Monday, December 15, 2014

Penyamun hati



Dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” (Matius 21:13)

Matius 21:12-17 menceritakan penyuciaan Bait Allah, di sana Tuhan Yesus membalikkan meja-meja penukar uang dan pedagang burung. Di Rumah-Nya yang suci, orang-orang mencari untung dengan menggelar dagang padahal Bait Allah dipergunakan untuk memuliakan Tuhan, bukan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.


Baru-baru ini, saya mendengar khotbah untuk adanya ketidaktulusan jemaat yang beribadah setiap minggunya. Beberapa dari mereka bisa saja memiliki maksud untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Bahkan sempat ada kesaksian, ada jemaat yang hanya menginginkan berkat Tuhan saja sehingga datang untuk memuji Tuhan. Namun ketika Tuhan memberkatinya, dia malah tidak pernah lagi datang untuk memuji Tuhan.

Hari ini, coba periksa hati kita, apa yang benar-benar ada dalam hati kita. Apakah kita benar-benar datang untuk mencari Tuhan atau berbisnis atau bahkan mencari pasangan hidup?

Sesungguhnya, mungkin saja dalam hati kita, ada ‘penyamun’ yang tidak kelihatan dan tanpa kita sadari tengah menguasai hati sehingga motivasi kita beribadah dan melakukan segala hal-hal untuk sesama hanyalah untuk kepentingan sendiri semata. Kepentingan itu bisa seperti: memperlihatkan betapa baiknya kita, mencari relasi, mencari pasangan, mencari simpati, dan lain sebagainya.

Mungkin dewasa ini, di halaman Gereja tidak ada lagi penyamun yang menjajakkan dagangannya, tetapi apa kita yakin bahwa hati kita sendiri bebas dari penyamun yang tidak pernah disadari?

Saya selalu mendengar doa yang berisi, “murnikan motivasi kami, Tuhan.” Sebenarnya menurut saya, doa itu perlu kita naikkan agar setiap motivasi ‘egois’ tidak lebih besar daripada motivasi murni kita untuk mencari wajah-Nya. Sehingga ‘penyamun’ itu pun dapat semakin kecil dan hilang dari hati kita. 

Dan ketika kita berada di hadapan Tuhan, kita beribadah karena kita mengasihi Tuhan, bukan semata untuk mendapatkan berkat-berkat Tuhan saja.

Tuhan Yesus memberkati
----
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment