Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? Demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. (Hagai 1:9)
Bait suci kediaman Tuhan, Allah
kita tidak hanya berupa apa yang tampak, tetapi juga berupa yang tidak tampak.
![]() |
http://galaucerdas.com/galau/pacarku-cuek-karena-sibuk/ |
Tidak perlu jauh-jauh sampai Bait
Suci di Yerusalem, janji iman untuk pembangunan Gereja saja tidak mudah
diperoleh karena sebagian sifat ego manusia yang membatasinya menabur.
Sementara sebagian orang mampu mendanai rumahnya untuk bermegah, masih ada
tempat-tempat ibadah yang kurang layak di pelosok negeri. Sesungguhnya, benar
apa yang difirmankan Tuhan bahwa orang berlimpah akan lebih sulit dari seekor
unta masuk melalui lubang jarum. Sebab sebagian dari mereka lebih bermegah
dalam keluarganya sendiri dibandingkan penaburan di luar “rumahnya”.
Namun sebenarnya hal paling
penting adalah bait suci, tempat kediaman Allah dalam hati setiap manusia.
Mereka yang kurang dalam kesetiaan perkara kecil seperti berdoa, memuji,
menyembah, atau beribadah setiap minggunya, sesungguhnya bait suci dalam
hatinya masih berupa reruntuhan. Mereka memilih untuk menikmati kesenangan
dibandingkan menyediakan waktu dalam penyembahan di rumah atau di pertemuan
ibadah. Yah, minimal praise dan worship di rumah.
Memang ada saat-saat di mana seseorang itu
kelihatan baik-baik saja, tetapi sesungguhnya akan datang waktu di mana
kekeringan akan melanda hidupnya seperti pada ayat ke 11. Sebab firman Tuhan
tidak akan tertunda dan akan terjadi sesuai dengan waktu-Nya.
Nah, bagaimana Tuhan, Allah kita
bisa berdiam di dalam hati kita kalau tempat kediamannya masih berupa reruntuhan?
Oleh karena itu, sangat perlu
kita untuk memelihara bait Allah yang suci dalam hati kita. Lakukan saja
perkara kecil namun tetap setia sehingga Tuhan, Allah kita dapat berdiam di
dalamnya. Bukan memprioritaskan hidup kesenangan kita dibandingkan dengan
kehidupan rohani kita.
Memang intimidasi orang-orang
jauh lebih besar di mana ketika kita ingin lebih setia dengan melakukan
perkara-perkara yang Tuhan sukai. Seperti cemoohan akan kerohanian kita yang
sangat terlihat. Ataupun dianggap terlalu berlebihan dalam beribadah. Dan
alasan-alasan lain yang membuat kita merasa malu dan berbeda dengan orang lain.
Sesungguhnya apabila kerinduan kita lebih besar, hal tersebut tidak perlu
dipedulikan. Sebab sekalipun di dunia kita berdiri sendiri, sesungguhnya Tuhan
Yesus selalu berada di samping kita.
Bahkan ego terhadap kelimpahan
dunia dapat membuat kita jauh daripada membangun bait-Nya. Hal seperti itulah
yang harus kita pelajari untuk mengakali kegiatan kita yang banyak namun tetap
bisa memuliakan Tuhan, Allah kita. Sehingga tidak hanya menjaga dan merawat
bait Allah, kita juga bisa diberkati untuk memberkati orang lain. Dimulai dari
menjaga bait Allah dalam hati.
Tuhan Yesus memberkati
---
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment