Saturday, December 13, 2014

Datang dan kembali daripada-Nya



Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. (Ulangan 8:17)

Waktu-waktu sekarang, di mana orang-orang terus memeringatkan bahwa akhir zaman sudah begitu dekat. Muncul juga sifat-sifat egoisme yang membuat sebagian orang menganggap apa yang diperoleh saat ini merupakan kerja keras yang telah dia lakukan bertahun-tahun. Namun patut diingat, apabila semuanya tidak Tuhan ijinkan terjadi, maka sekeras apapun berusaha semuanya hanya akan sia-sia saja.
link di sini

Saya pernah bertemu dengan orang, “ndak perlu doa-doa buat jadi kaya, kalo nggak berusaha juga percuma” sambil mencibir bahwa doa seakan-akan usaha menjaring angin. Menurut saya itu SALAH BESAR. Memang doa tanpa usaha itu juga percuma karena Tuhan tidak pernah mengajarkan kita untuk berdiam diri dan hanya menunggu secara ajaib ‘hujan kelimpahan’ dalam hidup kita. Namun tentu saja tidak ada kelimpahan tanpa kesetiaan kita kepada Tuhan. Kalaupun orang-orang seperti itu hidup berkelimpahan dalam dunia, sesungguhnya dia hanya mendapat satu dari dua kelimpahan itu sendiri. Serta ada harga ‘mahal’ yang harus dia bayar. Semuanya bukan berasal dari kuasa Tuhan.

Sebab kelimpahan yang dijanjikan Tuhan, Allah kita tidak hanya di dunia, tetapi di Sorga. Bersama Tuhan, Allah kita, saya percaya kita akan diberi kelimpahan di dunia dan sorga. Walaupun, mengikuti Tuhan, Allah, kita juga ikut memikul salib sebagai anak-Nya sebab Tuhan tidak menjanjikan pembebasan dari derita dunia karena setiap manusia tetap terikat dengan kedagingan mereka.

Akan diberi kelimpahan dan tingkap-tingkap akan terbuka seperti di Maleakhi 3:10 asalkan kita tetap setia dalam berbagai perkara kecil yang telah difirmankan Tuhan, Allah kita.

Seperti tuan dan hambanya dalam perumpaan talenta di mana tuannya menitipkan kepada tiga hambanya lima talenta, dua talenta, dan satu talenta. Hamba yang menerima lima talenta mempergunakannya dan menghasilkan lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta mempergunakannya dan menghasilkan dua talenta. Sementara hamba yang menerima satu talenta menguburkannya. Kemudian, talenta itu diambil daripadanya karena sejak awal sampai akhir, sesungguhnya talenta itu bukanlah miliknya.

Seperti itu perumpamaan tentang Bapa kepada kita. Bapa memercayakan talenta kepada kita untuk dipergunakan dan dikembangkan. Ketika dipercayakan berapapun talenta yang Tuhan berikan, kita pergunakan dan manfaatkan dengan sebaik mungkin, tidak hanya menyimpan dan berharap talenta itu akan berbuah dengan sendirinya. Bahkan tanaman perlu diberi air untuk hidup, perlu dipelihara oleh alam untuk berbuah. Apalagi kemampuan yang Tuhan titipkan kepada kita yang perlu kita kembangkan dengan usaha sendiri, tentu dengan keyakinan dan kekuatan yang dikaruniakan oleh-Nya. Namun terbayangkan apabila kita tidak pernah dibekali kemampuan berpikir dan bertindak? Mungkin kita hanya sebuah boneka tanpa nyawa. Namun karena kita dijadikan serupa dengan-Nya dan nafas-Nya dihembuskan dalam diri kita maka kita memiliki roh-Nya yang kudus.

Nah, semuanya berasal daripada-Nya kan? Yah, semuanya tidak akan ada dengan kekuatan dan kekuasaan kita sendiri, namun semua kekuatan dan kekuasaan kita ini berasal daripada-Nya. Tuhan dapat memberi semuanya kepada kita, namun Dia pun memiliki kuasa mengambil semuanya daripada kita.

Apa kita tidak pernah melihat bagaimana seorang yang kaya dengan mudahnya bangkrut, semua tidak terjadi dengan kebetulan. Semuanya pasti ada sebab dan akibatnya. Namun seseorang yang tetap setia kepada Tuhan meskipun dalam kelimpahannya dan keterpurukannya, dia akan menjadi sungguh luar biasa.

Biasanya ketika menjadi berkelimpahan, ada orang-orang berkata bahwa itu usahanya, tetapi ketika dia bangkrut, dia akan berkata ini nasib, bahkan mulai menyalahkan Tuhan. Namun itulah ciri-ciri orang fasik yang tidak percaya bahwa segalanya berasal dari Tuhan.

Seperti kesaksian yang pernah saya dengar.

Dia dan keluarganya berada di ujung tanduk, bertubi-tubi masalah keuangan, pendidikan, dan kesehatan menyerang keluarganya. Namun saat itu, pemeliharaan Tuhan terlihat luar biasa, barang-barang yang selama ini sangat susah laku dan didiamkan begitu lama, dalam beberapa bulan ludes terjual. Permintaan datang dengan sendirinya. Padahal dia sudah sangat bingung karena pinjaman yang terasa berat di kantong, bahkan sebagai manusia ketakutan akan kehilangan segalanya menguasai dirinya.

Namun inilah yang berbeda orang percaya dan orang fasik. Dia mengerang kepada Tuhan akan semua hal yang menimpanya, dia tetap setia di saat kelimpahan ataupun di saat terburuk dalam hidupnya. Perlahan, Tuhan pulihkan semuanya. Keuangannya berbalik menjadi semakin bagus dan menjamin masa depan anak-anaknya.

Dari hal tersebut, kita melihat Tuhan tidak akan membiarkan anak-Nya berada dalam masalah. Dia akan segera memulihkan ketika anak-Nya sungguh membutuhkan-Nya. Bahkan Dia sanggup mengirimkan orang-orang di dunia untuk membantu anak-Nya yang satu ini. Mengapa kita mengeraskan hati hanya percaya pada usaha dan kerja keras kita yang tampak? Padahal sesungguhnya, ada pekerjaan tangan-Nya yang berkeliling di sekeliling hidup kita, tidak pernah terlihat oleh mata kita namun saya percaya selalu dapat kita rasakan ketika masuk dalam hadirat-Nya. DIA selalu bersama kita.

Mari tetap berharap dan mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara, sekecil apapun itu. 

Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment