Friday, December 5, 2014

Perubahan si Pendiam



Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” (Markus 6:4)
http://upize.blogspot.com/2014/03/cerita-42-pendiam-vs-banyak-bicara.html

Apabila ada yang bertanya, “mengapa tidak ada mujizat yang terjadi di Nazaret?” atau “mengapa Yesus tidak mengadakan mujizat di tempat-Nya dibesarkan?”

Mari melihat pada Markus pasal ke 6, ayat 1-5 yang menjelaskan bahwa orang-orang Nazaret mengenal Yesus sebagai anak Yusuf dan Maria, memiliki beberapa adik-adik. Di sana, tidak ada yang percaya kalau Yesus adalah utusan-Nya untuk menyembuhkan orang yang ‘sakit’ dan untuk menolong manusia yang berdosa. Ketidakpercayaan mereka, menjauhkan orang-orang Nazaret dari mujizat, Tuhan Yesus tidak dapat mengadakan mujizat karena Dia tidak menemukan iman daripada mereka.


Tidak ada iman di antara orang-orang Nazaret sehingga mujizat tidak dapat terjadi di sana. Mereka yang mengenal Yesus sebagai tukang kayu dan keluarga-Nya di dunia tidak percaya kalau Yesus memperoleh hikmat dari Allah, mereka malah meragukan semuanya justru ketika mereka mendengar langsung pengajaran Yesus di rumah ibadat. Sering kali, hal seperti ini terjadi dalam kehidupan orang-orang yang baru menjadi pengikut Kristus. Apabila orang itu mengabarkan kebenaran firman dalam keluarga dan lingkungannya yang tidak mengenalnya yang seperti itu, mereka hanya akan mengabaikannya, bahkan menolak segala pemberitaannya. 

Banyak orang yang mematok pikirannya bahwa (ilustrasi) tidak mungkin orang pendiam berubah menjadi orang ceria dan supel, seperti itu pula yang terjadi pada Yesus dan para nabi-Nya. Bahkan tidak heran kalau jaman sekarang dalam sebuah keluarga, ada saja yang belum percaya. Hal tersebut bukan karena orang yang percaya dalam keluarga yang tidak mulai memberitakan-Nya tetapi karena memang pada dasarnya kecenderungan manusia yang lebih memercayai orang yang kurang dikenalnya daripada orang-orang yang benar-benar dikenalnya. Justru karena terlalu mengenal seseorang mengeraskan sikap hatinya untuk tidak percaya pada perkataan orang sendiri, daripada orang-orang yang tidak benar-benar mereka kenal hidupnya dan memilih untuk percaya pada mereka. 


Kita tidak bisa memaksa mereka untuk mengerti kemuliaan Tuhan karena itu hanya akan semakin menjauhkan mereka dari mujizat, bahkan membuat mereka merasa terpaksa sehingga tidak ada iman di dalamnya. Dan hal tersebut hanya menjadi batu sandungan bagi kita untuk memberitakan kebenaran Kristus yang hidup.


Bagaimana mengatasi hal tersebut?

Tidak ada yang dapat dilakukan kecuali merendahkan diri, setia dalam doa, dan menunggu Tuhan mengubah hati mereka tepat pada waktu-Nya. Ketika muncul dalam hati sebuah dorongan untuk mengajak saudara atau teman-teman kita, berbuatlah seperti dorongan hati karena seringkali Tuhan menaruh kehendak-Nya dalam hati orang yang sungguh-sungguh menanti kesempatan untuk memuliakan Tuhan. Saya percaya apapun yang ingin kita perbuat demi kemuliaan-Nya, Tuhan akan membuka jalan-Nya bagaimana pun mustahil cara-Nya. Sebab Dia dia terlalu peduli. 

Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment