Friday, December 4, 2015

Rajin Mengeluh



Ayat bacaan Bilangan 11:1-3
Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut1 di hadapan Tuhan tentang nasib buruk2 mereka, dan ketika Tuhan mendengarnya bangkitlah murka-Nya3, kemudian menyalalah api Tuhan di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan4. (Bilangan 11:1)
http://www.godisreal.today/fire-god/

Bahasan pertama kali ini, marilah kita melihat pada bersungut-sungut yang tentu saja kita maknai sebagai keluhan. Bagaimana jika ada orang yang mengeluh di dekat kita? Yah, pasti kita dibuat pusing dan terasa bising dengan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya. Bahkan tidak dipungkiri, suasana hati kita akan terbawa ke arah yang negatif. Semangat pun akan padam dengan mudahnya apabila mendengar orang di sekeliling kita mengeluh. Bayangkan saja, apalagi kalau hal-hal yang dikeluhkan orang adalah hal yang sudah pasti tidak perlu dikeluhkan. Misalnya, si A diberikan pekerjaan setumpuk yang memang harus dikerjakannya tetapi si A sangat hobi mengeluh tentang pekerjaannya yang banyak padahal sudah kewajibannya untuk menyelesaikannya. Lah? Pernah ketemu?

Wednesday, December 2, 2015

Dosa Tanpa Sadar



Ayat bacaan Imamat 5:14-19
Jikalau seseorang berbuat dosa dengan melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN tanpa mengetahuinya, maka ia bersalah dan harus menanggung kesalahannya sendiri. (Imamat 5:17)
Pic by

Alkitab katakan bahwa tanpa mengetahui dan menyadari serta tanpa sengaja berbuat salah saja, kita telah berdosa, apalagi kita yang mengetahuinya tetapi tidak memohon ampun? Di jaman perjanjian lama, manusia harus mempersembahkan korban penghapusan dosa untuk kesalahan yang tanpa sengaja ataupun tanpa sadar dilakukannya melalui imam. Hal tersebut, tidak hanya berlaku bagi manusia yang hidup di jaman perjanjian lama, manusia modern saat ini pun perlu memohon ampun meskipun dilakukan dengan cara yang berbeda.

Pada Matius 6:5-15 khususnya pada ayat ke 12 yang berbunyi, 


Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; (Matius 6:12)

Monday, November 9, 2015

[PuisiPujian] Harta Surgawi

http://www.playbuzz.com/chrisanthemum10/which-part-of-heaven-will-you-go-to

Pelik menanggung luka
Oleh dusta keserakahan
Mengoyak kebenaran
Terbenam dalam lumpur dunia

Materi sebagai pendosa
Saat manusia mulai menghambakan diri
Pura-pura lupa akan salah
Hanya untuk nikmat sesaat

Begitu murahkah harga diri manusia?
Terbeli oleh beberapa keping emas
Hasrat fana tampak menggoda
Buta dengan harta surgawi yang belum terlihat

Karya yang sungguh besar itu...
Kasih Bapa yang menyelamatkan

Lily Zhang. Borneo, 13 Oktober 2013

Tuesday, October 13, 2015

Memelihara Ketekunan

Ayat Bacaan 1 Timotius 4:1-16
Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. (1 Timotius 4:7-8)

Latihan? Apa yang kita pikirkan apabila kita mendengar kata “latihan”?

link
Kamus besar bahasa Indonesia menerjemahkan “latihan” sebagai “pembiasaan diri atau kemampuan” untuk suatu hal. Namun sebagian dari kita pasti mengerti tentang “latihan” dimana kita harus melakukan hal-hal yang sama berulang kali sampai kita terbiasa akan hal tersebut.
Dulu, saya sempat menggemari olahraga bola basket sehingga ketika teman-teman saya yang lain bermain dengan lincahnya, saya sempat iri dan ingin selincah dan sehebat mereka. Kebetulan adik saya seorang pemain basket, suatu kali saya memintanya untuk mengajarkan saya beberapa teknik bermain bola basket untuk pemula. 

Sebagai pemula, saya diajarkan terlebih dahulu untuk menguasai teknik mendribel bola. Tidak semudah kelihatannya, mendribel bola itu sepatutnya dapat ditangkap oleh telapak tangan ketika bolanya memantul ke atas saat kita mendribel. Namun yang saya lakukan malah menampar bola, alih-alih menangkapnya, bola itu malah lari kemana-mana. “Latihan sampai bisa baru boleh main,” katanya kepada saya. Dan saudara/i tahu kalau latihan dasar seperti ini pun akan masuk dalam titik jenuh. Bayangkan saja, saya harus latihan sampai batas yang tidak ditentukan sehingga mampu menguasai teknik mendribel bola tersebut. Yah, saya harus latihan sampai terbiasa untuk boleh terlibat dalam permainan.

Wednesday, October 7, 2015

[PuisiPujian] Terima Kasih Yesus

LINK

Dilimpahi detik pergumulan
Berbagai perkara yang terlihat sukar
Terjatuh dan terhempas

Hampir saja tak ingat akan kembali bangkit
Sedikit lagi berteman dengan kelam
Seakan dunia menjadi musuh
Dan neraka seperti sahabat sejati

Sebuah tangan menjamah
Mengangkat kecemasan dan kebimbangan
Air mata pun turun tak beralasan
Merasakan setiap sentuhan kasih-Mu

Terima kasih Yesus
Untuk lawatan-Mu yang indah
Juga karunia-Mu yang luar biasa


Lily Zhang. Borneo, 11 Oktober 2013

Friday, September 11, 2015

Minimal seorang penolong



Ayat bacaan Keluaran 17:8-16
Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam (Keluaran 17:12)
http://www.dakwatuna.com/2013/09/20/39586/ayo-lemparkan-tongkatmu/#axzz3lPps4c4l

Setelah selesai membaca ayat bacaan ini, saya pribadi merasa tidak bisa meninggalkan ayat ini begitu saja, banyak hal yang bisa saya peroleh dari kemenangan bangsa Israel terhadap orang Amalek. Allah yang berperang bagi mereka walaupun Yosua tetap turun bersama pasukannya. Namun ayat 11 dapat dilihat bahwa tanpa campur tangan Allah, mereka tidak akan mungkin bisa menang. Hanya dengan cara Musa mengangkat dan menurunkan tongkatnya, mereka dapat melihat perbuatan besar Allah. Di sini, kita melihat kedaulatan Allah dalam hidup manusia. 

Saturday, September 5, 2015

Dengan Tidak Beralih!


Ayat bacaan Keluaran 13:17-22

TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu. (Keluaran 13:21-22)

Apa sih tiang awan dan tiang api?

http://rlcfchurch.org/how-god-leads-his-church-to-glory/
Perlambangan kehadiran Tuhan Allah di depan mereka untuk memberikan perlindungan, penyertaan dan penuntunan-Nya dalam perjalanan yang sangat asing bagi umat-Nya. Tiang awan yang meneduhkan untuk melindungi umat-Nya dari terik matahari padang gurun yang menyengat. Sementara pada malam hari, tiang awan itu akan berubah menjadi tiang api yang menerangi tempat umat-Nya dimanapun mereka berjalan ataupun berkemah, bahkan dengan jaminan bahwa bangsa itu dapat meneruskan perjalanan tanpa takut siang dan malam.

Friday, August 14, 2015

Sembunyi-sembunyi

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Lukas 18:14)
http://www.gambargratis.com/wp-content/uploads/2012/03/
“Aku berpuasa seminggu tiga kali,” kata Silly membanggakan dirinya bisa lebih “rohani” dibandingkan sahabatnya Filly. Namun sahabatnya Filly pun tidak mau kalah, “puasa apa diet? Mendingan taat pujian penyembahan dan ikut kegiatan Gereja.”

“Buat apa ikut kegiatan kalau malas-malasan,” balas Silly yang sangat mengenal sahabatnya yang hanya ikut kegiatan Gereja karena formalitas.

“Mendingan daripada nggak sama sekali kayak kamu, diet ajah bilang puasa.”

Kemudian masing-masing dari mereka mulai naik pitam, saling mengejek, berujung pada amarah. Beruntung, Papa Silly mendengar dan menghampiri mereka untuk melerai. “Tidak satupun kalian yang benar, kalian hanyalah bermegah. Cerminlah adikmu, Silly. Ester melakukan segala pekerjaan Tuhan dengan taat namun dia tidak pernah bermegah. Setiap kali Papa tanya selalu dia bilang tidak melakukan apa-apa buat Tuhan, tidak cukup. Betapa dahaganya dia terhadap kebaikan Tuhan.”

Tuesday, August 4, 2015

Cinta dulu, baru Iman atau sebaliknya?


Ayat Bacaan Matius 6:25-34
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)


http://tanmelvyn.com/2013/12/20/god-first/
Suatu kali si taat bertanya kepada si plin plan, “hei, kamu kok lama ke Gereja, aktif banget tapi nggak mau dibaptis?”
“Lah, mesti?”
“Loh, seharusnya kan begitu.”
“Hmmm... sebenarnya, aku pengennya satu agama sama suami, kalau married sama yang satu agama baru dibaptis.”
“Emang kalau agama lain?”
“Ikutan suami dong daripada banyak masalah. Terus milih-milih agama ini lah itu lah!” kemudian si taat hanya menghela nafas dan tidak mampu menjawab apa-apa, dia tahu kalau sahabatnya itu si plin plan akan berubah pikiran lagi sewaktu-waktu.

Bagaimana menurutmu? Benarkah kita harus bertemu cinta dahulu atau taat dahulu? Seringkali ini menjadi pergumulan banyak wanita lajang yang belum menikah, tentunya wanita yang tidak terlahir sebagai Kristen. Tetapi apa kata Holy Father tentang hal ini? Pada Matius 6 ayat ke 33 bahwa kita seharusnya mencari dahulu kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan dalam hidup kita. Dalam perikop itu, kita tidak dianjurkan untuk membiarkan rasa cemas merajarela sehingga kita berjalan tidak sesuai dengan Firman Allah yang merupakan makanan utama kerohanian kita.


Pada kenyataannya, mendahulukan cinta daripada iman sepertinya menjadi kebiasaan tersendiri bagi sebagian orang. Mereka menyangkal iman di dalam hatinya hanya karena mendahulukan cintanya kepada seseorang. Meskipun, di dasar hati mereka, ada kerinduan kepada Kristus. Mereka mulai mencari celah untuk membela cinta. Mulai menggali kekurangan-kekurangan iman yang dimilikinya selama ini. Sebenarnya, hal itu salah satu bentuk dari kecemasan mereka dalam hal jodoh dan tentunya hal-hal pendukung lainnya.

Mereka mulai tidak memandang seiman atau tidaknya, taat atau tidaknya, bahkan mereka menyerahkan keputusan akhir kepada pasangan yang mungkin pada saat itu belum kelihatan atau tidak sesuai kehendak Allah. Seperti yang dilakukan oleh si plin plan. Hal ini, tidak hanya berbicara iman yang goyah tetapi ketiadaan prinsip pada diri orang tersebut, langkahnya mudah goyah karena dia lebih senang memandang wajah pasangannya daripada mencari wajah-Nya.

Kebiasaan mendahulukan cinta daripada iman ini tidak terjadi pada orang-orang yang sedang memilih pasangan hidup, tetapi bahkan orang yang hidup dengan pasangannya pun seringkali lebih takut kepada pasangannya daripada kepada Tuhan dengan konsekuensi iman yang mengering (karena kurangnya ketaatan).

Saat tulisan ini dibaca, saya yakin sekali akan banyak celaan dan hinaan dari “sebagian orang” yang memilih mendahulukan pencarian cinta seperti ilustrasi di atas, baik dia wanita ataupun pria. Yah, mungkin tulisan ini terlalu ekstrim namun mirisnya banyak sekali pengalaman-pengalam orang yang berdiskusi sampai resah mengenai hal tentang cinta dan iman mereka. Mereka tidak berani melepaskan karena terlanjur cinta bahkan justru mulai mencari alasan untuk jauh dari Tuhan dengan mencari celah-celah yang membenarkan tindakan mereka. Namun satu hal yang terlupakan bahwa, Kristus itu sempurna. Apabila seseorang benar-benar mencari celah dengan menekuni Firman Allah dengan sungguh-sungguh maka yang dia temukan itu pasti bukannya mendapat celah untuk “menyangkal” namun dia pasti mendapat celah untuk jatuh cinta dengan Allah. Nah loh! Satu lagi, orang yang mencari celah itu sebenarnya tidak yakin untuk meninggalkan imannya. Nah loh!

Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (Kisah Para Rasul 2:25)

Oleh karena itu, apapun yang kesulitan yang kita alami, God First, senantiasa pandanglah Tuhan selalu dalam setiap perkara kita. Berserulah kepadaNya, tetap tekun untuk taat dan setia dalam segala kehendakNya yang bisa kita ketahui dari Firman Allah, maka Tuhan berjanji akan memenuhi janjiNya (baca : Ibrani 10:36). Jadikanlah Tuhan Yesus prioritas utama kita dalam setiap musim hidup kita. Ketika dihadapkan pilihan untuk memilih Iman atau Cinta, apabila kita senantiasa memandang kepadaNya, saya yakin kita semua bisa memilih Dia terlebih dahulu tanpa ragu dan tidak goyah meskipun diguncang sekuat apapun. Yakinlah, Dia akan sediakan pasangan yang sepadan dengan kita, tidak lebih tinggi dan lebih rendah, namun seseorang yang bisa berjalan di samping kita.

Marilah kita berdoa agar kita termasuk orang-orang yang mengasihi Tuhan dan meminta hikmat-Nya ditambahkan dalam setiap keputusan kita untuk memilih pasangan hidup atau sedang menjalani hidup dengan seseorang yang kita kasihi. Sehingga kita hidup berjalan dengan berkenan di hadapan-Nya. Amin.

Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang


Tuesday, July 21, 2015

Minta Konfirmasi!

Ayat Bacaan Kejadian 24:1-67
Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum -- dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu." (Kejadian 24:14)
link
Pernahkah kita meminta petunjuk kepada Tuhan dengan cara seperti yang dilakukan oleh hamba Abraham itu?

Hamba Abraham menghadapi sebuah pergumulan akan kebingungannya sendiri untuk mengemban tanggung jawab dari Abraham apalagi dia diminta bersumpah. Di antara perempuan-perempuan itu, hamba Abraham tidak tahu bagaimana harus membawa pulang calon istri bagi Ishak. 

Dalam kebingungannya, hamba Abraham meminta petunjuk kepada Tuhan dengan menunjukkan sesuai dengan yang diperkatakannya. Pernahkah kita menyatakan petunjuk agar apabila Tuhan berkenan atas apa yang kita lakukan, Dia akan menggenapinya?

Saturday, July 4, 2015

Belum Cukup?


Ayat Bacaan Matius 6:5-15
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (Matius 6:11)
link

Bacaan ini merupakan nasehat Tuhan Yesus yang mengajarkan bagaimana kita untuk berdoa. Kristiani tidak mendikte bagaimana cara kita berdoa tetapi ajaran hal berdoa yang datang dari Tuhan Yesus perlu kita teladani. Namun hari ini, kita tidak mengangkat topik perikop ini tentang hal berdoa. Hanya mengingatkan bahwa tidaklah perlu kita berdoa memutar-mutar panjang agar Tuhan mengabulkan keinginan kita, sesungguhnya Dia telah mengetahui apa yang kita perlukan. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kecukupan doa dapat dibaca pada Matius 6:5-15.

Nah, bagaimana perihal ayat nas hari ini? Di sini, secukupnya ditebalkan, mengapa? Saya merasa akan sangat menarik bahwa kita membahas tentang kecukupan hidup kita. Makanan secukupnya menurut Tuhan bisa berarti ketika kecil, kita diberikan makan setengah piring nasi namun setelah besar, kita diberikan makan satu piring nasi.

Saturday, June 20, 2015

Gegabah!


Ayat bacaan Kejadian 15-16
Kejadian 16:2  Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
link

Begitu patuhnya Abram kepada istrinya yang merindukan seorang anak setelah puluhan tahun menanti, bahkan di usianya yang tua. Tanpa membantah, Abram menuruti keinginan istrinya. Padahal Allah telah berjanji kepada Abram mengenai keturunan.


Kejadian 15:5  Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Namun saat dimintai istrinya untuk bergaul dengan Hagar, Abram seolah melupakan janji Allah yang tak teringkar. Ataukah tidak terdapat iman di dalamnya? Kebiasaan jaman dulu dimana seorang istri yang mandul akan memberikan hambanya kepada suami untuk melahirkan keturunan yang nantinya akan diberikan kepada tuannya dikerjakan oleh Sarai, secara adat kebiasaan, Sarai sama sekali tidak melanggar aturan. 

Thursday, June 18, 2015

Curhat sama Tuhan Yesus


Ayat Bacaan Kejadian 23:1-20
Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan isterinya yang mati itu (Kejadian 23:2-3)
link

Pernah mendengar dalam lingkungan non-Kristen, “orang Kristen nggak sayang orang tua.” Perkataan ini sudah saya dengar jauh sebelum saya menjadi pengikut Kristus dengan alasan-alasan yang dibenarkan oleh sebagian tua-tua non-Kristen.

Dulu pada saat saya belum menerima Kristus, saya heran banget dengan semua teman-teman saya yang Kristiani ketika ada kerabat yang meninggal terlihat tidak menangis meraung-raung, hanya sisa sembab atau mata memerah. Padahal dalam tradisi cina setempat, anak-cucu dan kerabat yang ditinggalkan harus menangis untuk apa tepatnya saya tidak pernah tahu. Bahkan saya pernah mendengar dari orang tua saya bahwa jaman dulu orang-orang cina yang ditinggalkan itu rela membayar orang hanya untuk menangis siang-malam. Sampai sekarang saya tidak mengerti apa maksud dari tradisi tersebut karena saya tidak pernah mengalaminya sendiri. Walaupun saya berasal dari keluarga cina yang percaya dengan takhayul, saya sendiri terus meragukan hal tersebut. Kadang percaya, kadang tidak sewaktu saya belum menerima Kristus.


Sebab ada kekuatan-Nya dalam kelemahan saya. Ketika Mama saya berpulang seharusnya saya mengalami "raungan" tangisan yang tidak mampu saya tahan. Apalagi Mama sudah menjadi urat nadi kehidupan saya dimana semua kesedihan dan kegembiraan selalu ditumpahkan kepada Mama. Namun pada titik ketika saya mengalami kebaikan Tuhan Yesus dalam hidup, saya mampu berkata sambil tersenyum kecil, “ini semua karena ada Tuhan Yesus.” Tanpa memberikan penjelasan apapun, setiap orang Kristiani tentunya akan mengerti. Dan pertanyaan yang sering sekali ditanyakan adalah, “kok kamu bisa tegar banget?” atau “kamu baik-baik ajah yah kan?” bahkan banyak senyuman sahabat (yang terlihat lega dengan keadaan saya yang  porak-poranda) yang membuat saya mengucap syukur bahwa kekuatan Tuhan luar biasa, melebihi ekspektasi saya, apalagi saya terkenal sebagai orang yang mudah menangis bersinggungan dengan Mama yang saya sayangi. Yah, saya menangis dan meratap tanpa perlu saya tunjukkan kepada siapapun selain Tuhan Yesus pada saat itu. Itukah yang sering dihakimi bahwa orang Kristiani tidak menyayangi orang tua hanya karena mereka tidak memerlihatkan kesedihan yang berlebihan? Tidak ada seorang pun yang mengerti hati orang lain dengan begitu baik kecuali Tuhan Yesus.

Tentu, seperti Abraham setelah meratap dan menangis, dia bangkit kembali untuk mengurus jenazah Sara. Seperti itu pula baiknya pekerjaan Tuhan dalam hidup saya ketika saya dimampukan untuk mengurus semua itu dengan baik. Kekuatan yang tidak pernah terlintas dan kita mengerti, sampai ketika kita mengalaminya sendiri. Pastinya, itu bukan kekuatan saya. 

Kebanyakan orang berpendapat terhadap situasi saya dimana sebagian dari mereka mungkin akan menangis meraung-raung, kebingungan, atau apapun yang bisa melemahkan kekuatan, pikiran dan perasaan mereka. Tetapi Tuhan tidak memberikan roh lemah kepada anak-anakNya dan bersyukur bahwa kami (saya dan keluarga) diberikan Roh Kuat di dalam Dia sehingga setiap orang-orang dapat melihat, ini loh karya kekuatan-Nya Tuhan (tidak ada maksud memegahkan saya dan keluarga tetapi lebih memegahkan Tuhan Yesus yang luar biasa). Meskipun ada kendala-kendala namun semuanya selesai dengan sangat baik dan lancar.

Kita tidak dikehendaki untuk berlarut-larut dalam ratapan dan tangisan. Seperti Abraham, kita diharapkan untuk bangkit dan melanjutkan hidup. Mungkin ada misi-misi memuliakan-Nya yang dirindukan oleh kerabat, orang tua, atau sahabat kita yang berpulang duluan, jika kita tergerak untuk melanjutkan misi dan kita mampu melakukannya, lakukanlah dan jadikan motivasi yang baik dalam hidup kita serta minta tuntunan-Nya yang benar.

Yah, menjawab orang-orang yang mengatakan Kristiani tidak menyayangi orang tuanya itu sepenuhnya salah. Saya sendiri menyanyangi orang tua dengan meminta tuntunan Tuhan karena saya sendiri mengetahui bahwa saya tidak sempurna. Kalaupun hari-hari ini, saya terlihat tegar itu sekali lagi karena Peran-Nya sehingga sesulit apapun saya hanya mencari Dia yang memelihara saya; menangis, meratap, dan mencari pertolongan di dalam Dia. Menyayangi orang tua dengan cara; tidak memerlihatkan beban dan tanggungan hidup yang mungkin sangat sulit untuk kita lewati. Hanya sekedar memberikan mereka ruang lega agar tidak ikut menanggung beban berat yang seharusnya menjadi tanggungan kita dan keluarga kecil kita sekarang ataupun nanti. Tanggungan beban kita pula dapat kita bawa ke dalam sharing dengan saudara seiman setelah meminta penyertaan Tuhan Yesus dalam hidup kita. God First!

Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. (Mazmur 62:8)
Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang

Wednesday, June 17, 2015

Penyihir Bernama COC

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2)
http://id.aliexpress.com/w/wholesale-clash-of-clans/2.html
Sebagai seorang penulis yang senang merenung, saya tidak memaksakan bahwa pendapat ini ke dalam diri para pembaca. Mungkin banyak yang protes atau sekedar beranggapan saya terlalu menggurui tetapi apapun anggapan Anda (baca: pembaca) saya hanya berusaha membagikan apa yang saya dapatkan kali ini.

Kontroversial sekali judulnya apalagi mengangkat nama COC (Clash of Clans) yang sangat banyak peminatnya. Di sini, saya tidak mengatakan bahwa game ini tidak bagus namun di sini kita belajar memanage diri sendiri. Memakai COC sebagai contoh karena game ini masih hangat dan sangat “menginfeksi”. Tidak sedikit saya mendengar keluhan beberapa orang terkait kecanduan-nya pacar, teman, kerabat sehingga mereka seolah tersihir oleh permainan itu. Bahkan beberapa diantara mereka harus mencak-mencak marah karena kurang diperhatikan. Jelas, para gamer COC lebih perhatian dengan notifikasi yang muncul di smartphone mereka dibandingkan dengan orang-orang di sekeliling mereka.


Tidak terlepas juga, game lain seperti Get Rich, Criminal Case, Candy Crush, Hero Sky, dan lain sebagainya. Namun lebih banyak keluhan ketika gamer mulai lebih sibuk dengan demam COC ini dibandingkan dengan lainnya.

Bukankah seharusnya manusia memiliki otoritas berkuasa atas barang-barang dunia? Dengan “tidak mau ketinggalan” itulah manusia mulai diperbudak menjadi hamba pesona dunia. Apabila kita sampai tidak mau ketinggalan dan melewatkan waktu-waktu kita dengan online game, sebenarnya kita sudah dalam taraf kecanduan. Ini sama halnya juga dengan cewek-cewek yang hobi sekali segera menghabiskan drama korea sehingga hati, pikiran, dan jasmaninya hanya tertuju pada drama itu. Kecanduan yang pernah saya alami juga. Begitu pula dengan game, saya pernah mengalami kecanduan yang sama. Saya merasakan akibat jelek dari hal itu. Saya menjadi malas untuk makan dan melakukan hal berguna lainnya. Dengan begitu, sebenarnya kita telah menghambakan diri pada pesona fana yang tentu saja akan hilang begitu saja. Karena sifat fana adalah sementara. 

Kecanduan ini akan mengalihkan fokus kita dari kehendak Allah menjadi kehendak sendiri (kembali ke doktrin masing-masing) sehingga tentunya banyak hal yang akan malas kita lakukan seperti hidup sesuai dengan Firman Tuhan dengan rajin membaca Firman Tuhan, Memuji, dan Menyembah.
Sebenarnya, ada orang yang mengatakan “kembali ke diri masing-masing” tapi benarkah itu bekerja dengan baik? Saya pribadi merasa itu tidak bekerja dengan baik karena semakin dalam kita masuk ke dalam kecanduan itu, semakin terasa menarik dan susah untuk menariknya ke luar. Jadi permainan dan drama-sinetron, apakah barang fana dunia? Saya rasa semua mengetahui jawabannya. Bukannya tidak diperbolehkan namun bagaimana kita memanage diri sendiri untuk tidak menomorsatukan hal-hal tersebut.

Nah, bagaimana tips yang tepat untuk meminimalisasi kehendak bebas kita untuk diperbudak kelemahan daging atau menghilangkannya?

Berdoa. Tidak henti-hentinya pada setiap kelemahan kita, selalu sarannya adalah berdoa. Ada seorang sahabat mengatakan, berdoa itu simple tapi besar kuasaNya. Benar, meskipun terlihat simple bahkan kadang terlihat kurang menarik (apabila dibandingkan pesona dunia) tetapi doa memiliki kuasa yang sangat besar yang sanggup mengubah dan memulihkan. Tanpa Kasih Karunia, kita tidak dimampukan untuk melekat dan intim bersama Tuhan. Nah, mengatasi kelemahan pun kita bisa minta tuntunan Tuhan untuk memampukan kita memperbaiki langkah kita yang tidak dikehendaki Tuhan.

Praise & Worship. Saya tidak tahu apakah banyak di antara kita yang melakukan pujian penyembahan namun ini bekerja untuk menjaga urapan, lawatan, dan kerinduan kepada Tuhan. Meninggikan Dia yang telah memberikan Kasih yang besar ke dalam hidup kita.

Membaca Firman Tuhan. Peminat baca di Indonesia sangatlah kecil bahkan pada komunitas, Kristiani yang mengenal baik Firman Tuhan pun sangat sedikit. Sisihkanlah waktu untuk merenungi Firman Tuhan. Bermainlah dengan penuh sukacita dalam setiap renungan yang selalu mampu mengukuhkan iman kita. Sebab, semakin kita rajin membaca, semakin kita mengenal Kristus, maka akan semakin rindu kita terhadap Sang Creator. Semakin mengenal-Nya, semakin membuat kita haus untuk mengenal-Nya.

Mengekang keinginan. Ikat keinginan kita, bolehlah kita bermain di waktu-waktu yang telah benar-benar luang setelah membiasakan kegiatan Berdoa, Praise & Worship, serta Membaca Firman Tuhan. Namun tetap berkuasa atas semua pesona itu tanpa terikat, kecanduan, dan memanage dengan baik. Kehendak Allah bukanlah segala pesona dunia.

Perlahan lepaskanlah. Bagaimana cara kita bisa melepaskan dari pesona ini yang terlihat jauh lebih menarik? Banyak sekali cara melepaskan hal yang tidak bisa menghasilkan apa-apa, hanya membuang waktu luang kita yang sebenarnya berharga. Oleh karena itu, cari tahu kegiatan apa yang kita senangi misalnya; mendengar musik rohani, membaca renungan atau fiksi rohani, membuat kerajinan tangan, menggambar, bermusik, berolahraga, membangun hubungan dengan sesama dan lain sebagainya. Banyak hal yang bisa kita lakukan dari sekedar duduk sambil bermain game atau menonton berlebihan drama/sinetron. Cari hal-hal yang bisa menghasilkan karya. Berkaryalah! Apapun itu yang penting positif!

Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang

Thursday, June 11, 2015

Deklarasi Kebanggaan

Ayat bacaan Kejadian 21:1-7
Lagi katanya: “Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: “Sara menyusui anak? Namun aku telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya.” (Kejadian 21:7)
link

Kejadian 18:12 memerlihatkan bahwa betapa tidak percayainya Sara terhadap Firman Tuhan yang disampaikan kepada Abraham. Namun sebaliknya, pada ayat Kejadian 21:7 mencerminkan kebanggaan Sara akan pekerjaan Tuhan dalam hidupnya. Selama ini, Sara menyimpan kesedihan bahwa dia tidak akan bisa melahirkan anak bagi Abraham dan meneruskan keturunannya. Tidak ada lagi yang akan mempertanyakan bahwa “Sara menyusui anak?” karena janji Tuhan telah digenapi dengan kelahiran Ishak. Dapat dibaca betapa antusias kebangaan Sara ketika melahirkan Ishak pada masa tuanya.


Seringkah kita bergembira atas segala pekerjaan Tuhan baik yang berupa supranatural ataupun melalui “alat-Nya”?

Monday, June 1, 2015

Tujuh Kali Memohon



Ayat bacaan Kejadian 18:16-33

Abraham datang mendekat dan berkata: “Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? (Kejadian 18:23)
link

Suatu kali, sebuah perusahaan kehilangan stok yang bernilai ratusan juta rupiah. Ketika di wawancara satu per satu, pemimpin itu tidak dapat memisahkan mana karyawan yang bisa dipercaya ataupun karyawan yang mencurigakan. Dia bisa menuntut semua karyawannya bersalah atau membiarkan peristiwa ini berlalu dengan kerugian besar. Pemimpin yang cakap tidak akan bisa membiarkan hal seperti ini lewat begitu saja atau akan lebih banyak kerugian yang akan ditanggungnya. Namun, menuntut semua karyawannya bersalah, tentu saja hati nuraninya tidaklah tega. Secara pasti, masih tersisa karyawan jujur yang terkena imbas atas ketidakjujuran karyawan yang mencuri. Tetapi apakah seorang karyawan jujur pasti berani mengadukan temannya?

Tujuh kali Abraham dengan rendah hati, penuh harap, dan takut kepadaNya memohon untuk pengampunan terhadap dosa besar Sodom dan Gomora. Tuhan berFirman akan mengabulkan  setiap permohonan Abraham. Namun permohonan ke tujuh kemudian Tuhan pun pergi dari hadapan Abraham. Tuhan tahu apa yang ada di hati Abraham sekalipun tidak diucapkannya atau dimintanya secara langsung di depan Tuhan. Namun apa yang seharusnya terjadi sesuai kehendak-Nya pastilah terjadi.



Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu. (Kejadian 19:29)


Ayat di atas menjelaskan bahwa permohonan Abraham yang tujuh kali itu tidak berlalu dengan sia-sia serta Tuhan tahu harapan yang disembunyikan Abraham dalam setiap permohonannya. Oleh karena kasih dan tanggung jawab Abraham yang besar terhadap saudaranya, dia menanggalkan semua rasa takutnya untuk memohon pengampunan Sodom dan Gomora yang sangat berdosa kepada Tuhan. Itu dilakukannya untuk menyelamatkan Lot. Hanya saja Tuhan tidak mengabulkan keinginan Abraham untuk keselamatan Sodom dan Gomora namun menggantinya dengan diluputkannya Lot dan keluarganya dari kota berdosa itu sesuai dengan cara-Nya. Tuhan mengasihani Lot karena permohonan Abraham. 


Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. (Kejadian 19:16)

Dapat diambil kesimpulan dari peristiwa ini; 

Permohonan tidak pernah kembali dengan sia-sia. Mungkin hari ini, kita merasa permohonan kita yang sama dan berulang kali terasa kosong, hampa, dan tidak ada jawaban. Namun seperti kisah di atas bahwa Tuhan tidak pernah melupakan apa yang kita mohon atau minta kepada-Nya. Ada waktu dan cara-Nya yang tidak pernah melintas dalam pikiran kita. Hanya saja, kita perlu meneladani Abraham yang tidak jenuh meminta berulang kali, rendah hati akan harapan dalam setiap permohonannya. Di sini, kita juga dapat menyimpulkan bahwa Abraham yang berdoa syafaat untuk mereka adalah dengan hati yang sungguh-sungguh.

Sampaikan harapan yang tersembunyi dalam hati. Tanpa perlu kita mengucapkannya, Tuhan MahaMengetahui hati kita dan harapan kita. oleh karena itu, tidak perlu menyembunyikan harapan besar dalam hati kita terhadap Tuhan. Sebab, mau kita katakan atau tidak sebenarnya Tuhan sudah tahu dan mengabulkan sesuai dengan kehendak-Nya.

Menanggalkan semua rasa takut. Terkadang, kita merasa sungkan dan takut Tuhan tidak memenuhi harapan kita atau permintaan kita mustahil dan terlalu besar buat kita sendiri. Namun kita harus percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang MahaPengasih, Dia selalu siap mendengarkan apapun yang kita pinta, Dia bahkan terlalu setia untuk manusia yang hidup dalam keterbatasan dan hati yang tidak pernah sempurna. Namun Tuhan mampu mewujudkan kehendak-Nya dalam hidup kita lebih dari ekspektasi bahkan pemenuhan-Nya lebih dari yang kita minta.

Sesuai cara-Nya. Kita tidak pernah mengerti bagaimana cara-Nya memenuhi permintaan kita yang terkadang mustahil dan bahkan terlalu besar. Namun Tuhan punya cara-Nya sendiri yang tidak terpikirkan untuk hidup kita. Manusia hanya perlu percaya dan bergantung kepada-Nya sehingga kehendak-Nya dinyatakan dalam hidup kita. 

Adalah sebuah pengalaman doa Rani, “Ya Tuhan, pulihkanlah tubuh Rina sahabatku.” Doa itu terus dipanjatkannya berulang kali dengan beragam cara, namun sepertinya semuanya terlihat sia-sia. Dia tahu kalau Rina itu sangat anti-Kristus, kemustahilan itu pun melemahkan hatinya. Namun kemudian di setiap sela-sela doanya, terkadang dia menyelipkan nama Rina walaupun tidak se-intens dahulu. Sampai beberapa kali, Rani didorong untuk berdoa bagi Rina, “Tuhan, kiranya Engkau menyentuh dan melembutkan hatinya, daripada-Mu ada jawaban dan aku percaya itu. Jika tidak melalui aku untuk meminta pemulihanmu, kiranya Engkau berkenan memakai ‘alat-Mu’ untuk memulihkan dia sesuai kehendak-Mu dan boleh merasakan betapa nikmat hadirat-Mu ini.” Detail cerita dan percakapan Rani dengan Tuhan mungkin tidak persis sama, hanya saja inti percakapannya semua terangkum dalam kalimat itu. Rani mengasihi Rina ketika dia mendoakan sahabatnya itu. Seperti Abraham yang menyembunyikan harapan dalam hatinya, seperti itu pula Rani menyembunyikan harapannya agar Rina dipulihkan tubuhnya namun Rani tidak gamblang memintanya kepada Tuhan. Apa yang Tuhan kerjakan membuat hati Rani girang ketika berselang lama dari doa-doanya yang berulang kali, Rina dibaptis dalam nama Allah Bapa, Putera, dan Roh kudus. Namun lebih daripada itu, Rani percaya kalau Rina telah dipilih Tuhan sebagai anak-Nya. (True story from someone)

Tuhan Yesus memberkati
------
Lily Zhang