Friday, December 12, 2014

Apa yang kelihatan



Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil. (Yohanes 7:24)

“Ah, buah di sana lebih bagus, itu langsung dari kebunnya,” kata Budi membandingkannya ketika mereka berbelanja ke pasar bersama Laras.

http://lukas-trys.blogspot.com/2012/10/penghakiman-yang-menjatuhkan.html
“Ini juga dari kebun kok,” balas Laras yang sudah melihat langsung supplier buah yang sama dengan toko buah yang dibilang oleh Budi.

“Nggak mungkin, ini kan toko baru. Nggak mungkin sama dengan yang di sana. Itu udah lama banget loh!” Budi tidak senang kalau toko buah yang baru ini diperbandingkan dengan toko buah tempat dia berlangganan. Dia memang setia, tidak pernah sekalipun dia pergi meskipun ada promo buah besar-besaran beberapa waktu lalu. “Lihat harganya murah, pasti busuk. Nampak saja kagak, dari harganya sudah tahu kualitasnya. Kamu jangan mau, entar rusak kesehatan!”


Begitulah ilustrasi orang yang tidak pernah benar-benar tahu tetapi sudah menghakimi orang lain. Terkadang manusia berada pada titik ini. Dengan setiap keegoisan dan kesombongan karena merasa diri sendiri adalah yang paling benar, sebagian dari kita cenderung menghakimi apa yang belum jelas kita pahami. Bahkan tidak jarang ada saja orang-orang yang kemudian melecehkan.

Sesungguhnya, untuk menghakimi sesuatu itu tidak bagus, kita harus memahami terlebih dahulu. Seperti Budi, sebaiknya kita merasakan buah di toko lain sebelum memperbandingkan keduanya. Namun yang terjadi seringkali kita memandang itu sesuatu yang baru dan tidak yakin dengan pengalaman yang dimilikinya sehingga kita cenderung terpasung pada kebiasaan tanpa mau menerima ajaran atau pengalaman baru yang bisa saja bermanfaat bagi kita.

Penghakiman itu membuat kita membatasi diri untuk menerima hal yang baru. Saat-saat ini, kita hanya akan melewatkan berbagai kesempatan dan pengalaman yang kita butuhkan suatu hari nanti karena penolakan kita terhadap hal yang baru. 

Untuk itu, sebelum kita benar-benar mengkritik, sebaiknya kita mencari tahu semua kebenarannya terlebih dahulu dan menganalisanya sebelum kita berpendapat. Selain itu, lebih baik berpendapat dengan perkataan yang memberkati daripada mengkritik dengan penghakiman meskipun kita memiliki tujuan yang mulia. 

Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment