteri pun menafkahi keluarga.

Jika di jaman siti nurbaya, seorang isteri hanya di rumah saja, entah kebiasaan yang berkembang dari jaman apakah itu. Dan orang-orang sering membandingkan, "kenapa cewek harus kerja, dulu juga cewek hanya di rumah ajah, gak wajib bah." 

Yah, itu salah, setiap orang wajib bekerja seperti firman Tuhan, "Jikalau barang seorang tiada mau bekerja, jangan ia makan." (2 Tesalonika 3:10)

Di sana tidak dituliskan apakah yang bekerja haruslah seorang pria. Jadi oleh sebab dia mau makan maka dia pun harusnya bekerja. Seperti kitab Amsal yang menuliskan tentang isteri yang cakap itu pun bekerja, membantu suaminya. 

Dia tidak hanya berdiam dan menanti suaminya memberi makan, tetapi dia pun berusaha bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Seperti dalam hidup kita, baiknya kita pun menjadi seseorang seperti isteri yang cakap. Tidak berpikir hanya diberi makan. Hal itu pun membuat pasangan jadi lebih respek dan menghargai seorang perempuan. Selain itu, seorang perempuan akan menjadi lebih pintar karena pergaulannya tidak sebatas di rumah saja. Tidak juga menghambur-hamburkan uang karena tidak memiliki kegiatan lain selain mengurus rumah. Tidak duduk diantara para pencemooh. Di luar daripada itu, seorang perempuan akan menambah pundi rumah tangganya juga. Sehingga hal tersebut dapat menjadi berkat baginya dan keluarga.

Sungguh pula seorang perempuan yang bekerja pun dengan hati yang bahagia, bukan karena keterpaksaan. Sebab jika dengan tidak ada hati,  semua pekerjaan akan menjadi sulit dan rumit untuk dilalui.

Bekerja untuk Tuhan semuanya akan menjadi ringan.

Tuhan Yesus memberkati
----
Lily Zhang