Ayat Bacaan Matius 6:25-34
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)
 |
http://tanmelvyn.com/2013/12/20/god-first/ |
Suatu kali si taat bertanya
kepada si plin plan, “hei, kamu kok
lama ke Gereja, aktif banget tapi nggak mau dibaptis?”
“Lah, mesti?”
“Loh, seharusnya kan begitu.”
“Hmmm... sebenarnya, aku pengennya satu agama sama suami, kalau married sama yang satu agama baru
dibaptis.”
“Emang kalau agama lain?”
“Ikutan suami dong daripada banyak masalah. Terus milih-milih agama
ini lah itu lah!” kemudian si taat hanya
menghela nafas dan tidak mampu menjawab apa-apa, dia tahu kalau sahabatnya itu
si plin plan akan berubah pikiran
lagi sewaktu-waktu.
Bagaimana menurutmu? Benarkah kita harus bertemu cinta dahulu atau taat dahulu?
Seringkali ini menjadi pergumulan banyak wanita lajang yang belum menikah,
tentunya wanita yang tidak terlahir sebagai Kristen. Tetapi apa kata Holy Father tentang hal ini? Pada Matius
6 ayat ke 33 bahwa kita seharusnya mencari dahulu kerajaan Allah, maka semuanya
akan ditambahkan dalam hidup kita. Dalam perikop itu, kita tidak dianjurkan
untuk membiarkan rasa cemas merajarela sehingga kita berjalan tidak sesuai
dengan Firman Allah yang merupakan makanan utama kerohanian kita.
Pada kenyataannya, mendahulukan cinta
daripada iman sepertinya menjadi kebiasaan tersendiri bagi sebagian orang.
Mereka menyangkal iman di dalam hatinya hanya karena mendahulukan cintanya
kepada seseorang. Meskipun, di dasar hati mereka, ada kerinduan kepada Kristus.
Mereka mulai mencari celah untuk membela cinta.
Mulai menggali kekurangan-kekurangan iman yang dimilikinya selama ini. Sebenarnya,
hal itu salah satu bentuk dari kecemasan mereka dalam hal jodoh dan tentunya
hal-hal pendukung lainnya.
Mereka mulai tidak memandang seiman atau tidaknya, taat atau tidaknya,
bahkan mereka menyerahkan keputusan akhir kepada pasangan yang mungkin pada saat itu belum kelihatan
atau tidak sesuai kehendak Allah. Seperti yang dilakukan oleh si plin plan. Hal ini, tidak hanya
berbicara iman yang goyah tetapi ketiadaan prinsip pada diri orang tersebut,
langkahnya mudah goyah karena dia lebih senang memandang wajah pasangannya
daripada mencari wajah-Nya.
Kebiasaan mendahulukan cinta
daripada iman ini tidak terjadi pada
orang-orang yang sedang memilih pasangan hidup, tetapi bahkan orang yang hidup
dengan pasangannya pun seringkali lebih
takut kepada pasangannya daripada kepada Tuhan dengan konsekuensi iman yang
mengering (karena kurangnya ketaatan).
Saat tulisan ini dibaca, saya yakin sekali akan banyak celaan dan
hinaan dari “sebagian orang” yang memilih mendahulukan pencarian cinta seperti
ilustrasi di atas, baik dia wanita ataupun pria. Yah, mungkin tulisan ini
terlalu ekstrim namun mirisnya banyak sekali pengalaman-pengalam orang yang
berdiskusi sampai resah mengenai hal tentang cinta dan iman mereka. Mereka tidak
berani melepaskan karena terlanjur cinta
bahkan justru mulai mencari alasan untuk jauh dari Tuhan dengan mencari
celah-celah yang membenarkan tindakan mereka. Namun satu hal yang terlupakan
bahwa, Kristus itu sempurna. Apabila seseorang benar-benar mencari celah dengan
menekuni Firman Allah dengan sungguh-sungguh maka yang dia temukan itu pasti
bukannya mendapat celah untuk “menyangkal” namun dia pasti mendapat celah untuk
jatuh cinta dengan Allah. Nah loh! Satu
lagi, orang yang mencari celah itu sebenarnya tidak yakin untuk meninggalkan imannya. Nah loh!
Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (Kisah Para Rasul
2:25)
Oleh karena itu, apapun yang kesulitan yang kita alami, God First, senantiasa pandanglah Tuhan
selalu dalam setiap perkara kita. Berserulah kepadaNya, tetap tekun untuk taat
dan setia dalam segala kehendakNya yang bisa kita ketahui dari Firman Allah, maka
Tuhan berjanji akan memenuhi janjiNya (baca : Ibrani 10:36). Jadikanlah Tuhan
Yesus prioritas utama kita dalam setiap musim hidup kita. Ketika dihadapkan
pilihan untuk memilih Iman atau Cinta, apabila kita senantiasa memandang
kepadaNya, saya yakin kita semua bisa memilih Dia terlebih dahulu tanpa ragu
dan tidak goyah meskipun diguncang
sekuat apapun. Yakinlah, Dia akan sediakan pasangan yang sepadan dengan kita,
tidak lebih tinggi dan lebih rendah, namun seseorang yang bisa berjalan di
samping kita.
Marilah kita berdoa agar kita termasuk orang-orang yang mengasihi
Tuhan dan meminta hikmat-Nya ditambahkan dalam setiap keputusan kita untuk
memilih pasangan hidup atau sedang menjalani hidup dengan seseorang yang kita
kasihi. Sehingga kita hidup berjalan dengan berkenan di hadapan-Nya. Amin.
Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang