Ayat Bacaan Ibrani
13:1-25
Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5b)
![]() |
http://sorotklaten.co/berita-klaten-213-puluhan-jabatan-kades-di-klaten-kosong.html |
Suatu kali, pada satu pertemuan
bersama sahabat-sahabat saya, kami membahas tentang kekosongan hati dimana salah satu sahabat saya berkata, “yah, saya
merasa ada kekosongan hati yang terisi kembali,” ketika dia tengah membahas
tentang persekutuan yang diikutinya. Kemudian dia segera mengajak sahabat saya
yang lain untuk mengikuti persekutuan, kebetulan mereka memiliki denominasi
yang sama.
Yah, pernahkah kamu merasa
kehilangan arah? Apapun yang baik telah kamu lakukan dan terima namun tetap
saja ada sesuatu yang terasa kosong dalam hatimu? Kamu punya pegangan
keyakinan, keluarga yang perhatian, karir yang menghasilkan, sahabat yang baik.
Semua rasanya tidak ada yang kurang bahkan melalui setiap hobimu, kamu pun bisa
puas dan menghasilkan sesuai harapanmu, terlepas dari kesulitan yang terkadang
mampir. Namun hatimu pun masih terasa kosong, seperti ada yang hilang namun
kamu kesulitan menemukan apa yang hilang dalam sepanjang perjalananmu.
Kamu tahu apa yang hilang?
Kepenuhan damai suka cita yang
diberikan Tuhan melalui Roh Penolong yang seringkali kita kenal sebagai Roh
Kudus. Ada dua hal dimana Roh Kudus “terasa” tidak hadir dalam perjalanan kita.
Pertama, kita menolak untuk menerima dan merasakan kehadiran Roh
Kudus dalam kehidupan kita. Meskipun berkali-kali Tuhan memberikan kode agar kita menyadari bahwa Dia rindu
kepada kita untuk kembali pada-Nya, namun kita tetap mengeraskan dan menegarkan
hati untuk tidak menerima uluran tangan-Nya. Kita membiarkan kekosongan hati menguasai kehidupan kita
dan malah mencari kebahagiaan semu pada dunia. Hal ini jelas terjadi pada saya
pribadi, dimana terlepas dari kesulitan-kesulitan yang saya hadapi, saya
memilih menenggelamkan diri pada hobi menulis saya. Saya mengutarakan semua
kebahagiaan semu dan kesulitan yang terkadang tidak mampu saya atasi melalui
tulisan. Saya akan merasa baik-baik saja pada waktu tertentu dan pada waktu
berikutnya saya akan kembali merasa kosong,
seakan apa yang saya lakukan hanyalah kesia-siaan. Namun ketika saya membuka
hati untuk menerima sentuhan tangan
Tuhan yang telah memilih saya, saya merasakan suatu kepenuhan suka cita yang
sebelumnya tidak pernah sekalipun mampir dalam hati saya. Yah, saya sadar
setelah berkali-kali menutup mata pada kode
Tuhan, saya akan tetap kembali ke jalan-Nya karena anugerah kasih telah memilih
saya yang berdosa.
Kedua, hilangnya kasih mula-mula terhadap Sang Pencipta dapat
membawa kita “terasa” jauh dari Tuhan. Pengamatan yang saya lakukan, pengalaman
kehilangan kasih mula-mula dapat terjadi karena kita yang lupa bersekutu
dengannya. Kewajaran dunia tidak mengerjakan kebenaran di mata Tuhan. Yah,
benar sesuatu yang terlihat wajar di hadapan manusia belum tentu benar di
hadapan Tuhan. Ketika kita mengijinkan arus dunia menghanyutkan kita dalam
perkara kecil, maka kita akan tenggelam oleh perkara kecil yang menjadi perkara
besar. Seringkali orang berkata, “tidak apa, sekali ajah nggak ke gereja juga
gak pa pa, aku juga gak pergi, kamu ikut ajah jalan-jalan hari ini.” Pesona
dunia yang berbentuk terkadang dapat menghanyutkan hadirat Tuhan yang abstrak,
yang hanya dapat dirasakan oleh lubuk hati. Mungkin, bagi sebagian orang itu
sengaja bolos ibadah adalah hal yang wajar tetapi itu tidak benar. Sekali kita
terbawa arus, maka kita akan tenggelam. Lama kelamaan, hal tersebut akan
menyeret kita keluar dari kasih mula-mula kepada Tuhan. Kita mulai lupa beribadah
dan doa, kita mulai lupa bersyukur atas penyediaan yang diberikan Tuhan kepada
kita, kita mulai lupa atas kebaikan, perkenanan, dan kemurahan Tuhan. Akhirnya
kita benar-benar lupa dengan Tuhan Yesus.
Pada satu titik, kita dapat
merasakan bahwa ada kursi kosong di
dalam hati kita entah munculnya kejenuhan akan rutinitas dunia ataupun
munculnya persoalan-persoalan yang membuat kita penat. Yah, mau sesenang apapun
kita di dunia, damai suka cita sejatinya hanya ada di dalam Dia. Hanya di dalam
Dia, ada kepenuhan suka cita, damai sejahtera, dan pengharapan. Ibadah membawa
kita pada urapan dari Tuhan yang terus menerus diperbaharui setiap kali, jika
kita mulai sengaja bolos dari ibadah, maka kita pun kehilangan urapan yang
disediakan Tuhan bagi kita. Tidak dapat dipungkiri, minyak dari Tuhan tak lagi
tercurah bagi kehidupan kita dan api pun mulai padam.
Seberapa banyakkah di antara kita
yang hari-hari ini merasakan ada kursi kosong
dalam hati kita?
Tuhanlah yang memilih kita
terlebih dahulu, melepaskan kita dari penderitaan kekal, mengorbankan diri
untuk menebus hidup bagi kita. Namun
sanggupkah hati kecil kita berhianat dari kasihNya yang luar biasa dan memilih
tenggelam dalam dunia? Membiarkan sebuah kursi
itu terasa dalam keadaan kosong?
Yah, jangan memilih menegarkan
hati membiarkan kursi kosong itu
betah dalam hati kita. Sangatlah bersyukur ketika Tuhan telah memilih kita
untuk menjadi pengikutNya. Tidak semua orang dipilihNya untuk masuk ke dalam
kandangNya, maka hari ini bersyukurlah ketika bahkan dilubuk hatimu ada kasih
yang kamu berikan untuk Tuhan Yesus. Tetaplah bertekun di dalam Dia, baik dalam
ibadah, doa, pujian penyembahan, maupun Firman Tuhan. Bukalah hati dan rasakan dengan cermat,
apakah Roh Kudus tidak bersamamu? Apakah kursi itu benar-benar kosong?
Yah, sesungguhnya tidak sekalipun
Tuhan meninggalkan kita sesering apapun kita merasakan Dia jauh bahkan kita
merasakan Dia meninggalkan kita. Hanya saja, kita yang harus berkomitmen untuk
tidak meninggalkanNya. Dia selalu ada menempati kursi yang kita rasakan kosong
dan setia menemani kita... selalu.
Marilah kita berdoa: Ya Tuhan,
Kursi ini kusediakan bagiMu. Ajarilah aku tetap pada jalan-jalan dalam
perkenananMu, biarlah Gada-Mu mengajari langkah-langkahku. Aku bersyukur atas
perkenananMu memilihku menjadi anak-Mu, aku bersyukur Engkau tidak pernah
meninggalkanku. Biarlah kehendakMu menuntunku agar tidak ada lagi kekosongan
hati yang boleh kurasakan. Aku percaya Engkau paling peduli padaku di sepanjang
hidupku. Terima kasih Tuhan atas segala yang Engkau sediakan bagiku. Kemuliaan
hanya bagiMu, Terima kasih Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin.
Tuhan Yesus memberkati
-------
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment