Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. (Ulangan 8:17)
Waktu-waktu sekarang, di mana
orang-orang terus memeringatkan bahwa akhir zaman sudah begitu dekat. Muncul
juga sifat-sifat egoisme yang membuat sebagian orang menganggap apa yang
diperoleh saat ini merupakan kerja keras yang telah dia lakukan bertahun-tahun.
Namun patut diingat, apabila semuanya tidak Tuhan ijinkan terjadi, maka sekeras
apapun berusaha semuanya hanya akan sia-sia saja.
![]() |
link di sini |
Saya pernah bertemu dengan orang,
“ndak perlu doa-doa buat jadi kaya, kalo nggak berusaha juga percuma” sambil
mencibir bahwa doa seakan-akan usaha menjaring angin. Menurut saya itu SALAH
BESAR. Memang doa tanpa usaha itu juga percuma karena Tuhan tidak pernah
mengajarkan kita untuk berdiam diri dan hanya menunggu secara ajaib ‘hujan
kelimpahan’ dalam hidup kita. Namun tentu saja tidak ada kelimpahan tanpa
kesetiaan kita kepada Tuhan. Kalaupun orang-orang seperti itu hidup
berkelimpahan dalam dunia, sesungguhnya dia hanya mendapat satu dari dua
kelimpahan itu sendiri. Serta ada harga ‘mahal’ yang harus dia bayar. Semuanya
bukan berasal dari kuasa Tuhan.
Sebab kelimpahan yang dijanjikan
Tuhan, Allah kita tidak hanya di dunia, tetapi di Sorga. Bersama Tuhan, Allah
kita, saya percaya kita akan diberi kelimpahan di dunia dan sorga. Walaupun,
mengikuti Tuhan, Allah, kita juga ikut memikul salib sebagai anak-Nya sebab
Tuhan tidak menjanjikan pembebasan dari derita dunia karena setiap manusia
tetap terikat dengan kedagingan mereka.
Akan diberi kelimpahan dan
tingkap-tingkap akan terbuka seperti di Maleakhi 3:10 asalkan kita tetap setia
dalam berbagai perkara kecil yang telah difirmankan Tuhan, Allah kita.
Seperti tuan dan hambanya dalam
perumpaan talenta di mana tuannya menitipkan kepada tiga hambanya lima talenta,
dua talenta, dan satu talenta. Hamba yang menerima lima talenta
mempergunakannya dan menghasilkan lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta
mempergunakannya dan menghasilkan dua talenta. Sementara hamba yang menerima
satu talenta menguburkannya. Kemudian, talenta itu diambil daripadanya karena
sejak awal sampai akhir, sesungguhnya talenta itu bukanlah miliknya.
Seperti itu perumpamaan tentang
Bapa kepada kita. Bapa memercayakan talenta kepada kita untuk dipergunakan dan
dikembangkan. Ketika dipercayakan berapapun talenta yang Tuhan berikan, kita
pergunakan dan manfaatkan dengan sebaik mungkin, tidak hanya menyimpan dan
berharap talenta itu akan berbuah dengan sendirinya. Bahkan tanaman perlu
diberi air untuk hidup, perlu dipelihara oleh alam untuk berbuah. Apalagi
kemampuan yang Tuhan titipkan kepada kita yang perlu kita kembangkan dengan
usaha sendiri, tentu dengan keyakinan dan kekuatan yang dikaruniakan oleh-Nya.
Namun terbayangkan apabila kita tidak pernah dibekali kemampuan berpikir dan
bertindak? Mungkin kita hanya sebuah boneka tanpa nyawa. Namun karena kita
dijadikan serupa dengan-Nya dan nafas-Nya dihembuskan dalam diri kita maka kita
memiliki roh-Nya yang kudus.
Nah, semuanya berasal
daripada-Nya kan? Yah, semuanya tidak akan ada dengan kekuatan dan kekuasaan
kita sendiri, namun semua kekuatan dan kekuasaan kita ini berasal daripada-Nya.
Tuhan dapat memberi semuanya kepada kita, namun Dia pun memiliki kuasa
mengambil semuanya daripada kita.
Apa kita tidak pernah melihat
bagaimana seorang yang kaya dengan mudahnya bangkrut, semua tidak terjadi
dengan kebetulan. Semuanya pasti ada sebab dan akibatnya. Namun seseorang yang
tetap setia kepada Tuhan meskipun dalam kelimpahannya dan keterpurukannya, dia
akan menjadi sungguh luar biasa.
Biasanya ketika menjadi
berkelimpahan, ada orang-orang berkata bahwa itu usahanya, tetapi ketika dia
bangkrut, dia akan berkata ini nasib, bahkan mulai menyalahkan Tuhan. Namun
itulah ciri-ciri orang fasik yang tidak percaya bahwa segalanya berasal dari
Tuhan.
Seperti kesaksian yang pernah
saya dengar.
Dia dan keluarganya berada di
ujung tanduk, bertubi-tubi masalah keuangan, pendidikan, dan kesehatan
menyerang keluarganya. Namun saat itu, pemeliharaan Tuhan terlihat luar biasa,
barang-barang yang selama ini sangat susah laku dan didiamkan begitu lama,
dalam beberapa bulan ludes terjual. Permintaan datang dengan sendirinya.
Padahal dia sudah sangat bingung karena pinjaman yang terasa berat di kantong,
bahkan sebagai manusia ketakutan akan kehilangan segalanya menguasai dirinya.
Namun inilah yang berbeda orang
percaya dan orang fasik. Dia mengerang kepada Tuhan akan semua hal yang
menimpanya, dia tetap setia di saat kelimpahan ataupun di saat terburuk dalam
hidupnya. Perlahan, Tuhan pulihkan semuanya. Keuangannya berbalik menjadi
semakin bagus dan menjamin masa depan anak-anaknya.
Dari hal tersebut, kita melihat
Tuhan tidak akan membiarkan anak-Nya berada dalam masalah. Dia akan segera
memulihkan ketika anak-Nya sungguh membutuhkan-Nya. Bahkan Dia sanggup
mengirimkan orang-orang di dunia untuk membantu anak-Nya yang satu ini. Mengapa
kita mengeraskan hati hanya percaya pada usaha dan kerja keras kita yang
tampak? Padahal sesungguhnya, ada pekerjaan tangan-Nya yang berkeliling di
sekeliling hidup kita, tidak pernah terlihat oleh mata kita namun saya percaya
selalu dapat kita rasakan ketika masuk dalam hadirat-Nya. DIA selalu bersama
kita.
Mari tetap berharap dan
mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara, sekecil apapun itu.
Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment