Friday, November 21, 2014

Kenapa harus malu?



Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. (Ulangan 5:16)

Seorang cowok tidak mau ngaku waktu ditanya teman ceweknya kalau Papanya berjualan kue. Kenapa? Karena dia malu dengan pekerjaan Papanya. Apalagi cowok itu berteman di lingkungan bonafit dengan Papa teman-temannya yang adalah pemilik perusahaan. Girls, sebenarnya mengapa kita harus malu dengan kehidupan nyata kita yang sebenarnya? 
Picture by http://www.law.harvard.edu/students/dean/parents.php

Tuhan sudah menitipkan orang tua kepada kita yang terbaik namun kita malah malu, bahkan kecewa dengan orang tua kita. Selain itu, kita malah mulai membandingkan dengan orang lain. Padahal Tuhan sudah pernah berkata dalam Ulangan 5:16; Keluaran 20:12 tentang menghormati orang tua. Pengakuan kita terhadap orang tua merupakan salah satu cara kita menghormati keberadaan mereka.
Terkadang kita harus mengerti mengapa Tuhan menempatkan mereka dalam hidup kita. Bisa banyak alasan kita memiliki orang tua yang mungkin mengecewakan kita misalnya Yesus ingin memulihkan hubungan kita dengan-Nya, membuat kita berusaha untuk semakin bertumbuh, atau mengajari kita bersyukur untuk setiap hal yang telah kita miliki. 

Jika kita melihat, masih banyak anak-anak kurang beruntung yang tidak memiliki orang tua, bahkan ditelantarkan orang tua. Bahkan mereka akan senang apabila memiliki orang tua seperti yang kita miliki sekurang apapun menurut kita. Tidakkah kita senang atas keadaan kita? Tidak ada sesuatu pun yang patut kita perbandingkan karena pada setiap keadaan hidup, semuanya memiliki kekurangannya.
Apa yang kita lihat dengan mata, belum tentu apa yang Tuhan lihat baik. Percaya saja dengan rencana Tuhan dan tetap hormati Ayah-Ibumu. Mengakui orang tua kita yang mungkin ‘kurang’ tidak akan mengurangi teman-teman sejatimu. Sebab orang tua kita telah berusaha berjuang untuk memenuhi segala kebutuhan kita, bahkan kita makan dan hidup dari keberadaan yang malu kita akui. 

Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment