Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! (Lukas 13:7)
![]() |
http://www.stempelschmidt.de/start.html |
Perumpamaan yang diperkatakan
oleh Tuhan Yesus ini seperti iman yang tidak pernah berbuah meskipun telah
mengikuti Kristus bertahun-tahun. Akhir-akhir ini, sebagian orang menganggap
perkara kecil Kristus tidaklah penting. Orang-orang mulai menghindari Gereja,
jarang berdoa, bahkan jarang mengandalkan Kristus dalam setiap perkara hidup. Hidup
sebagai Kristen hanya sebagai stempel
religiusnya dan mungkin hanya
tercatat di kartu tanda pengenal.
Paling menyedihkan di kala
orang-orang berkata, “buat apa berdoa terus, lakukan dan cari jalan keluar, doa
tidak akan menolong.” Atau mereka akan berkata, “jangan cuma berdoa terus.” Memang
benar doa tanpa usaha adalah nihil sebab Tuhan tidak pernah mengajarkan kita
untuk malas berusaha. Namun usaha tanpa doa pun percuma. Setuju? Doa membuka jalan yang buntu, banyak kesaksian ajaibNya Tuhan ketika menghendaki kelimpahan terjadi dalam hidup seseorang.
Di kala mereka mendapat masalah keuangan, mereka bukannya mengandalkan
Tuhan, mereka malah lari dengan mengandalkan manusia. Yah, kebanyakan kali
perhatian saya sendiri jatuh pada orang-orang yang kesulitan keuangan
memfokuskan diri hanya untuk mencari pergaulan dengan manusia dan mengindahkan
pergaulan dengan Tuhan.
Lebih banyak orang yang memiliki
sakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis yang mengandalkan Tuhan,
daripada orang yang sakit secara materi. Ketika beberapa kali saya menganjurkan
seseorang yang kesulitan keuangan untuk berdoa, mereka hanya mengangguk dan
“iya” namun perasaan saya sendiri tidak begitu yakin kalau mereka melakukan itu
semua. Mereka terlihat sebegitu tidak
tertariknya dengan anjuran saya. Namun, masih ada orang yang mengandalkan
doa sebagai jalan terbaik dan terutama dalam memenangkan perkara kesulitan
keuangan mereka dan antusiasme mereka begitu terasa ketika saya berkata,
“berdoalah dan biarkan Tuhan yang turun tangan.” Itu sangat berbeda, kawan! Binar
di wajah mereka sangat berbeda dengan orang-orang yang mengandalkan kekuatan
mereka.
Contoh di atas hanyalah ilustrasi
betapa tidak bertumbuhnya iman sebagian kita di dalam Kristus. Coba hitung berapa lama
kita telah menjadi satu dengan Kristus dalam baptisan? Sudahkah kita melakukan
– setidaknya – setengah dari perkara-perkara yang benar dalam perkenanan Tuhan
(sesuai firman yang dituliskan dalam alkitab)? Masihkah kita berkobar dalam api
urapannya? Masihkah kita mengandalkan-Nya?
Selidikilah apakah kita sudah
taat dan rutin dalam membaca firman, memahami, dan melakukannya? Sudahkah kita
mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara hidup? Ataukah Tuhan Allah hanya maskot
rohani atau stempel agama kita?
Saat kita menyadari betapa tidak
bertumbuhnya roh kita, apa artinya? Apakah dengan berjalan di tempat akan
mendatangkan berkat dan mujizat? Perbaikilah, sebab tidak ada yang terlambat
untuk memperbaiki pertumbuhan dan menghasilkan buah roh.
Growth your spirit, guys!
Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment