Ayat bacaan Imamat 5:14-19
Jikalau seseorang berbuat dosa dengan melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN tanpa mengetahuinya, maka ia bersalah dan harus menanggung kesalahannya sendiri. (Imamat 5:17)
![]() |
Pic by |
Alkitab katakan bahwa tanpa
mengetahui dan menyadari serta tanpa sengaja berbuat salah saja, kita telah
berdosa, apalagi kita yang mengetahuinya tetapi tidak memohon ampun? Di jaman
perjanjian lama, manusia harus mempersembahkan korban penghapusan dosa untuk
kesalahan yang tanpa sengaja ataupun tanpa sadar dilakukannya melalui imam. Hal
tersebut, tidak hanya berlaku bagi manusia yang hidup di jaman perjanjian lama,
manusia modern saat ini pun perlu memohon ampun meskipun dilakukan dengan cara
yang berbeda.
Pada Matius 6:5-15 khususnya pada
ayat ke 12 yang berbunyi,
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; (Matius 6:12)
Pertama, mengapa kita perlu
memohon ampun? Kesalahan yang kita sadari saja kita perlu memohon ampun karena
wujud kesadaran akan pertanggung jawaban kita terhadap Tuhan. Apalagi seperti
pada pendahuluan bahwa ada kesalahan-kesalahan yang tanpa sengaja dan tanpa
sadar kita lakukan menjadi tanggung jawab kita terhadap Sang Pencipta. Oleh karena itu, kita perlu
memohon ampun tidak hanya pada kesalahan-kesalahan yang kita sadari, tetapi
untuk kesalahan-kesalahan yang tanpa sadar kita lakukan atau bahkan terlupakan
tanpa sempat memohon ampun. Tidak sesulit perjanjian lama memerlukan korban
penghapusan dosa untuk kesalahan yang diperbuat. Sejak pengorbanan Tuhan Yesus,
manusia dimampukan untuk bersekutu dengan Tuhan atas kasih karunia-Nya. Maka
berdoalah seperti Tuhan Yesus berdoa setiap harinya untuk mengawali setiap doa
pribadi kita dengan Bapa.
Kedua, mengapa kita perlu
mengampuni kesalahan orang lain? Alkitab mencatat pada Markus 11:25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa,
ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang,
supaya juga Bapamu yang di Sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Ayat
Matius 6:12b dan Markus 11:25 terus menerus mengingatkan kita untuk mendapat
pengampunan dari Tuhan tidak cukup dilakukan dengan memohon ampun atas
kesalahan kita sendiri, tetapi kita perlu menanggalkan kepahitan hati kita terhadap
siapapun, membebaskan diri kita dari beban kesalahan yang diperbuat orang lain
terhadap kita juga. Siapakah kita? Tuhan yang MahaKuasa saja mengampuni
kesalahan kita, layakkah kita tidak mengampuni kesalahan orang lain
kepada kita? Sebesar apakah kesalahan mereka terhadap kita padahal kesalahan
yang diperbuat kita terhadap Tuhan jauh lebih besar saja diampuni-Nya ketika
dengan rendah hati kita mengakui dan memohon ampun?
Saya ingat tentang ilustrasi di
alkitab mengenai Matius 18:21-35 bagaimana seorang hamba yang berhutang sepuluh
ribu talenta kepada sang raja namun ketika hambanya bersujud memohon belas
kasihan, sang raja pun tergerak hatinya oleh belas kasihan. Namun datanglah
kawan sang hamba yang berhutang seratus dinar namun tidak diampuni oleh si
hamba. Ketika sang raja mengetahuinya, si hamba pun diserahkan ke tangan algojo
sampai hutang-hutangnya lunas. Hal ini sama dengan apa yang akan Tuhan perbuat
kepada kita yang tidak mengampuni orang lain dengan segenap hati kita. (baca
Matius 18:35).
Jadi bagaimana saudara/i, maukah
kita belajar mengampuni kesalahan orang lain? Dan apakah kita sudah menerapkan
doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita untuk mengawali setiap doa pribadi
kita? Kita tidak benar-benar mengetahui apa yang kita perbuat ada yang salah
atau tidak, karena terkadang ada saja yang terluput dari kesadaran kita. Akan
lebih baik bagi kita untuk membiasakan diri memohon pengampunan dari Tuhan atas
setiap perbuatan salah secara sadar ataupun tidak sadar dalam kehidupan
sehari-hari.
Marilah kita berdoa: Ya, Bapa
kami yang ada di Sorga, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan
kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang
empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment