Saturday, December 13, 2014

Pasir dalam genggaman



Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (Matius 25:45)

Bagaimana bisa kita memberi makan untuk Raja Mulia, Lord Jesus?

Tuhan Yesus menjawab dengan sangat jelas setiap apa yang mungkin kita pertanyakan kepada-Nya ketika orang-orang bertanya, bagaimanakah orang-orang benar yang memberi makan untuk Raja Mulia (ay 35-36)?


Keegoisan dan lupanya manusia bahwa segala sesuatu merupakan titipan dari Tuhan seperti ada bahasan tentang lima, dua, dan satu talenta menjadikan terkadang manusia lupa bersyukur untuk talenta yang telah Tuhan titipkan. Menganggap apa yang telah dimiliki atas kerja keras dan kekuatan sendiri sehingga untuk menerima mereka membuka tangan yang lebar, namun mereka mengenggam erat ketika ada orang-orang yang perlu bantuan.
https://ersavage.wordpress.com/2012/02/01/lamunan-pasir/

Sesungguhnya kelimpahan itu ibarat tangan yang mengenggam pasir. Ketika kita membuka tangan maka pasir itu akan tetap berada di tempatnya, bahkan mungkin akan ada curahan pasir yang baru sehingga dengan tangan terbuka pun kita akan tetap dapat menampungnya. Sementara itu, agar pasir baru yang akan tercurah tidak jatuh, maka dengan tangan lainnya kita bisa membagi pasir lama kita kepada orang lain. Sehingga akan ada refill pasir yang baru. 

Sementara ketika tangan kita mengenggam dengan eratnya pasir yang telah kita miliki. Kita tidak hanya tidak bisa memberkati orang lain, kita juga kehilangan curahan pasir yang baru. Seperti itu pula seperti kelimpahan yang Tuhan titipkan buat kita. Saat kita memberi, Tuhan pun akan memperhitungkan seperti yang telah difirmankan-Nya akan diganti berapa kali lipat dari yang telah kita miliki. 

Seperti yang difirmankan, Tuhan menganggap orang-orang dengan kelemahan dan kekurangan adalah seperti diri-Nya. 

Memperhatikan orang-orang yang lebih berkekurangan dengan kita seperti mengasihi Tuhan Yesus sebab ketika kita memberkati orang lain dengan apa yang telah kita punya, percaya saja Tuhan pun memperhitungkan perbuatan kita. Selain itu, perbuatan yang benar hanya akan memiliki satu resiko: menyenangkan hati Tuhan.

Maka itu, setiap dari kita yang mungkin ragu-ragu atau bahkan tidak suka melayani orang-orang seperti itu, ingatlah bahwa dalam diri mereka (seperti kita) ada karunia Roh Kudus yang merupakan nafas hidup Tuhan sendiri. Sebab bagi orang-orang benar itu, Tuhan menjanjikan kelimpahan sorgawi.

Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment