Tuhan itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya (Amsal 15:29)
Beberapa waktu lalu, kepahitan perlahan menghitamkan hati ketika saya menaruh rasa kecewa kepada seseorang. Bahkan sahabat saya membenarkan apa yang tengah kurasakan, "iyah, aku melihat kamu mulai menumbuhkan benih kebencian."
Yah, benar. Apalagi itu menjadi kerugian membenci orang-orang yang seharusnya saya kasihi. Mengapa? Sebab mereka adalah orang-orang yang telah menghabiskan lebih dari separuh hidup saya.
Saya menjadi sama dengan orang-orang fasik yang masih memendam kepahitan kepada seseorang. Bagaimana menjadi orang benar yang doanya didengar oleh Tuhan kalau diri sendiri saja belum berlaku benar. Belum berusaha untuk menghilang dan menghapus kepahitan itu sendiri?
Saya mulai bertanya-tanya apakah Tuhan bisa melihat kesungguhan hati saya di setiap doa yang saya panjatkan dengan sungguh-sungguh.
Sepertinya hati yang pahit hanya akan menghitam dan memburamkan kejernihan hati. Bahkan jikalau pun saya berkeinginan mendoakan orang yang membuat hati saya pahit pun, rasanya hanya akan menjadi sia-sia. Bagaimana bisa saya ikhlas mendoakan dia sementara saya masih menyimpan kepahitan terhadapnya?
Hal itu seumpama, saya meminta seseorang melihat dasar danau di saat airnya buram bahkan menghitam. Dia tidak akan bisa melihat sampai ke dasarnya, bahkan untuk melihat setengahnya saja dia akan kepayahan.
Berdoa syafaat apalagi bagi orang yang menyakiti kita merupakan salah satu tindakan "super" yang perlu kita pelajari sehingga kita sendiri tidak hanya meminta berkat buat diri sendiri, tetapi untuk orang lain juga.
Oleh karena itu, perlu menumbuhkan keikhlasan karena pernah disakiti secara fisik ataupun mental. Sebab keikhlasan tidak akan pernah terwujud tanpa "memaafkan" dan "melepaskan" rasa marah, kecewa, dan kesedihan yang merupakan penyebab kita menyimpan kepahitan.
Memang melakukannya bukanlah perkara mudah seperti:
1. Mengakui
"Yah, aku membencinya" merupakan pengakuan yang sangat susah apalagi bagi kita yang selama hidup dengan doktrin 'tidak boleh membenci sesama'. Namun seumpama orang yang sedang sakit, dia harus mengatakan bagian mana saja yang sakit agar dokter dapat mengobatinya. Seperti itu juga, kita harus mengakui apa yang dirasakan hati untuk memperbaiki dan belajar memaafkan orang yang menyakiti kita. Karena selama kita membohongi diri sendiri, kita tidak akan pernah bisa menemukan solusi untuk mengobati perasaan atau hati kita.
"Yah, aku membencinya" merupakan pengakuan yang sangat susah apalagi bagi kita yang selama hidup dengan doktrin 'tidak boleh membenci sesama'. Namun seumpama orang yang sedang sakit, dia harus mengatakan bagian mana saja yang sakit agar dokter dapat mengobatinya. Seperti itu juga, kita harus mengakui apa yang dirasakan hati untuk memperbaiki dan belajar memaafkan orang yang menyakiti kita. Karena selama kita membohongi diri sendiri, kita tidak akan pernah bisa menemukan solusi untuk mengobati perasaan atau hati kita.
2. Berdoa
Paling penting mengakui di hadapan Tuhan dan memohon pengampunannya. Mintalah pemulihan kepada Tuhan yang sanggup mengerjakan segala perkara. Ketika kita bersungguh-sungguh ingin pulih dan lepas dari pendaman kepahitan, Tuhan tidak akan tinggal diam. Dia akan memulihkan sesuai dengan waktu-Nya.
Paling penting mengakui di hadapan Tuhan dan memohon pengampunannya. Mintalah pemulihan kepada Tuhan yang sanggup mengerjakan segala perkara. Ketika kita bersungguh-sungguh ingin pulih dan lepas dari pendaman kepahitan, Tuhan tidak akan tinggal diam. Dia akan memulihkan sesuai dengan waktu-Nya.
3. Tekad
Kuatkan niat kita untuk berubah dan belajar. Sebab hal yang mudah tidak perlu dipelajari, namun justru sesuatu yang sulit itulah kita perlu belajar. Belajar terus dengan membaca lembaran motivasi atau firman Tuhan, sharing dengan orang yang bisa kita percaya, dan jangan mudah digoyahkan apabila seseorang yang menyakiti kita itu mulai berulah lagi. Jangan mudah terpancing emosi menjadi salah satu tekad kita untuk merubah kualitas iman kita. Sebab, anak-anak Tuhan merupakan anak-anak penuh kasih yang dimampukan untuk berbesar hati dalam memaafkan.
Kuatkan niat kita untuk berubah dan belajar. Sebab hal yang mudah tidak perlu dipelajari, namun justru sesuatu yang sulit itulah kita perlu belajar. Belajar terus dengan membaca lembaran motivasi atau firman Tuhan, sharing dengan orang yang bisa kita percaya, dan jangan mudah digoyahkan apabila seseorang yang menyakiti kita itu mulai berulah lagi. Jangan mudah terpancing emosi menjadi salah satu tekad kita untuk merubah kualitas iman kita. Sebab, anak-anak Tuhan merupakan anak-anak penuh kasih yang dimampukan untuk berbesar hati dalam memaafkan.
Dengan tiga langkah sederhana namun tentu saja tidak mudah dilakukan, kita diharapkan untuk melepas semua kepahitan agar apapun yang kita lakukan, kita tetap berusaha hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Setidaknya, dengan berusaha kita dimampukan untuk memurnikan dan menjernihkan lagi hati yang mungkin telah tercemar oleh kepahitan.
Sehingga, doa itu tidak hanya perlu kesungguhan semata tetapi juga hati yang tulus ikhlas. Untuk berdoa bagi siapapun juga tak lagi menjadi batu sandungan dan kita dimampukan.
Tidak ada yang bisa benar-benar menklaim bahwa dirinya berkenan dan hidup benar di hadapan Tuhan kecuali Tuhan sendiri. Namun apabila kita berusaha melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tidak ada yang pernah sia-sia di hadapan-Nya.
Tuhan Yesus memberkati
---
Lily Zhang
---
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment