Thursday, April 30, 2015

Peringatan



Ayat bacaan Kejadian 4:1-16

Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” (Kejadian 4:7)
http://sipkd.magelangkab.go.id/vpn.php

Tuhan MahaMengetahui tentang hati Kain yang menjadi panas. Kecemburuannya telah merenggut nyawa adiknya. Dia mengijinkan iri hati menguasai hatinya padahal Tuhan telah mengingatkan dan memberikan peringatan kalau dosa telah berada begitu dekat dengannya. Tuhan tidak segera menghakimi meskipun Tuhan tahu kalau Kain telah dikuasai oleh iri hati dan amarah. Namun Kain tetap memilih untuk dikuasai oleh kecemburuannya sehingga dia membunuh adiknya. Dalam kasus Kain, kecemburuan telah menjerumuskan dalam penghukuman akibat dia tidak mengindahkan peringatan Tuhan. 

Peringatan? Pernahkah kita diberikan peringatan?

Monday, April 27, 2015

Menanti Busur-Nya



Ayat bacaan Kejadian 9:1-17

Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi.” (Kejadian 9:16)
http://dreamatico.com/rainbow.html

Pelangi. Banyak kali kita mendengar lagu yang memasukkan unsur langit itu sebagai sebuah “harapan” bahwa pada suatu hari yang Tuhan kehendaki, akan ada keindahan yang membuat kita terkagum. Hari ini, saat penulis membaca kejadian 9:1-17 tentang busur yang ditaruh Allah di awan (ay. 13) seketika saja penulis berpikir bukankah busur itu identik dengan pelangi, setuju? Bentuk pelangi yang melengkung dan persis sama dengan busur.

Thursday, April 23, 2015

Half Faith


Ayat bacaan Kejadian 4:1-16
Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu. (Kejadian 4:3-4)
http://www.beliefnet.com/columnists/everydayinspiration/2014/09/messages-of-faith.html

Habel telah memberikan seluruh persembahan pertamanya tanpa ragu, dia membakar lemak seluruh anak sulung kambing dombanya sebagai persembahan kepada Tuhan. Sementara Kain tidak rela memberikan seluruh persembahan pertamanya, dia malah hanya memberikan sebagian hasil tanahnya dan Tuhan tidak berkenan.

Dari hal di atas kita bisa berbicara tentang pilihan. Habel memilih untuk mengembalikan seluruhnya, dan keserakahan Kain memilih hanya mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya. Buah sulung di masa kini sangat sulit untuk dikerjakan karena keterikatan manusia dengan kenikmatan dunia begitu mendarah-daging. Sebagian orang mungkin berpikir bahwa seluruh hasil pertama mereka lebih baik disimpan atau ditabung untuk masa depan keluarga, sebagian berpikir bahwa tempat ibadah sudah terlalu berlimpah, sebagian lain berpikir bahwa tidak perlu totally mengikuti tradisi kekristenan, bahkan tidak menyangkal sebagian akan berpikir lebih baik buah sulung dibelikan sesuatu yang berguna atau terburuknya bertindak selayaknya Kain.

Saturday, April 4, 2015

MEMILIH BENAR berbuat, BENAR berkata, BENAR bukan biasa



Ayat bacaan Kejadian 3:1-24

Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. (Kejadian 3:6a)

Hawa berspekulasi dengan buah dari pohon pengetahuan dengan hasil yang telah dikatakan oleh Allah; mati (ay 3). Seperti seorang pemuda yang berspekulasi mencoba-coba untuk mengonsumsi narkoba meskipun sudah banyak gerakan anti-narkoba. Kemudian sama seperti Hawa jatuh dalam dosa, pemuda juga dipengaruhi oleh narkoba dan terpeleset di dalamnya. 
Add link

Setiap manusia diberikan kehendak bebas memilih jalan hidupnya. Apakah pilihannya baik atau buruk, indah atau jelek, kaya atau miskin. Namun semuanya berasal dari pilihannya sendiri dan mendapat akibat dari pilihan itu sendiri. 

Ular menggoda, Adam mendapat mentah-mentah buah dari Hawa. Sementara posisi Hawa, dia bisa memilih tetap percaya dengan firman Tuhan atau terperdaya oleh kelicikan ular. Di sana, Tuhan menguji hati dan ketaatan dari ciptaan-Nya. Namun hasilnya? Manusia jatuh dalam dosa karena tidak lulus dalam hal ketaatan dan kepercayaan. Ini membuktikan betapa penting kepercayaan dan ketaatan firman Tuhan melebihi hal yang tampak baik di mata kita.