Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Lukas 16:13)
Sebagai seorang yang bergerak di
bidang perdagangan, saya cukup mengerti apa yang dimaksud dengan dua tuan.
Contoh sederhana saja, apabila staf perusahaan di mana saya memimpin melakukan double job maka konsentrasi mereka akan terpecah
menjadi dua. Pilihannya hanya dua; tetap mengerjakan dua pekerjaan secara
bersamaan dan membuat keduanya berantakan; atau pada akhirnya mereka akan
memilih salah satu prioritas yang bagi mereka lebih mudah dikerjakan dan
mengesampingkan yang lain. Dari kedua pilihan itu, tidak ada yang memiliki
akhir baik.
![]() |
link |
Berbeda dengan staf yang hanya
berkonsentrasi pada satu hal, maka dia akan mengerjakan pekerjaannya secara
maksimal. Seperti seseorang yang tidak bisa menjejakkan kakinya pada dua
jembatan untuk mencapai tujuan, seperti itu pula hidup kita antara mamon dan
Tuhan.
Apa fokus hidup kita?
Mungkin perkara itu yang harus
kita pertanyakan. Apabila seseorang setia kepada Allah, maka dia akan
mempermuliakan Allah dengan hartanya. Sementara seseorang yang setia kepada
mamon (uang) maka dia akan terus memuliakan mamon dan mencari mamon-mamon lain
yang akan mempermuliakan dirinya sendiri.
Seseorang yang setia kepada Allah
akan menjadi hamba-Nya, seseorang yang setia kepada mamon akan menghambakan
dirinya kepada mamon.
Jadi, seseorang yang
berkelimpahan tidak dapat dihakimi bahwa dia memfokuskan diri kepada mamon
sehingga dia terus mengumpulkan harta. Sebab Allah telah berjanji akan
melipatgandakan kelimpahan dalam dunia dan sorga bagi setiap orang yang setia kepadanya.
Sebab mamon adalah di bawah kuasa Allah Bapa kita.
Namun seseorang yang
berkelimpahan ataupun tidak, hal yang harus dipertanyakan hanyalah fokus apa
yang dibawanya dalam dunia ini? Apa yang dipilihnya dalam prioritas hidupnya
antara mamon dan Allah di dalam hatinya?
Jawaban itu ada dalam hati setiap
dari kita yang mengaku sebagai anak-anak Allah, mengaku mengasihi Kristus.
Kepastiannya yakni kita tidak bisa memecah fokus kita karena Tuhan telah
berfirman bahwa tidak ada dua tuan di dunia ini. Tuan dari segala Tuan hanyalah
Tuhan Yesus, salah satu pribadi Allah yang kudus suci.
Ciri-ciri orang yang mulai
menghambakan dirinya kepada mamon :
·
Mamon menjadi prioritas utama
·
Mulai merasa segala sesuatu mampu diselesaikan
dengan mamon
·
Melakukan segala sesuatu untuk mendapatkan mamon
·
Tidak mengindahkan nasehat dan firman Tuhan
serta tidak ingat bergumul dalam memutuskan segala sesuatu tentang mamon kepada
Tuhan
·
Tidak lagi ingat mengandalkan Tuhan dan
bersyukur
·
Mulai memandang remeh, menghina, mencerca orang
yang berkekurangan
·
Bermegah diri dan merasa dunia dalam genggaman
asal mamon bersamanya
·
Merasa dunia runtuh ketika terjadi gangguan
dalam hal kepemilikan mamon
·
Terlalu berpikir melalui akal budi bahwa
memperoleh mamon hanya lewat usaha, bukan dengan penopang doa dan Tuhan sang
Raja Semesta
·
Mulai tidak setia dalam perkara kecil
·
Mulai kikir dan tidak mau berbagi dengan orang
berkekurangan
·
Menghamburkan mamon untuk diri sendiri
·
Bergaul hanya apabila teman dan kerabatnya
memiliki mamon
·
Angkuh, iri, dengki
·
Hidup untuk mengejar mamon dan mengesampingkan
kehidupan rohaninya
·
Dan lain sebagainya.
Apakah kita memiliki sikap salah
satu dari sebagian ciri-ciri di atas? Apabila kita memiliki salah satu sikap di
atas, maka saat kita menyadarinya itu marilah kita memperbaiki diri dan
mendekat lebih intim lagi kepada Tuhan. Sebab Tuhan itu pemilik semesta, Dia
mampu memberi dan mengambilnya kembali sesuai dengan kehendak-Nya, apalagi kita
yang tidak setia?
Tetaplah berfokus kepada Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati
-----
Lily Zhang
No comments:
Post a Comment