Tuesday, May 5, 2015

Keangkuhan dalam Ketakutan



Ayat bacaan Kejadian 11:1-9
Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.” (Kejadian 11:4)
link

Saat bersekolah, buku pendidikan agama menggambarkan dengan sangat jelas ambisi manusia mendirikan menara yang mencapai langit dengan begitu antusias. Kemudian, ketika bahasa mereka dikacaukan, satu sama lainnya merasa gusar dan akhirnya mereka malah bertengkar.

Pada ayat keempat, pesan tersirat tentang manusia dengan semua kekuatan tangannya berusaha mencapai langit. Hal itu dilakukan agar mereka tidak dicerai-beraikan ke seluruh bumi. Mereka begitu yakin dengan mendirikan sebuah menara tertinggi, maka tidak ada yang bisa mencerai-beraikan mereka. Di sana tersirat bahwa mereka yakin dengan kekuatan tangan mereka yang melampaui mungkin kekuatan lain. Pada cerita menara Babel, tidak satu katapun menyebutkan bahwa mereka mengandalkan Tuhan atau bekerja sesuai kehendak Tuhan. Mereka bekerja karena keinginan mereka sendiri yang ingin mencapai apa yang mereka lihat tertinggi, tentu saja mereka juga merasa mampu mengerjakannya.


Namun apa yang mereka lihat dan pikir, tidak seperti yang dapat terjadi ketika Tuhan mengacaukan bahasa mereka, menjatuhkan kesombongkan dan keangkuhan mereka dengan Firman-Nya kemudian seperti yang mereka takuti yakni terserak, maka terseraklah mereka.

Saya melihat ada nasehat yang dapat diambil dari kisah Menara Babel.

Memegahkan diri. Tidak perlu bagi kita yang telah berhasil menapaki jalan keberhasilan memegahkan diri dan hanya mengandalkan kekuatan sendiri tanpa campur tangan Tuhan, tidak meminta nasehat Tuhan. Seperti hal yang terjadi dengan umat Tuhan yang dikenal sebagai anak yang cerdas namun akhir-akhir ini dia malah memegahkan diri, menyamakan dirinya dengan Tuhan. Bahkan menciptakan aliran penyembahan terhadap dirinya. Sebab kenapa? Karena dirinya yang terlalu banyak dimegahkan orang lain dan tidak adanya pengontrolan diri sehingga dia terlena oleh pemegahan dirinya sendiri.

Ketakutan. Mengapa manusia mendirikan menara? Mereka takut diserakkan Tuhan ke seluruh bumi sehingga mereka tercerai berai. Di sini sangat jelas bahwa ketakutan hanya membawa pribadi kita untuk berambisi mengelabui ketakutan itu sendiri dengan melakukan sesuatu yang tidak patut dikerjakan. Ini seperti orang yang mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahan yang dilakukannya sehingga dia terbebas dari hukuman. Namun adakah kesalahan dan rahasia yang tersimpan sampai mati? Tidak. Tidak untuk manusia apalagi Tuhan?

Apakah akhir-akhir ini kita terus mengandalkan kekuatan diri kita sendiri? Apakah kita tidak pernah menyediakan waktu agar Tuhan turut bekerja membuka jalan bagi kita? Ataukah kita tidak berusaha mencari Tuhan dan bertanya apa yang harus kita lakukan untuk persoalan kita hari-hari ini? Ataukah kita merasa sudah terlalu hebat untuk mengurusi hidup kita sendiri?

Ternyata, terkadang ketakutan kita menghadapi sebuah persoalan membawa kita pada ujung yang kurang menyenangkan, entah karena kita salah memilih jalan atau terlalu nekat untuk mengelabui kebenaran. Terkadang kita terlalu sering mengandalkan diri sendiri dan tenggelam dalam frustasi sewaktu tidak mampu menyelesaikannya. Sebagian orang bahkan mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan semua persoalannya. Karena mengapa? Karena dia angkuh merasa mampu menyelesaikannya sendiri walaupun dia tahu bahwa jalannya salah.

Seperti orang yang awalnya jujur, karena keadaan terjepit dia malah menghalalkan segala cara seperti mencuri untuk mendapatkan uang pengobatan anaknya. Hal seperti itu dilakukan karena dia merasa takut penyakit anaknya bertambah parah dan takut tidak diberikan pinjaman uang karena telah menumpuk utang terlalu banyak. 

Hal seperti ini, adakah yang tidak dapat dilakukan Tuhan untuk kita? Apabila umat-Nya meminta dalam iman dan kebenaran, Tuhan pasti membuka jalannya. Hanya saja, sebagian orang tidak beriman seperti demikian atau bahkan tidak pernah mencobanya sama sekali. Bisa dilihat kesaksian orang-orang yang mengandalkan Tuhan, mereka tidak perlu meminta-minta. Tuhan malah menyediakan jalan ketika orang-orang itu hanya bergantung pada-Nya. 

Believe in Jesus. Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Korintus 2:9)

Tuhan Yesus memberkati
------
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment