![]() |
http://www.thecrowdvoice.com/post/renungan-belajar-dari-sebuah-kesalahan-4419286.html |
Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! – dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku menuntut pertanggung jawab atas nyawanya dari padamu. (Yehezkiel 33:8)
Ada sebuah kisah tentang seorang wanita yang telah menikah
lebih dari lima tahun tetapi belum memperoleh keturunan bagi suaminya. Tanpa
benar-benar disadarinya, terdahulu dia pernah mendendam kepada temannya dan
sempat terlontar, “sukurin keguguran” ketika temannya itu keguguran.
Adalah seorang sahabat dari wanita itu sempat teringat
tentang masalah daripada temannya itu, namun dia memilih membungkam sementara
wanita itu tidak pernah sadar bagian dari dosa di masa lalunya. Sahabatnya itu
berkali-kali diperingatkan oleh Tuhan dalam doa ataupun dalam ingatannya. Dan
masalah itu secara highlight terus
melahirkan rasa bersalah ketakutannya untuk mengungkit masalah wanita itu yang
sampai sekarang tidak memiliki keturunan.
Seperti itu pula nubuatan yang dikaruniakan kepada
Yehezkiel dengan peringatan bahwa setiap orang yang mengetahui orang lain
melakukan salah dan tidak memberikan peringatan akan menanggung dosa dari yang
berdosa.
Secara sadar, ketika kita mampu memberikan peringatan
terhadap orang yang melakukan dosa, apapun yaang diperbuatnya diperbaiki atau
tidak, itu hanya akan menjadi tanggungannya sang berdosa atas dosa yang
dilakukan. Untuk memperingatkan orang akan kesalahan mereka memang tidak mudah,
tetapi bukan hal yang mustahil. Berbagai media canggih sekarang ini bisa
digunakan untuk menyadarkan mereka yang melakukan kesalahan terdahulu yang
terlupakan oleh mereka sendiri, langsung maupun tidak langsung.
Mengapa orang kristiani sangat saling peduli, saling
menegur, dan terbuka atas kritikan dan saran? Oleh sebab firman Tuhan yang
memeringatkan kita untuk saling mengingatkan ketika salah seorang dari kita
melakukan kesalahan yang bisa saja tidak kita sadari.
Sebab ketika kita menyadarinya, kita bisa memohon ampun
kepada Tuhan dan memperbaiki kesalahan terlupakan yang pernah kita lakukan.
Terkadang kita pun tidak sadar atas ucapan dan perbuatan kita yang menyakiti
sesama kita, apalagi tanpa peringatan dari orang-orang di sekeliling kita.
Selain itu, kita pun belajar berlapang dada untuk menerima saran dan kritikan
yang membangun kehidupan.
Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment