Friday, April 11, 2014

Menjadi anak Allah

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yohanes 1:12)

Sungguh besar kasih karunia Bapa. Tidak peduli seberapa jauh manusia berbuat dosa, Dia berikan pengampunan, bahkan dia memberikan kado terindah saat manusia menerima-Nya. Manusia tidak sederajat dengan-Nya tetapi Tuhan Allah malah menganggap manusia yang menyatakan dengan hati kepercayaan kepada Tuhan sebagai anak-anak-Nya. Sungguh dia baik.

Bapa mengaruniakan semua kebutuhan bagi manusia sesuai dengan yang diperlukan. Dia mengaruniakan spirit-Nya sebagai mantel yang melindungi, menghibur, dan menguatkan menghadapi jalan hidup yang rumit. Tuhan tidak pernah jauh daripada manusia, terkadang sebagai anak Allah, seringkali manusia masih tidak taat dan jatuh dalam pencobaan.

Apa yang bisa diperbuat sebagai anak Allah yang taat setelah begitu banyak yang Tuhan karuniakan di dalam hidup? Sungguh pula, manusia tidak bisa hidup berjalan sendiri. Bahkan hidup ini pun Tuhan yang berikan kepada manusia.

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. (Yakobus 1:22)

Yah, seperti itulah yang Tuhan inginkan manusia perbuat. Firman-Nya tidak hanya berakhir di telinga saja, tetapi masuk ke hati dan melakukannya di dalam hidup. Karena apabila kita hidup dengan membawa firman Tuhan, pasti setiap anak Allah tidak akan tersesat. Sebab setiap firman Tuhan itulah hidup dan kebenaran. Seperti terdapat dalam Yohanes pasal 1.

Untuk melakukan hal yang benar, banyak goncangan yang harus dilalui. Bertahan saja dalam kebenaran, manusia harus memiliki kekuatan yang tidak datang hanya dari dalam dirinya, tetapi juga kekuatan dari Tuhan. Tidak setiap orang mampu melalui goncangan dalam mempertahankan kebenaran, tetapi dalam penyertaan Tuhan semuanya akan lewat begitu saja.

"Berani untuk benar dengan penyertaan-Nya seperti memelihara kasut kuat untuk melangkah di jalan keselamatan." (@Lilian_Zhang)

Selain melakukan hal yang benar, apa yang bisa lagi diperbuat untuk kemuliaan nama-Nya? Dalam benak saya (penulis), kita bisa memanfaatkan talenta yang sudah Tuhan karuniakan kepada kita untuk menyebarkan kebaikan dan keselamatan-Nya. Bisa saja, dari pelayanan di Gereja ataupun di luar daripada itu. Meskipun terkadang diintimidasi oleh perasaan-perasaan gagal dan tidak bisa, tetapi saat semua diserahkan kepada-Nya, semua akan menjadi indah.

Ulasan Cerita Sebagai anak Allah yang baru saja bertobat, saya mendapatkan kasih karunia-Nya begitu besar dan banyak. Sebagai seseorang yang tidak bisa berdiam saat diberi, saya selalu berkeinginan membalas kebaikan Tuhan. Walaupun saya sadar kalau kebaikan Tuhan terlalu besar untuk saya balas, tetapi sekecil apapun saya selalu berusaha mencari apa yang bisa saya lakukan untuk Tuhan.

Saya pribadi yang tidak bisa apa-apa dan tidak memiliki talenta apapun. Sebagai orang yang senang menulis, saya terpikir membuat proyek kesaksian sebagai idealisme untuk 'berbicara' kepada orang-orang tentang kebaikan Tuhan.

Tetapi memulai saja tidak mudah meskipun merancangnya begitu mudah. Beberapa narasumber sudah ada dalam rancangan. Kemudian, saya merasa tidak mampu sendiri, saya mencari partner untuk bersama-sama mengerjakannya. Namun saya hanya menemui kebuntuan. Proyek itu tidak dimulai juga.

Namun dibalik itu, mengalir dukungan-dukungan dari beberapa pengerja GBI rayon 1G karena saat itu kebetulan saya sering hadir dalam doa menara mereka. Mungkin bukan kebetulan tetapi sudah rancangan Tuhan saat saya sendiri suka dengan doa-doa di sana. Kalau tidak di sana pun, mungkin dukungan sahabat seiman seperti meminjamkan buku dan refrensi lain tidak akan saya ketahui.

Narasumber pertama berhasil saya wawancarai, hasil wawancara tentu ada, tetapi menulisnya saya menemui kebuntuan. Saat itu, saya belum menyerah, saya andalkan Tuhan dalam doa untuk menuliskan kesaksian tersebut. Namun meskipun sudah jadi satu tulisan, saya begitu pesimis, lagi tidak memuaskan saya. Selama ini, saya selalu menulis sampai merasa puas meskipun harus berulang kali menghapus dan memulai.

Penulisan pertama membuat saya pesimis untuk melangkah. Saya tidak berhenti meminta dalam doa untuk Tuhan sertai sampai suatu hari Tuhan seperti menjawab. "Li, coba bikin blog saja." kata-kata sahabat saya itu seperti angin lalu, sama sekali tidak saya gubris.

Saya masih menulis ulang berulang kali namun saya tidak menemukan rasa puas itu. Selalu saja saya lemah dalam tulisan non-fiksi. Dari dulu menulis non-fiksi akan berakhir seperti curhat atau pendapat tidak kompeten. Akhirnya saya mulai lemah hati.

Kemudian, saya melanjutkan tulisan fiksi lain karena kelamaan meninggalkan dunia menulis membuat tulisan saya seperti tulisan anak kecil. Semua itu membuat hati saya menjadi lebih tawar. Beberapa kali sempat terpikir untuk berhenti menulis. Kemudian, saya ingat blog penulis saya dan memosting novel yang setengah jadi.

Tiba-tiba saya jadi kepikiran kalimat sahabat saya yang menyarankan proyek kesaksian mulai dari blog. Akhirnya, saya berpikir mulai dari rangkuman khotbah setiap ibadah saja. Kemudian blog ini jadi, meskipun jarang diisi tetapi saya bersyukur bisa menyalurkan apa yang saya terima setiap minggu.

Di setiap doa saya, tidak ada lagi meminta Tuhan memenuhi idealisme proyek kesaksian ini. Mungkin ini hanya keinginan hati saya dan bukan kehendak Tuhan. Ya sudahlah, saya hanya akan melanjutkan blog sampai Tuhan memberi saya kepercayaan untuk membuat sebuah buku kesaksian yang menjadi antusiasme saya dari awal.

"Li, GPU ada lini baru CHrom," kata partner saya untuk menulis duet. Sepertinya dia bukan Christian tetapi saya percaya Tuhan bisa memakai siapa saja untuk memberikan saya kejutan indah.

"CHrom? Apaan?" tanya saya masih bingung. Sudah lama saya menghilang dari dunia tulis-menulis, segala informasi pun jadi tidak update.

"Christian Romance, baru 2 buku terbit bulan (maret) ini," jawabnya memberikan penjelasan. "Kayaknya cocok sama kamu. Coba ajah."

PUJI TUHAN, saat itu cuma satu kalimat yang melintas di pikiranku TUHAN YESUS BAIK dan Dia sungguh baik. Tuhan tahu kebutuhan saya. Dia mahamengetahui kalau saya sangat tidak bisa menulis non-fiksi, sehingga dia menyediakan jalur fiksi di mana saya tidak hanya dapat berkarya seperti biasanya, tetapi juga menyebarkan keselamatan dari-Nya. Sehingga orang-orang dapat merasakan Allah hidup yang luar biasa dari lini ini. Ini hal yang sama sekali tidak pernah terlintas di dalam pikiran saya, di luar dugaan. Sampai sekarang saja saya masih rasanya tidak percaya Tuhan bisa pakai berbagai cara. Sebab selama ini belum ada lini semacam ini kecuali penulis menerbitkan sendiri.

Bayangkan, Tuhan memakai cara yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Dulu sewaktu putus asa, saya sempat berpikir (catatan : hanya berpikir) seandainya bisa menulis proyek kesaksian seperti sedang bercerita layaknya tulisan fiksi. Mungkin Tuhan mendengarkan pikiran saya saat itu. Tuhan Yesus luar biasa. Dialah selalu memenuhi kebutuhan, bukan memanjakan kita dengan memenuhi keinginan kita.

Sungguh luar biasa saat dia berkenan memilih kita sebagai anak-Nya. Walaupun saya bukan penulis pandai dan tidak dipungkiri berbagai hambatan saat menulis. Tetapi saya percaya jalan yang disediakan Tuhan dan dengan penyertaan dari-Nya semua akan menjadi baik. Meskipun baru mulai, saya berharap sekali bahwa apa yang saya tulis itu datang dengan hikmat-Nya.

Sekarang, bagaimana saya tidak percaya bahwa Tuhan bisa memberikan pertolongan-Nya dengan cara-Nya yang mustahil?

Ini hanya cara kecil saya membalas kebaikan Tuhan dan masih memerlukan dia untuk menuntun saya. Tetapi percaya Tuhan Yesus menghargai setiap usaha sekecil apapun itu, asal tetap berusaha berjalan dalam kebenaran.


Tuhan Yesus memberkati
---
Lily Zhang



No comments:

Post a Comment