Saturday, May 9, 2015

Menelan bulat-bulat


Ayat bacaan Kejadian 12:1-9
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (Kejadian 12:1)
http://raredistro.com/shop/13530

Saya punya seorang sahabat yang penurut banget. Kalau ibunya menyuruhnya jangan pulang malam, maka sebelum waktunya dia akan buru-buru pulang. Kalau saya menganjurkannya untuk makan ini atau itu, walaupun bukan makanan yang enak pun dia akan makan demi kesehatannya, malah dengan rajinnya. Semuanya dia lakukan karena dia percaya pada ibunya yang mencemaskan kebaikannya dan pada saya yang mengharapkan dia tetap sehat. Dan setelah merenung, saya tahu kalau dia percaya sepenuh hatinya. Karena apabila seseorang percaya setengah hati, dia tidak akan menelan bulat-bulat anjuran dan aturan yang dibuat orang lain. 


Berlaku sama dengan Abram yang mempercayai pimpinan Tuhan. Dia diFirmankan untuk meninggalkan negeri tempatnya menetap. Keluar dari zona "nyaman" yang selama ini dikenalnya dengan begitu baik. Menuruti Firman Tuhan untuk memperoleh negeri yang dijanjikan Allah. Bahkan ayat ke tujuh bercerita tentang pemberkatannya dan keturunannya. Bagaimana dia seharusnya bingung dengan janji Tuhan padahal dia tidak bisa memiliki keturunan karena Sarai yang mandul (Kejadian 11:30). Namun karena percaya kepada Tuhan dengan sepenuh hati, dia menuruti kehendak Tuhan. Tanpa membantah, ragu, ataupun merasa takut, Abram memulai perjalanannya. 

Janji Tuhan itu pun dapat dikatakan impian Abram untuk memiliki tanah yang dijanjikan Tuhan. Untuk memperolehnya, Abram harus berani melangkah keluar dari zona "nyaman" sebab tanpa melangkah sedikitpun, dia tidak akan tahu dimana dan bagaimana dia akan memperoleh tanah perjanjian Tuhan. 

Melangkah meninggalkan bapa dan sanak saudaranya tidaklah semudah yang dibayangkan. Meninggalkan tempat biasa, kebiasaan, dan semua yang sangat familiar dengan dirinya sendiri butuh satu alasan yang sangat kuat. Bahkan mengejar tanah perjanjiannya, Abram seharusnya memiliki alasan yang sangat kuat. 

Alasan yang sangat kuat itu sudah dibahas sebelumnya yakni akar dari semuanya itu percaya dengan sepenuh hati, tidak ragu sedikit pun sehingga Abram mampu memiliki mimpi janji Tuhan dan berani melaksanakannya. Abram menjadi berani dan penurut sebagai hasil dari kepercayaannya yang sepenuh hati kepada pimpinan Tuhan Allahnya.

Menilik pada diri kita sendiri, sudahkah kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan menyerahkan semua pimpinan langkah yang kita tempuh ke dalam tangan Tuhan tanpa ragu sedikitpun? Bisakah kita menelan bulat-bulat apa yang diFirmankan Tuhan kepada kita? Jika iya, kita sudah memercayai pimpinan hidup sepenuh hati ke dalam tangan Tuhan seperti yang dilakukan Abram alias Abraham.

Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment