Apabila ada yang bertanya, “mengapa tidak ada mujizat yang
terjadi di Nazaret?” atau “mengapa Yesus tidak mengadakan mujizat di tempat-Nya
dibesarkan?”
Mari melihat pada Markus pasal ke 6, ayat 1-5 yang
menjelaskan bahwa orang-orang Nazaret mengenal Yesus sebagai anak Yusuf dan
Maria, memiliki beberapa adik-adik. Di sana, tidak ada yang percaya kalau Yesus
adalah utusan-Nya untuk menyembuhkan orang yang ‘sakit’ dan untuk menolong
manusia yang berdosa. Ketidakpercayaan mereka, menjauhkan orang-orang Nazaret
dari mujizat, Tuhan Yesus tidak dapat mengadakan mujizat karena Dia tidak
menemukan iman daripada mereka.
Tidak ada iman di antara orang-orang Nazaret sehingga mujizat
tidak dapat terjadi di sana. Mereka yang mengenal Yesus sebagai tukang kayu dan
keluarga-Nya di dunia tidak percaya kalau Yesus memperoleh hikmat dari Allah,
mereka malah meragukan semuanya justru ketika mereka mendengar langsung
pengajaran Yesus di rumah ibadat. Sering kali, hal seperti ini terjadi dalam
kehidupan orang-orang yang baru menjadi pengikut Kristus. Apabila orang itu
mengabarkan kebenaran firman dalam keluarga dan lingkungannya yang tidak
mengenalnya yang seperti itu, mereka hanya akan mengabaikannya, bahkan menolak
segala pemberitaannya.
Banyak orang yang mematok pikirannya bahwa (ilustrasi) tidak
mungkin orang pendiam berubah menjadi orang ceria dan supel, seperti itu pula
yang terjadi pada Yesus dan para nabi-Nya. Bahkan tidak heran kalau jaman
sekarang dalam sebuah keluarga, ada saja yang belum percaya. Hal tersebut bukan
karena orang yang percaya dalam keluarga yang tidak mulai memberitakan-Nya
tetapi karena memang pada dasarnya kecenderungan manusia yang lebih memercayai
orang yang kurang dikenalnya daripada orang-orang yang benar-benar dikenalnya.
Justru karena terlalu mengenal seseorang mengeraskan sikap hatinya untuk tidak
percaya pada perkataan orang sendiri, daripada orang-orang yang tidak
benar-benar mereka kenal hidupnya dan memilih untuk percaya pada mereka.
Kita tidak bisa memaksa mereka untuk mengerti
kemuliaan Tuhan karena itu hanya akan semakin menjauhkan mereka dari
mujizat, bahkan membuat mereka merasa terpaksa sehingga tidak ada iman
di dalamnya. Dan hal tersebut hanya menjadi batu sandungan bagi kita
untuk memberitakan kebenaran Kristus yang hidup.
Bagaimana mengatasi hal tersebut?
Tidak ada yang dapat dilakukan kecuali merendahkan diri,
setia dalam doa, dan menunggu Tuhan mengubah hati mereka tepat pada waktu-Nya.
Ketika muncul dalam hati sebuah dorongan untuk mengajak saudara atau
teman-teman kita, berbuatlah seperti dorongan hati karena seringkali Tuhan
menaruh kehendak-Nya dalam hati orang yang sungguh-sungguh menanti kesempatan
untuk memuliakan Tuhan. Saya percaya apapun yang ingin kita perbuat demi
kemuliaan-Nya, Tuhan akan membuka jalan-Nya bagaimana pun mustahil cara-Nya.
Sebab Dia dia terlalu peduli.
Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment