Maka Bapa-Mu yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hati.” (Matius 18:35)
forum.kompas.com
Sebelum merenungi ayat 35, mari
membaca ayat 21-34 tentang perumpamaan
tentang pengampunan. Layaknya seorang raja yang memberi pengampunan kepada
hambanya dengan sepuluh ribu talenta, namun hamba itu tidak memberi pengampunan
kepada sesamanya yang hanya berhutang kepadanya seratus dinar.
Dari hambanya itu, kita melihat
betapa banyak ‘hutang’ kita kepada Tuhan Allah namun dia masih memberikan
pengampunan kepada kita, bahkan mengutus Anak-Nya untuk menebus hutang kita
kepada-Nya. Bagaimana dengan orang lain yang mungkin berhutang sedikit kepada
kita, mungkin dia hanya perlu minta maaf sekali, sementara kita harus memohon
ampun sejuta kali lipat kepada Tuhan Allah untuk setiap kesalahan dalam
kesadaran atau tidak, telah kita perbuat.
Banyak sekali orang yang tidak
mampu mengampuni sesamanya oleh karena kesalahan mereka yang hanya satu-dua,
mungkin karena kesalahan orang lain kepadanya mempengaruhi karir, rumah tangga,
sekolah, maupun hidup mereka secara pribadi. Akhirnya masing-masing dari mereka
hanya makin memupuk kebencian kemudian menuai dosa.
Sebenarnya apa untungnya sih
tidak mengampuni? Seperti yang terjadi pada hamba yang tidak mengampuni,
seperti pada awalnya dia akan diberikan pengampunan dan dibebaskan oleh raja
atas ‘hutang’ malah kemudian dia dihukum karena sikapnya. Seperti itu pula,
kita akan menuai apa yang kita lakukan ketika tiba di Kerajaan Allah, Bapa akan
berbuat sama dengan apa yang kita lakukan terhadap sesama.
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang
kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Matius 18:18) inilah hukum
tabur tuai yang telah Tuhan firmankan untuk kita perhatikan.
Kekerasan hati kita untuk tidak
mengampuni hanya akan memanen hal-hal buruk di dunia. Berbuat seperti itu hanya
untuk melepaskan hubungan-hubungan, membusukkan hati, berdosa, dan menjauhkan
hubungan kita dengan Tuhan.
Hal mengampuni memang bukanlah
perkara mudah apalagi seseorang telah menyakitkan hati kita dengan begitu
dalam. Namun percayalah ketika kita berpikir tentang hukum tabur-tuai dan murka
Tuhan terhadap kita maka sesungguhnya mengampuni akan menjadi lebih mudah.
Sebab yang dikatakan ini bukanlah sesuatu fiktif yang hanya terjadi dalam
tulisan tetapi akan terjadi pada saat-Nya.
Tuhan saja MahaMengampuni,
apalagi kita yang lebih kecil dan tidak berkuasa ini? Setidaknya, kita harus
terus mencoba mengampuni yang bersalah kepada kita seperti doa yang diajarkan
Tuhan Yesus kepada kita. Sebab ketika kita mengampuni mereka, Tuhan pun akan
mengampuni kesalahan yang tidak terhitung kita lakukan dan mengecewakan Tuhan
kita.
Jangan mau diintimidasi
pikiran-pikiran beralaskan kebencian dan kesalahan yang diperbuat orang lain
bagi kita, tetapi lebih takutlah akan murka Tuhan karena mengingkari firman-Nya
dengan tidak memberi pengampunan. Adakah saat kita tidak mengampuni dan kita
dilimpahi berkat dan keberuntungan tidak terhingga? So, apa untungnya? Sementara ketika kita mengampuni, kita akan
dibalas oleh Tuhan dengan pengampunan dosa kita.
Jangan terus berpikir kita tidak
mampu, tetapi niatkanlah untuk melakukannya. Kita bisa memulai dengan membalas
sapaannya sedikit demi sedikit. Sarapan firman dan berdoa untuk menguatkan hati
kita. Dan kemudian menghapus kesalahan yang mungkin diperbuat mereka bagi kita.
Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment