Ayat bacaan Kejadian
3:1-24
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. (Kejadian 3:6a)
Hawa berspekulasi dengan buah
dari pohon pengetahuan dengan hasil yang telah dikatakan oleh Allah; mati (ay
3). Seperti seorang pemuda yang berspekulasi mencoba-coba untuk mengonsumsi
narkoba meskipun sudah banyak gerakan anti-narkoba. Kemudian sama seperti Hawa
jatuh dalam dosa, pemuda juga dipengaruhi oleh narkoba dan terpeleset di dalamnya.
![]() |
Add link |
Setiap manusia diberikan kehendak
bebas memilih jalan hidupnya. Apakah pilihannya baik atau buruk, indah atau
jelek, kaya atau miskin. Namun semuanya berasal dari pilihannya sendiri dan
mendapat akibat dari pilihan itu sendiri.
Ular menggoda,
Adam mendapat mentah-mentah buah dari Hawa. Sementara posisi Hawa, dia bisa
memilih tetap percaya dengan firman Tuhan atau terperdaya oleh kelicikan ular.
Di sana, Tuhan menguji hati dan ketaatan dari ciptaan-Nya. Namun hasilnya?
Manusia jatuh dalam dosa karena tidak lulus dalam hal ketaatan dan kepercayaan.
Ini membuktikan betapa penting kepercayaan dan ketaatan firman Tuhan melebihi
hal yang tampak baik di mata kita.
Seperti ketika berpuasa, jikalau
tidak taat maka dengan mudah kita akan membatalkan puasa dan menikmati apa yang
tampak begitu enak di hadapan kita. Apalagi ketaatan kita lebih diuji ketika
ada begitu banyak makanan manis dan enak di hadapan kita. Namun hasilnya? Kita
akan membatalkan puasa kita sudah kita jalankan berjam-jam hari itu.
Padahal kita berpuasa bisa saja untuk meminta berkat di hadapan Tuhan atau apa
yang belum kita miliki dalam hidup kita. Namun karena harus batal, kita telah
menunda berkat yang telah kita minta. Apakah makanan enak saat itu jauh lebih
mahal daripada janji berkat Tuhan yang berkelimpahan?
Seperti itu pula, anak Kristus
yang masih senang duduk di antara para penggosip yang mengeluarkan
perkataan-perkataan cemooh, cercaan, bahkan merendahkan orang yang sedang
dibicarakan. Apabila dinasehati kebanyakan dari kita beralibi, “ah, saya bisa menahan diri, hanya
dengar, lagian semua juga begitu!” sebenarnya perkataan itu bohong karena lama
kelamaan kita akan terpengaruh bahkan ikut-ikutan mengeluarkan ucapan yang
hanya mendatangkan batu sandungan.
Apa yang tampak indah dan enak
tidak berarti benar. Ayam kelihatan enak tetapi tidak berarti benar-benar baik
untuk kesehatan. Apa yang kelihatan biasa dan banyak dilakukan orang, belum
tentu benar. Orang selalu terlambat (baca : budaya ngaret indonesia) itu
menjadi kebiasaan sebagian besar orang tetapi pasti secara tata krama itu tidak
benar.
Apabila kita tahu itu tidak benar, hindari dan bukannya menguji
kebaikan Tuhan dengan tetap nekat melakukan hal salah (yang biasa dilakukan
kebanyakan orang maupun baik dilihat) dan berpikir Tuhan akan selalu mengampuni
setiap dosa-dosa itu. Apakah kita mau menguji Tuhan? (Matius 4:7)
Berteman dengan para penggosip seperti ini pula kita dapat
memilih untuk meminimalkan waktu bersama-sama dengan mereka. Namun, kita juga
dapat mengajak teman-teman kita itu untuk membahas hal-hal yang memberkati. Dekatilah
mereka menurut pimpinan Roh Kudus ketika mereka terpeleset jatuh dalam hidup mereka, keadaan yang tidak normal
seperti biasanya.
Hanya membatasi intensitas pergaulan bukannya menghindari
teman-teman yang hidupnya berputar dalam cemoohan masalah hidup orang lain atau
tidak berteman dengan mereka. Berbuat seperti itu hanya akan menjadi batu
sandungan kita untuk mengenalkan firman Tuhan tentang keselamatan kepada mereka.
Jangan pernah takut berbuat dan berkata benar walaupun kita bisa saja menjadi berbeda pendapat dan cara dengan orang lain. Andalkan Roh Tuhan yang telah
dikaruniakan ke dalam kita sehingga perkataan, perbuatan bukan lagi atas dasar
pengertian kita yang terbatas, tetapi hikmat-Nya yang berjalan bersama kita
sehingga kita dimenangkan dalam setiap perkara.
Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment