Tuesday, December 23, 2014

Terlalu sibuk



Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? Demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. (Hagai 1:9)

Bait suci kediaman Tuhan, Allah kita tidak hanya berupa apa yang tampak, tetapi juga berupa yang tidak tampak. 
http://galaucerdas.com/galau/pacarku-cuek-karena-sibuk/


Tidak perlu jauh-jauh sampai Bait Suci di Yerusalem, janji iman untuk pembangunan Gereja saja tidak mudah diperoleh karena sebagian sifat ego manusia yang membatasinya menabur. Sementara sebagian orang mampu mendanai rumahnya untuk bermegah, masih ada tempat-tempat ibadah yang kurang layak di pelosok negeri. Sesungguhnya, benar apa yang difirmankan Tuhan bahwa orang berlimpah akan lebih sulit dari seekor unta masuk melalui lubang jarum. Sebab sebagian dari mereka lebih bermegah dalam keluarganya sendiri dibandingkan penaburan di luar “rumahnya”.
Namun sebenarnya hal paling penting adalah bait suci, tempat kediaman Allah dalam hati setiap manusia. Mereka yang kurang dalam kesetiaan perkara kecil seperti berdoa, memuji, menyembah, atau beribadah setiap minggunya, sesungguhnya bait suci dalam hatinya masih berupa reruntuhan. Mereka memilih untuk menikmati kesenangan dibandingkan menyediakan waktu dalam penyembahan di rumah atau di pertemuan ibadah. Yah, minimal praise dan worship di rumah.

 Memang ada saat-saat di mana seseorang itu kelihatan baik-baik saja, tetapi sesungguhnya akan datang waktu di mana kekeringan akan melanda hidupnya seperti pada ayat ke 11. Sebab firman Tuhan tidak akan tertunda dan akan terjadi sesuai dengan waktu-Nya.

Nah, bagaimana Tuhan, Allah kita bisa berdiam di dalam hati kita kalau tempat kediamannya masih berupa reruntuhan?

Oleh karena itu, sangat perlu kita untuk memelihara bait Allah yang suci dalam hati kita. Lakukan saja perkara kecil namun tetap setia sehingga Tuhan, Allah kita dapat berdiam di dalamnya. Bukan memprioritaskan hidup kesenangan kita dibandingkan dengan kehidupan rohani kita. 

Memang intimidasi orang-orang jauh lebih besar di mana ketika kita ingin lebih setia dengan melakukan perkara-perkara yang Tuhan sukai. Seperti cemoohan akan kerohanian kita yang sangat terlihat. Ataupun dianggap terlalu berlebihan dalam beribadah. Dan alasan-alasan lain yang membuat kita merasa malu dan berbeda dengan orang lain. Sesungguhnya apabila kerinduan kita lebih besar, hal tersebut tidak perlu dipedulikan. Sebab sekalipun di dunia kita berdiri sendiri, sesungguhnya Tuhan Yesus selalu berada di samping kita.

Bahkan ego terhadap kelimpahan dunia dapat membuat kita jauh daripada membangun bait-Nya. Hal seperti itulah yang harus kita pelajari untuk mengakali kegiatan kita yang banyak namun tetap bisa memuliakan Tuhan, Allah kita. Sehingga tidak hanya menjaga dan merawat bait Allah, kita juga bisa diberkati untuk memberkati orang lain. Dimulai dari menjaga bait Allah dalam hati.

Tuhan Yesus memberkati
---
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment