Saturday, February 20, 2016

Kursi Kosong

Ayat Bacaan Ibrani 13:1-25
Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5b)
http://sorotklaten.co/berita-klaten-213-puluhan-jabatan-kades-di-klaten-kosong.html



Suatu kali, pada satu pertemuan bersama sahabat-sahabat saya, kami membahas tentang kekosongan hati dimana salah satu sahabat saya berkata, “yah, saya merasa ada kekosongan hati yang terisi kembali,” ketika dia tengah membahas tentang persekutuan yang diikutinya. Kemudian dia segera mengajak sahabat saya yang lain untuk mengikuti persekutuan, kebetulan mereka memiliki denominasi yang sama.

Yah, pernahkah kamu merasa kehilangan arah? Apapun yang baik telah kamu lakukan dan terima namun tetap saja ada sesuatu yang terasa kosong dalam hatimu? Kamu punya pegangan keyakinan, keluarga yang perhatian, karir yang menghasilkan, sahabat yang baik. Semua rasanya tidak ada yang kurang bahkan melalui setiap hobimu, kamu pun bisa puas dan menghasilkan sesuai harapanmu, terlepas dari kesulitan yang terkadang mampir. Namun hatimu pun masih terasa kosong, seperti ada yang hilang namun kamu kesulitan menemukan apa yang hilang dalam sepanjang perjalananmu.
Kamu tahu apa yang hilang?

Kepenuhan damai suka cita yang diberikan Tuhan melalui Roh Penolong yang seringkali kita kenal sebagai Roh Kudus. Ada dua hal dimana Roh Kudus “terasa” tidak hadir dalam perjalanan kita.


Pertama, kita menolak untuk menerima dan merasakan kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan kita. Meskipun berkali-kali Tuhan memberikan kode agar kita menyadari bahwa Dia rindu kepada kita untuk kembali pada-Nya, namun kita tetap mengeraskan dan menegarkan hati untuk tidak menerima uluran tangan-Nya. Kita membiarkan kekosongan hati menguasai kehidupan kita dan malah mencari kebahagiaan semu pada dunia. Hal ini jelas terjadi pada saya pribadi, dimana terlepas dari kesulitan-kesulitan yang saya hadapi, saya memilih menenggelamkan diri pada hobi menulis saya. Saya mengutarakan semua kebahagiaan semu dan kesulitan yang terkadang tidak mampu saya atasi melalui tulisan. Saya akan merasa baik-baik saja pada waktu tertentu dan pada waktu berikutnya saya akan kembali merasa kosong, seakan apa yang saya lakukan hanyalah kesia-siaan. Namun ketika saya membuka hati untuk menerima sentuhan tangan Tuhan yang telah memilih saya, saya merasakan suatu kepenuhan suka cita yang sebelumnya tidak pernah sekalipun mampir dalam hati saya. Yah, saya sadar setelah berkali-kali menutup mata pada kode Tuhan, saya akan tetap kembali ke jalan-Nya karena anugerah kasih telah memilih saya yang berdosa. 

Kedua, hilangnya kasih mula-mula terhadap Sang Pencipta dapat membawa kita “terasa” jauh dari Tuhan. Pengamatan yang saya lakukan, pengalaman kehilangan kasih mula-mula dapat terjadi karena kita yang lupa bersekutu dengannya. Kewajaran dunia tidak mengerjakan kebenaran di mata Tuhan. Yah, benar sesuatu yang terlihat wajar di hadapan manusia belum tentu benar di hadapan Tuhan. Ketika kita mengijinkan arus dunia menghanyutkan kita dalam perkara kecil, maka kita akan tenggelam oleh perkara kecil yang menjadi perkara besar. Seringkali orang berkata, “tidak apa, sekali ajah nggak ke gereja juga gak pa pa, aku juga gak pergi, kamu ikut ajah jalan-jalan hari ini.” Pesona dunia yang berbentuk terkadang dapat menghanyutkan hadirat Tuhan yang abstrak, yang hanya dapat dirasakan oleh lubuk hati. Mungkin, bagi sebagian orang itu sengaja bolos ibadah adalah hal yang wajar tetapi itu tidak benar. Sekali kita terbawa arus, maka kita akan tenggelam. Lama kelamaan, hal tersebut akan menyeret kita keluar dari kasih mula-mula kepada Tuhan. Kita mulai lupa beribadah dan doa, kita mulai lupa bersyukur atas penyediaan yang diberikan Tuhan kepada kita, kita mulai lupa atas kebaikan, perkenanan, dan kemurahan Tuhan. Akhirnya kita benar-benar lupa dengan Tuhan Yesus.

Pada satu titik, kita dapat merasakan bahwa ada kursi kosong di dalam hati kita entah munculnya kejenuhan akan rutinitas dunia ataupun munculnya persoalan-persoalan yang membuat kita penat. Yah, mau sesenang apapun kita di dunia, damai suka cita sejatinya hanya ada di dalam Dia. Hanya di dalam Dia, ada kepenuhan suka cita, damai sejahtera, dan pengharapan. Ibadah membawa kita pada urapan dari Tuhan yang terus menerus diperbaharui setiap kali, jika kita mulai sengaja bolos dari ibadah, maka kita pun kehilangan urapan yang disediakan Tuhan bagi kita. Tidak dapat dipungkiri, minyak dari Tuhan tak lagi tercurah bagi kehidupan kita dan api pun mulai padam.

Seberapa banyakkah di antara kita yang hari-hari ini merasakan ada kursi kosong dalam hati kita? 

Tuhanlah yang memilih kita terlebih dahulu, melepaskan kita dari penderitaan kekal, mengorbankan diri untuk menebus hidup bagi kita. Namun sanggupkah hati kecil kita berhianat dari kasihNya yang luar biasa dan memilih tenggelam dalam dunia? Membiarkan sebuah kursi itu terasa dalam keadaan kosong?

Yah, jangan memilih menegarkan hati membiarkan kursi kosong itu betah dalam hati kita. Sangatlah bersyukur ketika Tuhan telah memilih kita untuk menjadi pengikutNya. Tidak semua orang dipilihNya untuk masuk ke dalam kandangNya, maka hari ini bersyukurlah ketika bahkan dilubuk hatimu ada kasih yang kamu berikan untuk Tuhan Yesus. Tetaplah bertekun di dalam Dia, baik dalam ibadah, doa, pujian penyembahan, maupun Firman Tuhan.  Bukalah hati dan rasakan dengan cermat, apakah Roh Kudus tidak bersamamu? Apakah kursi itu benar-benar kosong?

Yah, sesungguhnya tidak sekalipun Tuhan meninggalkan kita sesering apapun kita merasakan Dia jauh bahkan kita merasakan Dia meninggalkan kita. Hanya saja, kita yang harus berkomitmen untuk tidak meninggalkanNya. Dia selalu ada menempati kursi yang kita rasakan kosong dan setia menemani kita... selalu.

Marilah kita berdoa: Ya Tuhan, Kursi ini kusediakan bagiMu. Ajarilah aku tetap pada jalan-jalan dalam perkenananMu, biarlah Gada-Mu mengajari langkah-langkahku. Aku bersyukur atas perkenananMu memilihku menjadi anak-Mu, aku bersyukur Engkau tidak pernah meninggalkanku. Biarlah kehendakMu menuntunku agar tidak ada lagi kekosongan hati yang boleh kurasakan. Aku percaya Engkau paling peduli padaku di sepanjang hidupku. Terima kasih Tuhan atas segala yang Engkau sediakan bagiku. Kemuliaan hanya bagiMu, Terima kasih Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin.

Tuhan Yesus memberkati
-------
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment