Friday, August 14, 2015

Sembunyi-sembunyi

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Lukas 18:14)
http://www.gambargratis.com/wp-content/uploads/2012/03/
“Aku berpuasa seminggu tiga kali,” kata Silly membanggakan dirinya bisa lebih “rohani” dibandingkan sahabatnya Filly. Namun sahabatnya Filly pun tidak mau kalah, “puasa apa diet? Mendingan taat pujian penyembahan dan ikut kegiatan Gereja.”

“Buat apa ikut kegiatan kalau malas-malasan,” balas Silly yang sangat mengenal sahabatnya yang hanya ikut kegiatan Gereja karena formalitas.

“Mendingan daripada nggak sama sekali kayak kamu, diet ajah bilang puasa.”

Kemudian masing-masing dari mereka mulai naik pitam, saling mengejek, berujung pada amarah. Beruntung, Papa Silly mendengar dan menghampiri mereka untuk melerai. “Tidak satupun kalian yang benar, kalian hanyalah bermegah. Cerminlah adikmu, Silly. Ester melakukan segala pekerjaan Tuhan dengan taat namun dia tidak pernah bermegah. Setiap kali Papa tanya selalu dia bilang tidak melakukan apa-apa buat Tuhan, tidak cukup. Betapa dahaganya dia terhadap kebaikan Tuhan.”

Tuesday, August 4, 2015

Cinta dulu, baru Iman atau sebaliknya?


Ayat Bacaan Matius 6:25-34
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)


http://tanmelvyn.com/2013/12/20/god-first/
Suatu kali si taat bertanya kepada si plin plan, “hei, kamu kok lama ke Gereja, aktif banget tapi nggak mau dibaptis?”
“Lah, mesti?”
“Loh, seharusnya kan begitu.”
“Hmmm... sebenarnya, aku pengennya satu agama sama suami, kalau married sama yang satu agama baru dibaptis.”
“Emang kalau agama lain?”
“Ikutan suami dong daripada banyak masalah. Terus milih-milih agama ini lah itu lah!” kemudian si taat hanya menghela nafas dan tidak mampu menjawab apa-apa, dia tahu kalau sahabatnya itu si plin plan akan berubah pikiran lagi sewaktu-waktu.

Bagaimana menurutmu? Benarkah kita harus bertemu cinta dahulu atau taat dahulu? Seringkali ini menjadi pergumulan banyak wanita lajang yang belum menikah, tentunya wanita yang tidak terlahir sebagai Kristen. Tetapi apa kata Holy Father tentang hal ini? Pada Matius 6 ayat ke 33 bahwa kita seharusnya mencari dahulu kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan dalam hidup kita. Dalam perikop itu, kita tidak dianjurkan untuk membiarkan rasa cemas merajarela sehingga kita berjalan tidak sesuai dengan Firman Allah yang merupakan makanan utama kerohanian kita.


Pada kenyataannya, mendahulukan cinta daripada iman sepertinya menjadi kebiasaan tersendiri bagi sebagian orang. Mereka menyangkal iman di dalam hatinya hanya karena mendahulukan cintanya kepada seseorang. Meskipun, di dasar hati mereka, ada kerinduan kepada Kristus. Mereka mulai mencari celah untuk membela cinta. Mulai menggali kekurangan-kekurangan iman yang dimilikinya selama ini. Sebenarnya, hal itu salah satu bentuk dari kecemasan mereka dalam hal jodoh dan tentunya hal-hal pendukung lainnya.

Mereka mulai tidak memandang seiman atau tidaknya, taat atau tidaknya, bahkan mereka menyerahkan keputusan akhir kepada pasangan yang mungkin pada saat itu belum kelihatan atau tidak sesuai kehendak Allah. Seperti yang dilakukan oleh si plin plan. Hal ini, tidak hanya berbicara iman yang goyah tetapi ketiadaan prinsip pada diri orang tersebut, langkahnya mudah goyah karena dia lebih senang memandang wajah pasangannya daripada mencari wajah-Nya.

Kebiasaan mendahulukan cinta daripada iman ini tidak terjadi pada orang-orang yang sedang memilih pasangan hidup, tetapi bahkan orang yang hidup dengan pasangannya pun seringkali lebih takut kepada pasangannya daripada kepada Tuhan dengan konsekuensi iman yang mengering (karena kurangnya ketaatan).

Saat tulisan ini dibaca, saya yakin sekali akan banyak celaan dan hinaan dari “sebagian orang” yang memilih mendahulukan pencarian cinta seperti ilustrasi di atas, baik dia wanita ataupun pria. Yah, mungkin tulisan ini terlalu ekstrim namun mirisnya banyak sekali pengalaman-pengalam orang yang berdiskusi sampai resah mengenai hal tentang cinta dan iman mereka. Mereka tidak berani melepaskan karena terlanjur cinta bahkan justru mulai mencari alasan untuk jauh dari Tuhan dengan mencari celah-celah yang membenarkan tindakan mereka. Namun satu hal yang terlupakan bahwa, Kristus itu sempurna. Apabila seseorang benar-benar mencari celah dengan menekuni Firman Allah dengan sungguh-sungguh maka yang dia temukan itu pasti bukannya mendapat celah untuk “menyangkal” namun dia pasti mendapat celah untuk jatuh cinta dengan Allah. Nah loh! Satu lagi, orang yang mencari celah itu sebenarnya tidak yakin untuk meninggalkan imannya. Nah loh!

Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (Kisah Para Rasul 2:25)

Oleh karena itu, apapun yang kesulitan yang kita alami, God First, senantiasa pandanglah Tuhan selalu dalam setiap perkara kita. Berserulah kepadaNya, tetap tekun untuk taat dan setia dalam segala kehendakNya yang bisa kita ketahui dari Firman Allah, maka Tuhan berjanji akan memenuhi janjiNya (baca : Ibrani 10:36). Jadikanlah Tuhan Yesus prioritas utama kita dalam setiap musim hidup kita. Ketika dihadapkan pilihan untuk memilih Iman atau Cinta, apabila kita senantiasa memandang kepadaNya, saya yakin kita semua bisa memilih Dia terlebih dahulu tanpa ragu dan tidak goyah meskipun diguncang sekuat apapun. Yakinlah, Dia akan sediakan pasangan yang sepadan dengan kita, tidak lebih tinggi dan lebih rendah, namun seseorang yang bisa berjalan di samping kita.

Marilah kita berdoa agar kita termasuk orang-orang yang mengasihi Tuhan dan meminta hikmat-Nya ditambahkan dalam setiap keputusan kita untuk memilih pasangan hidup atau sedang menjalani hidup dengan seseorang yang kita kasihi. Sehingga kita hidup berjalan dengan berkenan di hadapan-Nya. Amin.

Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang