Saturday, April 12, 2014

Mulai saat lajang

Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari permata. (Amsal 31:10) 

Seorang perempuan dalam rumah tangga itu manajer keuangan seperti yang ditulis di renungan spirit edisi november 2013. Perempuan lah sumber penentu keseimbangan dalam rumah tangga. 

Sebagai seorang perempuan untuk masuk berumah tangga itu tidak seperti cerita dongeng happily ever after karena setelah memiliki rumah tangga, seorang perempuan memiliki tanggung jawab yang sungguh kompleks.

Di sini, baiklah kita membahas perempuan masih menyandang status gadis dan bukan wanita yang sudah memiliki rumah tangga.

Seperti yang banyak saya (penulis) lihat bahwa masih banyak gadis yang setelah masuk dunia bekerja, memiliki gaji sendiri masoh sering 'meludeskan' uang yang mereka hasilkan. Mengapa? 

Jika ditanya demikian, masih banyak jawaban yang bisa seperti

Uang jajan terbatas
Hal ini mengacu pada keterbatasan uang jajan sewaktu belum bisa memiliki penghasilan sendiri. Keinginan belanja yang tertunda seperti membludak saat mereka bisa memiliki penghasilan sendiri.

Tidak terkontrol
Sifat dasar wanita itu keinginan berbelanja yang sangat besar sehingga bagi sebagian wanita, berbelanja seperti kebutuhan. Sebagai sebuah kebutuhan, mereka tidak bisa  mengontrolnya sama sekali. Tidak berbelanja hanya akan membuat mereka uring-uringan apalagi jika barang itu sangat diinginkannya.

Beranggapan hanya have fun
Bagi sebagian gadis muda, bekerja menghasilkan uang hanya untuk menghabiskan waktu. Bahkan saya pernah mendengar pernyataan, "entar kalau udah punya suami kan dinafkahi." Bagi mereka, bekerja dan memakai uang tersebut sah-sah saja sebelum memiliki keluarga, tidak perlu menyimpannya sama sekali.

Tiga pemikiran di atas yang memang harus segera diatasi. Pada saat masa-masa gadislah, seseorang belajar sedikit demi sedikit menjadi seorang isteri yang cakap, di mana ke depannya bisa memanage keuangan suami dengan baik. Bukan menghamburkan keringat suami dengan hal-hal yang tidak penting. Bisa membedakan kebutuhan dan keinginan meskipun seseorang tidak boleh menjadi pelit, apalagi kikir.

Ulasan Cerita

Lain dengan seorang gadis yang membiayai keluarga. Mereka menghabiskan uang bukan untuk diri sendiri, bahkan mereka memberi makan beberapa mulut dalam keluarga.

Seorang teman pernah menjawab saya, "bagaimana saya harus menyimpan kalau penghasilan saya kecil dan ada tiga mulut di keluarga yang harus diberi makan."

Saat itu, saya sungguh trenyuh dan merasa saya cukup beruntung karena penghasilan saya masih di atasnya. Dengan penghasilan minim begitu yang masih tidak cukup untuk keluarganya, dia masih berjuang untuk menjual barang apapun secara online untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Kadang-kadang dia memgungkapkan kebingungannya untuk berkeluarga karena merasa tidak mampu untuk menanggung semuanya. Namun dia percaya kepada Tuhan akan mencukupkan semua yang dibutuhkannya. Yah, dia sangat tegar menghadapi hidupnya yang terbilang rumit. 

Saya percaya, apabila dia kemudian menjadi isteri seorang pria tidak mapan sekalipun, dia bisa memanajemen keuangan keluarga dengan baik, apalagi dia terus mengandalkan kekuatan Tuhan untuk menuntunnya. 

Maukah kita menjadi isteri yang cakap? Jika jawaban itu 'iya' ayo kita belajar memanajemen keuangan kita mulai sekarang...

Tuhan Yesus memberkati
---
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment